TENTANG JANJI 5

1.9K 248 63
                                    

"Kamu baik-baik saja?"

"Nggak pernah sebaik ini sayang..."

Jiwa membenamkan wajahnya di pelukan wanita yang sangat dicintainya itu. Dan memeluk tubuh itu lebih erat, seolah ia tak mau berpisah sedikit saja dengannya.

"Aku minta maaf, Ji..". Suara itu membuat hati Jiwa pilu, segera ia mengangkat wajahnya.

"No, jangan minta maaf, kamu nggak salah sayang..."

Jiwa menangkup kedua pipi wanita cantik itu. Menatap kedua mata itu dengan tatapan penuh cinta.

"Tapi aku...". Matanya terlihat berkaca-kaca

"Baby, sayang...". Jiwa mengecup kedua mata indah itu dengan lembut.

"Kamu nggak salah, nggak ada yang salah. Kita saling mencintai kan?"

Anggukan kepala mungil itu membuat Jiwa tersenyum.

"Mengapa kita harus menahan rasa ini?. Kita saling mencintai dan itu sudah cukup. Kamu Cahaya hidupku dan aku nggak bisa hidup tanpa kamu..".

Cahaya meneteskan air matanya, kalimat Jiwa meskipun sering di ulang, tetap saja membuatnya melayang.

Jiwa menghapus air matanya, dengan ibu jarinya. Mereka saling tatap dengan penuh cinta.

Merasa bahagia akhirnya mereka bisa saling menemukan,

Dan Jiwa memberikan  kepastian padanya.

Itu sangat cukup menjadi bukti baginya untuk percaya jika ungkapan cinta Jiwa bukan bualan semata

Jiwa menyetujui syarat yang ia minta.

Ia meminta Jiwa harus memilih.

Dan Jiwa memilih dirinya.

Cahaya tersenyum  diantara tangis haru nya.

Ia pun menyentuh wajah Jiwa, mengusap nya dengan lembut.

"Dan kamu Jiwa ku, bagaimana aku hidup tanpa kamu..?"

Jiwa tersenyum lebar, ia pun langsung merengkuh Cahaya dalam pelukannya.

Jiwa lega karena Cahaya tak lagi tertekan oleh rasa bersalah pada Mita.

Karena memang seharusnya tidak, kalau pun ada yang salah, dirinyalah yang sepenuh nya bersalah.

Dan ia mampu menanggung itu, demi cinta yang ia rasa.

Bahkan bersama Paramita ia tidak merasakan cinta seperti ini, yang meledak-ledak bagai kembang api, yang menggelora bagai ombak menggulung pantai. Yang membuatnya terasa lebih hidup.

Karena itu hatinya tak lagi punya ruang untuk yang lain. Hanya Cahaya yang memenuhi hidupnya.

Dan ia sangat beruntung ketika Cahaya pun menyambutnya.

Dan ia selalu berusaha untuk tidak menyebut nama Paramita di depan Cahaya. Ia sangat menjaga perasaan Cahaya yang sangat lembut. Jiwa tak mau membuat Cahaya sedih dan terluka.

Ia akan menjaga hati Cahaya, hati yang membuat nya jatuh cinta lagi.

"Aku mencintaimu Cahaya...". Ucap Jiwa sambil membelai lembut wajah cantik Cahaya.

"Aku juga mencintaimu, Jiwa...".

Mereka saling tatap dengan penuh rasa. Wajah mereka saling mendekat seolah ingin memastikan rasa yang mengisi setiap sel darah mereka.

Lalu keduanya saling memadukan cinta mereka dalam ciuman lembut dan indah.

Manis bibir Cahaya membuat Jiwa tergila-gila. Hangat ciuman Jiwa membuat Cahaya tak mampu menahan  rasa cintanya.
Mereka menari dalam tarian rindu dan resah. Melarut dalam buai asmara.

TENTANG JANJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang