#9 - Lie Heart

130 25 5
                                    

"Kenapa Sell?"

"Abang kurir yang tadi itu ternyata dia temen satu kelas aku Bang"

"Widih effort banget dia jadi cowok, salut Abang dengernya"

"Aku engga tau maksudnya dia mau apa, tapi akhir-akhir ini dia emang terus-terusan deketin aku. Apa dia ada maksud terselubung ya?"

"Mmm.. Coba ikutin aja rules nya gimana, tapi ada tapinya nih"

"Apa tuh tapinya"

"Jangan BAPER "

"Yeu mana ada aku baper sama dia. Gak akan"

"Kan siapa tau. Bisa aja kan. Hayo, kamu mukanya merah tuh"

"Ihh apaan si Bang John!!!"

"Hayo kamu"

"Engga!!"

Pikiran itulah yang membuat Gisellia nampak bertanya-tanya, mengapa seorang Arjuna bertindak sampai seeffort itu demi mengantarkan makanan. Dia berpikir apakah Arjuna menyukainya sampai bertindak seniat itu ataukah ada alasan disebuah pendekatan itu. Mengingat Arjuna adalah orang baru yang dia kenal dikampusnya dan secara tiba-tiba dia mendekatinya.

Bukan hanya itu saja ada hal lain yang sangat mengganggu pikiran dia sejak lama. Tentu saja orang yang dia cintai sudah seharian penuh tak mengabarinya. Dia mulai overthingking dengan perasaan dan pikirannya. Apakah mungkin yang dibicarakan oleh Karin dikampus semuanya itu benar. Lantas jika memang benar hubungan lima tahun yang dijalani itu terbilang sia-sia saja. 

Rasa cinta begitu besar dan tulus kepada Theo. Kenangan manis kini hanya menjadi bumbu-bumbu pahit yang melekat dihati. Waktu yang dikorbankan menjadi sia-sia semuanya. Theo merupakan seseorang yang dia sayangi melebihi Abang kandungnnya. Mengapa demikian, Theo merupakan cinta pertama Gisellia, seorang yang dulunya menjadi Abang dan tiba-tiba saya saling menyimpan rasa satu sama lain, rasa sayang, aman dan menjadi sayang. Tibalah disuatu saat mereka berdua mulai menyatakan perasaannya masing-masing.

Tapi mengapa? Mengapa harus masa lalu yang mulai mengusik kembali kehidupan Theo. Apakah harus dimaklumi ketika masa lalu mulai menghantuinya lagi. Gisellia mulai berpikir yang tidak benar. Hatinya terasa sesak, pikirannya mulai kacau. Dia kini hanya dilema dengan hatinya, entah pikirannya itu memang nantinya akan terjadi atau hanya sekedar pikiran yang terhembus oleh hembusan angin belaka.

"Dada ini terlalu sesak buat bernafas..."

Air mata itu pun terus menerus menetes dan membasahi pipi Gisellia. Karena rasa penasarannya dia pun mulai menelpon Theo tepat dipukul delapan malam.

"Halo.."

"Iya bby, ada apa?'

"Hah? Kata kamu ada apa"

"Terus aku harus apa?"

"Kok gitu sih, kamu lagi dimana kok rame banget"

"Aku lagi di club sama anak NEOZHA"

"Club kata kamu?"

"Iya club, kenapa emangnya?"

"Kamu lupa?"

"Lupa apa? Aku kenapa, kamu ulang tahun hari ini atau apa?

"Gila ya, kamu lupa engga ngabarin aku selama seharian. Terus tiba-tiba aku denger kabar kamu lagi di club. Wow, Amazing sekali ya kamu"

"Please bby, aku engga mau ribut. Aku lagi main sama anak-anak NEOZHA, lagian aku engga macem-macem ini, engga selingkuh dari kamu bby"

"Seterah kamu mau selingkuh atau engga. Kamu udah tau konsekuensinya kan kalo sampe melanggar aturan yang udah kita sepakati diawal"

NEOZHA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang