Bab 22 | The Afraid

25 6 0
                                    

Selamat Membaca Kisah
Perjalanan mereka

Now playing : Idgitfat - Takut

***

Bab 22 |The Afraid

Takut adalah manusiawi, namun kalian harus berani akan ketakutan itu karena takut itu akan menghambatmu

Akhirnya pertemuan mereka menjadi sebuah persiapan acara pernikahan antara Om Bae dan Tante Linda, dan mereka juga baru menyadari ternyata istri dari orang yang selama ini membantu mereka dari belakang adalah guru sekaligus wali kelas mereka yang sangat sayang kepadanya.

Dan ini paruh pertama kalinya mereka mendapatkan sebuah kasih sayang dari orang lain.  Walaupun mereka sebenarnya dari kecil sudah mendapatkan kasih sayang dari orangtua masing-masing tetapi kasih sayang dari sahabat dan juga pacaran membuat mereka seakan kurang apalagi di masa-masa pendewasaan and sekarang.

Ternyata malam tadi menjadi perayaan untuk menyiapkan acara pesta pernikahan mereka. Sepertinya ini adalah cara yang terbaik untuk melampiaskan apa yang sudah menjadi dinda mereka karena sudah cukup bagi ketiganya mendapatkan hati mereka dan saatnya mereka menghancurkan apa yang sudah mereka dapatkan.

Dan mungkin mereka harus memberi tahu om nya terlebih dahulu tentang mengenai masalah mereka melakukan ini, karena semua keputusan tergantung kepada orang yang selama ini mengurusi mereka.

"Griya, Putra. Kita nggak punya pilihan lain selain kita melakukan eksekusi pada saat malam itu," ujar Rendra.

"Gue setuju. Tapi sebelum melakukan apapun kita harus kasih tahu yang lainnya tentang apa yang menjadi rencana kita," kata Putra.

Akhirnya mereka bertiga yang telah bersiap-siap menunggu teman-teman yang lainnya dan satu persatu diantara teman-teman itu mulai menunjukan batang hidungnya di mulai dari Bimo, Mahen, Okta dan Arkan. Dan setelah mereka berkumpul langsung saja berangkat meninggalkan basecamp nya.

Setelah beberapa purmana mereka kembali kompak, setelah ketiga yang lainnya sibuk dengan musuh yang telah anggap mereka teman.

Dan mereka sampai juga di sekolahan lalu sontak saja mereka jadi pusat perhatian. Entah apa yang terjadi kepada mereka ber 7 sekarang karena jujur mereka tidak melakukan apapun selain hanya untuk memantau situasi 3 juara itu.

Bahkan sepanjang perjalanan menuju koridor kelas, tidak lepas pandangan mereka dari Pengikut Harley Queen. Seolah ada yang salah sama mereka, akan tetapi mereka tidak tahu apa yang salah dari mereka.

"Kok orang-orang pada liatin kita," pikir Mahen.

"Entahlah. Padahal kita yang di cuekin sama Putra, Griya dan Rendra karena gara-gara aksi mereka yang mendekati 3 juara tapi kenapa sekarang kita semua yang jadi sasaran," kata Bimo.

"Kalian berpikiran sama kan?" tanya Griya.

"Iya."

Sampai akhirnya wali kelas mereka Bu Linda datang ke kelas mereka.

"Pagi. Anak-anak Ibu," sapa Linda.

"Pagi. Bu Linda!" kagetnya.

"Pasti ada yang anehkan. Bukan hanya kalian yang aneh, Ibu juga merasa aneh sekarang karena suami Ibu memberitahu bahwa kalian bertujuh ini adalah anak Ibu, walaupun angkat sih,"

Ternyata itu yang menjadi pusat perhatian pada hari ini. Ternyata seantero sekolah ini sudah tahu bahwa mereka bertujuh adalah anak angkat dari Pak Bambang dan Ibu Linda.

"Jadi gimana? Enak tidak jadi pusat perhatian?"

Sebenarnya enak tidak enak sih kalau sudah di tanya seperti itu. Mungkin mereka memang ingin menjadi seperti 3 juara umum, akan tetapi kalau ini di lakukan oleh wali kelas meraka akan menjadi bahan pembicaraan orang-orang apalagi para netizen yang terhormat.

Tapi sekarang nasi telah menjadi bubur dan mereka tidak bisa melakukan apa-apa sekarang. Dalam pikiran mereka adalah bagaimana caranya membalas dendam kepada 3 juara umum.

"Ya sudah kalo gitu, sekarang kembali ke kelas kita belajar."

***

Rasa-rasanya dunia ini milik mereka berdelapan. Kenapa bisa mengatakan seperti itu karena hanya Linda dan Pengikut Harley Queen yang melakukan sistem pembelajaran, karena hanya mereka yang melakukan seolah-olah les privat.

Linda keluar karena jamnya sudah selesai sedangkan yang lainnya sibuk mau siap-siap untuk menikmati waktu istirahat.

"Sebelum beranjak. Kita bertiga mau ngomong sesuatu sama kalian?"

"Ngomong apa?"

"Masalah 3 juara umum. Kita harus mengeksekusinya nanti pada saat Linda dan Bambang merayakan ultah pernikahan mereka," jelas Rendra.

"Kalian yakin?" tanya Bimo.

"Yakin gak yakin pokoknya harus yakin."

"Kita semua sih ikut saja ya," timpal Okta.

" ya sudah kalau begitu kali baik kita rencanakan ini sambil waktu berjalan saja karena kita tidak tahu ada mata-mata di sekitar sini ya mengawasi gerak-gerik kita," jelas Griya.

Namun sebelum itu pas istirahat ini pasti mereka bertiga kamu penjara untuk menuju ke 3 juara umum dan mau tidak mau yang lainnya harus menyaksikan betapa indahnya persahabatan yang mereka buat atas nama balas dendam yang selama ini mereka pendam.

Jujur untuk Okta, Mahen, Arkan juga Bimo mereka sudah bisa menyesuaikan diri tanpa kehadirannya Rendra, Griya dan Putra karena mereka sudah tahu tujuannya mendekati 3 juara umum itu apa dan mau tidak mau mereka juga harus ikut gabung bagaimanapun caranya walaupun secara harfiah tidak seimbang karena ada satu dari 7 orang namun Arkan sama sekali tidak ikut campur dia lebih memilih asyik dengan dunia sendiri.

"Lo yakin gak mau gabung," kata Okta.

"Sebenarnya gue males dan lo juga pasti males sih sebenarnya tapi kenapa lo malah ikut sama Griya," ucap Arkan.

"Siapa bilang gue males untuk gabung sama mereka justru ini kesempatan gue untuk nggak bisa mereka karena Amelina memiliki cita rasa yang unik dan itu membuat gue berpikir bahwa asik berteman dengan dia,"

"Iya-iya serah lo."

Mereka berenang memutuskan untuk keluar dari kelas karena mereka akan mengikuti apa yang menjadi permainan untuk mendekati 3 juara umum, sedangkan Arkan tidak tertarik dengan semua itu lebih baik dia berfokus kepada masa depannya karena sekarang pikirannya sedang kacau apabila semua yang mereka lakukan terbongkar begitu saja dan ini akan menyangkut pada hukuman yang berat karena sudah menyangkut nyawa seseorang.

Sebenarnya yang di inginkan Arkan cuma satu, yaitu makan-makanan enak akan tetapi kenapa harus menggunakan kekerasan hingga menghilangkan nyawa seseorang hanya untuk makanan.

Kala ia berpikir tentang masa depan, Tiba-tiba sesuatu berbunyi aneh dan itu berasal dari alat yang berada di tas milik Bimo.

"Kayaknya penting. Tapi gapapa kali, gue cek."

Dengan tidak sopan, Arkan mengambil alat milik Bimo. Ternyata itu berasal dari tablet yang terhubung ke dalam kamera yang dipasang oleh Bimo di beberapa tempat. Dan pada saat ia mengecek ke dalam benda itu ternyata ada sesuatu gerakan aneh disana.

"Tunggu! Siapa ini?"

Arkan melihat dengan seksama Tentang Seseorang yang ternyata masuk ke dalam basecamp nya, seorang cowok yang menggunakan jas dokter kini sekarang berada markas mereka. Arkan hanya memiliki satu kemungkinan yaitu takut masalah ini terbongkar begitu saja.

***

Tbc.

Yeyeyeye akhirnya lis bisa lihat lagi kalian membaca ini. Karena menuju Penghujung cerita jadi cerita ini akan dipercepat untuk menuju klimaks akhir..... mudah-mudahan feelnya bisa dapat membuat kalian deg-degan!!!

Jangan lupa vote and coment 👧
Tinggalkan Jejak 👣

Lis_author

SGS [8] Thriller | Anak-Anak Tanpa Cinta | NEVEL ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang