Di atas jalan berbatu yang datar, sebuah kereta kuda berjalan dengan kecepatan sedang. Diiringin hembusan angin kencang, sepasang kuda melepas energi mereka guna mengantar penumpang yang berada di dalam kereta ke tujuan mereka. Lebih tepatnya, kereta kuda tersebut melaju menuju manor kediaman Duke Everhart.
Di balik jendela kereta, seorang pria duduk dengan santai sambil memperhatikan wanita kesayangannya dengan tersenyum, duduk bersebrangan. Dipaham dengan ekspresi sendu di wajah wanita tersebut, seperti menggambarkan kerisauan akan sesuatu.
"Ada apa?" ujar pria tersebut dengan nada lembut, menatap pada wanita itu. "Apa yang risaukan, sayangku? Bukankah kau sudah mendengar jika putri tercinta kita, Ryuko sudah siuman dari koma?"
Melihat suaminya mencoba menghiburnya dengan bertanya, sang wanita menjawab, "Aku baik-baik saja, sayang. Hanya saja...," Dia kembali terdiam dan meninggalkan sepatah kata yang belum ia selesaikan.
Sang pria hanya tertawa kecil, melihat betapa lucu dan imut istrinya di saat seperti ini. Dia paham tentang apa yang sedang dipikirkan wanita itu, mungkin sesuatu yang berhubungan dengan seseorang, pikir dirinya. Namun dia memaklukinya, memikirkan sudah berapa lama mereka berdua tidak pulang ke rumah.
"Jangan terlalu dipikirkan, sayang. Semua akan berjalan baik-baik saja." Pria itu membelai dengan lembut pipi wanita itu, memberinya sedikit kehangatan agar dapat keluar dari kekhawatirannya.
"Hah, mungkin yang kau ucapkan ada benarnya, sayang. Tampaknya aku terlalu overthinking."
"Tidak ada salahnya mengkhawatirkan seseorang di lubuk hati, karena itu adalah hal yang biasa dilakukan oleh orang-orang yang jarang pulang ke rumah."
Wanita itu membalas, "yang kau maksud itu kita kan?" Sedikit kerutan tergambar di wajahnya. Melihat sang suami yang terkikih-kikih, dia pun memutar bola mata dan menyandarkan punggungnya ke kursi. Dengan helaan napas pendek dia berkata, "Huh... kenapa sih kau tidak bisa diajak serius, Ronan?"
"Entah bagaimana aku bisa jatuh cinta dengan pria seperti dirimu? Apakah kau menyewa jasa seorang penyihir untuk membuatku jatuh cinta padamu." Wanita itu menatap pria bernama Ronan, suaminya, dengan tatapan datar.
Ronan menjawab dengan nada santai dan senyuman. "Aku? Aku menyawa seorang penyihir hanya untuk membuatmu jatuh cinta padaku? Bukankah kau sendiri yang datang dan menempel kepadaku layaknya sebuah lem, istriku?"
"Huh, itu karena kau terlalu tampan...."
"Benarkah? Hanya karena aku tampan?" Ronan menjawab dengan nada jahil, menyeringai. "Bukannya karena kau suka dengan barang milikku?
Seperti yang ia duga ucapan jahilnya dibalas dengan tatapan tajam dari wanita di depannya, akan tetapi ia bisa melihat rona merah di pipinya, terlihat seakan ia sedang menahan malu. "Ngomong sekali maka kau tidur di luar!" ancam istrinya, hampir melayangkan pukulan ke arahnya.
Ronan tentu saja tidak menganggap serius ancaman itu, malahan seringai di wajahnya semakin melebar.
Ronan membalas, "Yaudah... aku tidur di luar nih," dengan nada mengejek, seakan sedang menyulut api. "Memangnya kamu mau tidur semalaman sendirian? Lagipula kau kan penakut."
"Mulai menyulut api kau!? Awas ya kau! Jika kita sudah sampai di rumah, tidak akan ada makanan yang menanti kehadiranmu!" Astrid dengan wajah merah menyala layaknya sebuah tomat dengan kesal membuang muka. Kali ini dia urat-urat di wajahnya benar-benar mengisyaratkan jika emosinya sedang berkobar dengan hebat.
Ronan, yang merupakan biang keladi, seketika bungkam. Jika sudah menyangkut makanan, pasti istrinya sudah tidak main-main lagi.
"Hehehehe. Maafin aku, sayang~ Iya deh aku menyesal. Maafkan aku!" Ronan meminta belas kasihan pada wanita itu, berlutut di hadapannya. Namun tetap, Astrid tidak sedikitpun melirik bahkan menatap pria yang kini tengah mengelus dengan lembut tangannya, melunakan hati sang singa yang tengah emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tale of Ryuko Everhart
FantasyKazawa Ryuu, bukanlah wanita biasa, dia adalah seorang shogun yang memerintah klannya, klan Kazawa, di Jepang pada abad ke-23. Akan tetapi, takdir harus merubah haluan hidupnya, bereinkarnasi ke dalam tubuh seorang villainness dalam game otome berju...