TENTANG JANJI 52

1.7K 306 42
                                    

MARI KITA LANJUTKAN

CERITA INI...

JANGAN LUPA VOTE🥰

DAN BERIKAN KOMENTAR 😘

SELAMAT MEMBACA
LUV💜OCTOIMMEE

.
.
.

SEBELUMNYA
≈=≈============

Degup jantungnya berkejaran.

"Jiwa, kamu baik-baik saja?"

Sudah lama ia tak mendengar suara lembut itu menanyakan keadaannya.

Suara yang selalu penuh perhatian padanya.

Lalu wajah penuh perhatian itu, wajah teduh yang dulu setia menemaninya.

Rasa bersalah berdentam dentam menghantam relung hatinya.

Jiwa tertegun, ia tak siap dengan kejutan ini.

Kini dua wanita yang sama cantiknya kini telah berdiri lebih dekat dengan dirinya.

"Ya, aku.....baik..." Lagi suaranya bergetar.

Mita tersenyum lembut penuh pengertian dan  menenangkan, seolah mengatakan jika semua akan baik-baik saja.

Selalu begitu, Mita selalu mengerti akan dirinya, bahkan kadang Mita lebih mengerti dirinya dari pada dirinya sendiri.

Jiwa bisa melihat Paramita menarik nafas seolah bersiap mengatakan sesuatu yang penting.

Jiwa menahan nafasnya.

"Ji, ini Ara, putri kita.."
.
.
.
Jiwa tertegun

Putri kita..

Mita menyebut putri kita..

Jiwa tidak percaya

Saat Mita menyebut kalimat Putri kita..

Ara,

Sukma,

Sukma..

Oh Tuhan..

Ini putrinya..

Jiwa menatap gadis kecil yang juga menatapnya dengan sorot mata ingin tahu.

Paramita membungkuk, mensejajarkan wajahnya dengan gadis kecil bergaun pink itu.

Jiwa tertegun melihat pemandangan indah didepannya. Paramita dan putri mereka.

Harusnya pemandangan itu yang ia saksikan setiap hari. Pemandangan yang pasti akan membuatnya bahagia dan panjang umur.

"Ara...ini siapa ya?" Tanya Mita dengan senyum di wajahnya.

Gadis kecil itu tersenyum dengan mata bersinar-sinar.

"Dadah..?" Ujarnya dengan suara menggemaskan.

Dadah?

Jiwa melengkungkan bibirnya, walau sejak tadi bibirnya gemetar menahan emosi yang sangat hebat.

Dadah..

Ya, Jiwa tahu siapa yang disebut gadis kecil itu dengan dadah

Mita mengangguk.

"Yes he is your Dadah, say hi."

Mata indah itu menatapnya dengan  gembira.

"Hi Dadah.."

Seru gadis kecil itu sedikit malu-malu. Tapi binar mata itu lantang menyorotnya. Seakan memanggilnya untuk memeluknya segera.

TENTANG JANJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang