19 - Restu

405 40 0
                                    

Pasangan muda itu disidang tengah malam, mereka duduk bersamaan dengan para orang tua di ruang tengah.

Berbeda dengan Eva Ceria yang wajahnya terlihat marah pada Bora, justru Tante Raisha tidak bisa berhenti tersenyum setelah mengetahui anak mereka pacaran satu sama lain. Sedangkan Oom Radit, beliau adalah yang paling netral dan tidak terlalu banyak ambil pusing di saat Eva terlihat tidak setuju akan hubungan ini dan istrinya ingin hubungan anaknya berlanjut.

Eva Ceria tidak bisa mengalihkan tatapannya sama sekali pada Bora dan juga Rei. Eva tahu Rei adalah anak baik, apalagi Eva mengenal Ibu Rei sudah lama sekali. Sebenarnya tidak msalah Bora dan Rei berpacaran, lagi pula menurut menurut Eva, Rei memang lebih layak dibandingkan dengan mantan Bora bernama Egi. Tapi, tetap saja nalurinya sebagai Ibu khawatir pada anak semata wayangnya itu. Apalagi setelah mendengar percakapan Bora dan Rei di kamar sambil bermesraan.

Bora menekuk wajahnya, ia tahu Mamanya itu sedang marah padanya tapi berusaha menahannya karena di situ ada Tante Raisha dan juga Oom Radit. "Ma, senyum dong biar kelihatan cantiknya," godanya.

"Iya lo mah, Ev ... kenapa malah merengut kaya ikan Lele sih. Lo harusnya senang dong anak kita pacarana dan kita bakal jadi besan," sahut Tante Raisha, masih begitu sumringah sambil mengarahkan pandangannya pada Eva.

Eva Ceria melepas napas dengan begitu beratnya. "Bora, mulai besok kamu balik aja ke rumah kita. Toh, kamu tinggal tunggu jadwal siding aja, kan? Jadi nggak perlu ke kampus setiap hari."

Bora mendelik, begitu pula dengan yang lain. "Mama!" selanya. "Nggak mau, Bora mau di sini sama Rei."

"Leebora!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Leebora!"

"Lo kenapa sih, Eva? Lo nggak setuju anak gue pacaran sama anak lo?" sahut Tante Raisha, yang diangguki oleh kepala Bora.

"Bukan gitu," jawabnya. "Tapi gue ...."

"Kemarin diusir sekarang disuruh balik," potong Bora, bola matanya berkaca-kaca karena Mamanya itu menentang hubungannya. "Emang bene \r aku tuh anak pungut bukan anak kandung!" omelnya sambil beranjak pergi, masuk ke kamarnya dan mengunci pintu sehingga tidak ada yang bisa masuk.

Dari luar kamar, terdengar suara tangis Bora yang seperti anak kecil. Ya tentunya orang tua Rei, Eva Ceria, dan kekasih Bora itu bisa mendengarnya. Jujur saja Rei tidak bisa mendengar tangis Bora, rasanya ia ingin mendobrak pintu itu, masuk ke dalamnya lalu memeluk Bora untuk menenangkannya. Namun, ia terjebak dalam pertemuan orang tua ini.

Tante Raisha yang mendengar tangis itu segera beranjak dari duduknya lalu mengetuk pintu kamar Bora.

Tok-tok-tok.

"Bora, sayang ... buka yuk, Tante mau masuk."

"Nggak Tante, hiks ... biarin Bora sendiri," jawab Bora dari dalam.

"Ev, lo kenapa?" tanya Oom Radit pada Eva yang menunduk.

"Eva! Lihat anak lo jadi nangis tuh, lo tega bener ya!" omel Tante Raisha. "Apa sih yang salah sama hubungan mereka? Gara-gara lo dengar percakapan mereka tadi?"

Leebora, My Crazy HousemateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang