10 - Insiden Ban Bocor

305 35 0
                                    

Usai kejadian malam itu, Rei tidak berkata apa-apa pada Bora. Tetapi yang Bora sadari, lelaki itu sedang menahan emosinya. Dia sengaja tidak berbicara agar kesabarannya yang setipis tisu tidak meledak-ledak.

Bora juga bingung, kenapa Rei bisa semarah itu pada Egi? Padahal Egi tidak merugikannya, Bora juga tidak menyuruh Rei untuk ikut campur dalam hubungannya dengan Egi. Tanpa bantuan Rei, Bora yakin bisa mengatasi Egi yang baginya hanyalah remahan renginang saat ini.

Rei hanya menurunkannya di depan rumah, menyuruhnya masuk, lalu pergi lagi ke sebuah tempat yang Bora tidak ketahui. Tetapi menurut info dari Andini, Rei kembali ke kos-kosan Mario untuk menyelesaikan tugas mereka bertiga.

Lelaki berwajah garang itu benar-benar menimbulkan rasa penasaran dalam diri Bora. Bora berkali-kali bertanya-tanya pada dirinya sendiri yang sedang berada di depan cermin.

Apakah Rei menyukainya? Atau Rei hanya mencoba bertanggung jawab akan hidupnya karena janji Rei pada Mamanya untuk menjaganya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apakah Rei menyukainya? Atau Rei hanya mencoba bertanggung jawab akan hidupnya karena janji Rei pada Mamanya untuk menjaganya?

"Gawat, kalau Rei beneran suka sama gue gimana?" tanyanya lagi pada cermin.

Hanya saja cermin itu tidak bisa menjawab pertanyaannya, maklum cermin itu bukan cermin-cermin yang ada di dalam dongeng Putri Salju.

***

"Nape lo bro, muka kusut banget kaya baju habis dicuci?" tanya Arka, saat Rei kembali memunculkan sosoknya di kos-kosan Mario.

Mario hanya bisa memandang Rei dengan tatapan diamnya.

"Gue denger dari bebeb gue, lo hampir gebukin si Egi, ya?" tanya Arka lagi, kepo.

Rei tidak menjawab, ia hanya membuka kembali laptopnya.

Mario sangat sadar, sahabatya itu kini sedang mencoba mengontrol emosi. Terlihat jelas dari raut wajahnya.

Arka semakin mendekatkan tubuhnya pada Rei. "Tumben-tumbenan lo Rei kaya gini, jangan-jangan lo suka sama Bora?" tebaknya.

Mario menghela napasnya, sebuah helaan napas yang terdengar jelas di telinga Reihart.

"Kalau nggak lo jawab, berarti jawabannya iya," tambah lelaki kepo itu.

Rei melayangkan bombastic side eyes-nya pada Arka, membuat Arka mengunci mulutnya kemudian menjauhkan dirinya dari Rei.

Lelaki pemarah itu bergegas menyelesaikan pekerjaannya. Namun, selama mengerjakan tugas itu pikirannya tak jua lepas dari gadis bernama Leebora. Dia juga tidak tahu, kenapa harus semarah itu kepada Egi sampai-sampai hendak melayangkan tinjunya pada Egi.

Yang lebih Rei bingungkan, kenapa jantungnya berdetak kencang setiap ada Bora? Kenapa dia tidak rela Bora disentuh orang lain? Padahal gadis itu selama ini jelas-jelas hanya membuatnya marah dan kerepotan.

***

"Astaga Dini! Baru jadian seminggu udah putus," ledek Bora sambil tertawa, saat dia dan Dini berada di kantin kampus untuk menunggu jadwal kuliah selanjutnya. "Hahaha."

Leebora, My Crazy HousemateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang