Kepergian Reihart membuat isak tangis nyaring bagi Leebora Annabella. Ia tak peduli dengan orang-orang di sekitar yang memandang dan mentertawakan tangisnya di bandara saat itu, ia hanya melampiaskan apa yang ia rasakan karena pada akhirnya hari ini tiba, hari di mana ia harus berjauh-jauhan dengan Rei.
Di sana ada orang tua Rei, Eva Ceria, Arka, Andini, dan juga Mario. Tentunya hanya Bora yang menangis kencang, Eva sampai tidak tahu lagi harus melakukan cara apa agar Bora tidak bikin malu di tempat umum.
"Hiks ... kalau gue kangen gimana hiks!" tangisnya nyaring.
"Heh, lo pikir Jawa - Bali sejauh Dubai Indonesia? Udah sakit telinga gue denger lo nangis," ledek Andini.
Reihart membelai rambutnya. "Nanti kalau kangen ke Bali aja, gue bayarin tiket dan lain-lainnya. Oke?"
"Ehem," deham Eva Ceria.
"Ya tentunya kalau udah lulus kuliah ya sayang," tambah Rei.
Eva mengangguk mengiyakan. "Udah ah, kaya ditinggal Rei jauh aja. Bali - Jawa nggak cuman sejam pesawatnya, naik bis dari Malang juga nggak sampai satu hari."
"Emang hiks ... emang Mama izinin aku ke Bali nyusul Rei?" tanya Bora dalam isaknya.
"Ya kalau nggak diizinin, tetap pergi aja. Biar calon Mama mertua kamu ni yang tangani Mama kamu," sahut Tante Raisha.
"Hati-hati, bro. Jangan jelalatan, cepet balik sebelum Bora gue jadiin istri gue," ujar Mario dalam kalimat perpisahannya yang membuat Rei langsung naik pitam dan hampir meninjunya.
"Jagain calon istri gue, tapi jangan direbut," balas Rei.
"See you, my bro!" tambah Arka sambil menghela napasnya. "Pada akhirnya kita emang harus terpisah setelah selama ini selalu bersama."
Kalimat yang keluar dari bibir Arka membuat Rei dan Mario mengangguk. Tiga laki-laki yang bagaikan saudara satu sama lain itu berpelukan sebentar sambil mencoba menerima kenyataan hidup yang mengajarkan selama apapun bersama maka akan terpisah jua, entah karena waktu atau kematian.
Tak lupa sebelum pergi, Rei memeluk Bora dengan waktu yang lumayan lama, sampai-sampai Eva dan orang tua beserta sahabat-sahabat Rei pamit duluan.
"Hati-hati Rei, hiks ...."
"I love you, Leebora."
***
Awal-awal Rei meninggalkan Leebora, Bora merasa sangat berat. Ia melakukan apapun jadi tidak semangat. Namun berkat adanya bantuan dari orang tua Rei, begitu pula Mama dan teman-temannya yang lain, ia bisa kembali melangkah dengan senyum di wajahnya.
Padahal saat berpisah dengan Egi, dia tidak sesedih ini. Yah, itu mungkin karena Egi berpisah dengannya karena kesan yang buruk. Sedangkan Rei, laki-laki itu sangat bermakna bagi hidupnya. Sejak tinggal dengan Rei, dia bergantung pada Rei, apapun yang terjadi Rei yang selalu mengisi dan menolong hari demi hari yang ia lewati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leebora, My Crazy Housemate
Romance"REIHART! GUE KAN TITIP PEMBALUT KENAPA MALAH DIBELIIN POPOK ORANG DEWASA?" "Jangan deket-deket, gue kan jadi pengen cium! Lo ganteng banget sumpah." "Wah habis mandi, pasti baunya wangi banget jadi pengen cium." "Rei, boleh nggak gue pegang otot pe...