TENTANG JANJI 33

1.8K 300 77
                                    

JUMAT

SAATNYA TENTANG JANJI HADIRRR

MARI VOTE YANG BANYAK

KOMENTAR YANG BANYAK

SIAPA TAHU NGGAK USAH NUNGGU SENIN OTOR UDAH UPDATE BAB BARU🤭🤭🤭


SELAMAT MEMBACA
LUV💜OCTOIMMEE



.
.

Sebelumnya..

==========
Benu kembali mengangguk, ia paham sekali. Kedua nya dulu adalah sahabat karib. Kini Carlo dan Jiwa seolah saling tak mengenal satu sama lain.

"Bisa nggak Lo langsung bawa Jiwa keluar, gue benar-benar harus istirahat.."

Benu mengangguk sekali lagi, matanya masih menatap Jiwa.

"Please Car, kalau Lo tahu dimana Mita, kasih tahu Jiwa.."

Ujar Benu dengan wajah murung.
Carlo mendengkus.

"Kalau gue tahu, gue nggak akan kasih tahu si bangsat ini.."

"Jadi Lo nggak tahu juga? Gimana cara Mita menghubungi Lo?"

"Gue juga nggak tahu kalau itu lagu Mita, gue tahu setelah gue baru selesai satu scene. Gue sempat ngobrol sama Mita pakai aplikasi virtual. Tim nya Mita yang mengatur, gue sama sekali nggak punya akses ke Mita.."

"Lo nggak minta?"

"Gue bisa ngomong sama Mita saja itu anugerah buat gue, Ben. Gue nggak mau maksa Mita, dia ingin privacy, maka gue hargai itu. Gue mau bangun kepercayaan Mita sama gue, karena itu hal yang Jiwa hancurkan dalam hidup Mita"
.
.
.
.

========
.
.
.
.
.
.
.

"Masih berpikir jika sahabat kamu itu, baik?"

Jiwa menatap tayangan pertandingan sepak bola di layar  televisi di depannya, ia masih bersandar di bantal yang ia tumpuk dibelakang punggungnya, selimut warna abu gelap menutup sebagian tubuhnya.

"Dia menusuk kamu dari belakang!"

Salahnya tadi ia mengecil kan volume televisi, hingga ia bisa mendengar dengan jelas suara tajam dan sinis itu. Padahal tadi ia memang sedang ingin kesunyian, sedang tidak ingin di usik oleh siapapun juga.

"Namanya meroket naik, sebentar lagi akan banyak tawaran untuk dia, dan kamu tahu? aku dengar dia bakal main di film terbaru Kang Gunawan Santosa. Padahal Kang Santosa rencananya  mau pakai kamu.."

Ia meraih remote tv sebaiknya ia mendengar suara berisik dari reporter sepakbola itu saja.
Tapi terlambat tangan lentik itu sudah terlebih dahulu mengambil benda yang dicarinya.

Jiwa menghembuskan nafasnya memilih untuk tetap fokus pada siaran yang ada di depan matanya
Badannya seolah remuk Dan kepalanya sungguh pening. Sejak ia bangun pagi tadi dan Ia seperti tidak punya daya untuk turun dari tempat tidurnya.

Ia sudahlah lupa kapan terakhir kalinya dirinya mabuk.  Padahal  dia sudah berjanji pada dirinya sendiri jika ia tidak akan pernah minum sampai mabuk lagi. Tapi entah kenapa tadi malam ia seperti kehilangan akal sehatnya, ia merasa dipecundangi dan sangat merasa marah, Entah untuk apa?.

TENTANG JANJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang