TENTANG JANJI

TENTANG JANJI 35

MEMASUKI PART DIMANA MITA MULAI MUNCUL...🥰🥰🥰

SIYAP SIYAP YAAAA...

JANGAN LUPA DI VOTE KAKAK

DAN DIKOMEN YANG BANYAK YAAAAAA...

SELAMAT MEMBACA
LUV💜OCTOIMME

Sebelumnya...

=================

"Kamu baik-baik saja disana ?"

Ia terkekeh geli, pertanyaan nya tadi seolah berbalik mengejeknya.

"Aku yang nggak baik-baik saja, Mi"

"Aku yang kacau..."

"Kamu pasti baik-baik saja.."

"Kamu baik sama semua orang, kebaikan yang kamu tanam akan menjaga kamu dimana pun kamu ada..."

Ia menatap barunya langit, dengan gugusan awan putih yang menghiasi. Pemandangan yang belakangan sangat jarang ia nikmati. Padahal dulu ini adalah  pemandangan nya setiap hari.

Dan kini ia baru bisa menghargai  apa yang dulu ia anggap biasa saja.

"Anak kita, Sukma...dia juga pasti baik-baik saja kan, Mi?"

Ia menatap langit agar air matanya tak jatuh.

"Sukma berada di tangan yang terbaik..."

Ucapnya dengan yakin, bibirnya menyungging senyum, walau tak sempurna karena ia menahan tangis yang selalu terbit saat ia mengingat putrinya itu.

"Aku hanya ingin memeluknya, Mi..boleh kah?"

Percuma memandang ke langit, karena air matanya tumpah juga.
.
.

============
.
.
.
.
.
.
.
.

Jiwa menatap Cahaya yang meringkuk di tempat tidur. Kamar mereka hanya diterangi lampu tidur yang menempel di dinding.

Apa yang sudah ia lakukan pada pernikahan mereka?

Mengapa semua nya menjadi terkendali sama sekali?

Kemana rencana-rencana indah yang dulu dengan mudah terpampang nyata di depan mata, yang tanpa repot mereka susun.

Dulu hanya ada senyum di wajah mereka, dulu hanya ada tawa dan rasa bahagia yang mengisi hati mereka. Dulu semua terlihat sangat mudah dan sangat sesuai dengan harapan mereka.

Rasa cinta mengisi hari-hari mereka dengan selaksa cerita indah, karir yang meroket tajam, job yang datang bagai air bah, kemudahan-kemudahan yang mengalir begitu saja dalam hidup mereka.

Indah, tak ada kesulitan, tak ada yang  bisa membuatnya marah pada Cahaya, tak ada yang bisa membuatnya kecewa dan tak ada yang bisa membuat berhenti mencintai Cahaya, bahkan penolakan Renjana dan Raga, tak menyurutkan keinginannya, dua orang yang bahkan sedarah dengannya, tak membuat ia undur dari rencana masa depannya bersama Cahaya.

Semua terlihat sempurna. Cahaya adalah sesuatu yang ia cari selama ini.

Hidupnya penuh pelangi saat bersama wanita muda segar dan energik itu. Dengan mudah ia tergila-gila dengan kecantikan Cahaya. Caranya berbicara dan tertawa. Kejeniusan nya dalam menjiwai peran yang membuat semua perhatian tertuju padanya.

Jiwa tak pernah bosan pada Cahaya, hingga ia tak bisa melepaskan pandangan nya dari wanita itu. Wanita dengan senyum lembut dengan suara merdu yang membuai seluruh panca inderanya

Yang akhirnya membuat ia yakin untuk memilih mengganti arah takdirnya.

Saat itu ia sangat siap dengan segala konsekuensi yang harus ia hadapi.