"Standar orang gila itu adalah ketika seseorang bertingkah seperti apa?"
»» ««
Tidak sama seperti hal yang telah kuhadapi, nyatanya rumah ini jauh lebih ranah ketimbang pagi tadi. Bahkan ketika aku mewadahinya dari sepulang sekolah sampai dengan sudah mengganti baju seragam, tanda-tanda kegaduhan tidak terdeteksi —atau mungkin karena pembuat gaduhnya memang tak ada.
Aku sama sekali tidak melihat keberadaan Mami Nyonya, apalagi si Cantul yang seharusnya pulang lebih awal karena seragam sekolahnya itu menandakan usia yang lebih muda dibandingkan diriku.
Keuntungannya, ini justru menjadi hal yang bagus, soalnya aku sedang tidak tertarik bertemu mereka. Dan entahlah, keinginan seperti itu muncul tiba-tiba.
Hal penasaran yang ingin kuketahui sejak sendirian di rumah adalah dapur, maka di sinilah aku berpijak dengan perasaan yang terbilang aneh. Pagi tadi Mami Nyonya dan Cantul seakan bercerita kalau mereka melakukan kegiatan hingga tragedi menggemparkan dari gosongnya sebuah telur mata sapi jadi penanda kalau anak bungsu rumah ini punya suara yang melengking. Akan tetapi, dari struktur tempat yang berantakan dan tak terkondisikan, agak membuatku bertanya-tanya kenapa Mami Nyonya memasak di tempat seperti ini?
Kompornya dilumuti oleh gumpalan debu dan juga jamur, tempat cucian piring juga berantakan dan berkarat, bahkan jaring laba-laba terdesain panjang kali lebar di tiap sudut tembok. Tempat ini seperti tidak pernah disentuh sejak lama, tapi bukannya pagi tadi Mami Nyonya memasak?
Aku mencoba untuk menghidupkan kompor, naas tak mau. Saat kucek selang gasnya, tidak terdapat tabung yang menjadi sumber api untuk membantunya hidup. Lantas bagaimana Mami Nyonya memasak?
Kemudian aku mengecek isi lemari, isi kulkas, juga isi stoples-stoples —dari ukuran terbesar sampai yang terkecil di atas meja —yang ternyata semua tempat tersebut kosong. Sekali lagi, apa benar Mami Nyonya memasak?
"Kotor." Itu kata pertama yang keluar dari mulutku, selaras ketika berhasil membuka satu-satunya jendela yang ada dengan susah payah. Bahkan sepertinya tidak pernah dibuka juga, padahal ada pemandangan yang bagus di luar sana, hijau dan anggun dari berbagai macam tumbuhan yang hidup liar.
Kita bisa memasak dengan jendela terbuka, pasti ini alasan mengapa kompornya di letakkan dekat dinding yang terpasang jendela. Hanya yang membuatku bertanya-tanya, memang benar Mami Nyonya memanfaatkannya sesuai dengan isi pikiranku?
Berjam-jam kuhabiskan sisa waktu siang hanya untuk membersihkan dapur, aku juga tidak mengerti apa tujuannya, hanya dorongan naluri yang mungkin dimiliki oleh pemilik tubuh ini. Debu-debu kubantas pergi, barang kotor kucuci, dan segala sesuatu yang tadinya berantakan jadi tersusun rapi.
Sampai kulihat matahari mulai terbenam, sekaligus menjadi final di mana aku telah mengurus semuanya. Kini, kembali kuberdiri di depan jendela menghadap hutan kecil di belakang rumah, aku berpikir pasti Subjek Malam merasa senang karena sebentar lagi waktu milik mereka telah datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUBJEK : Transmigrasi Orlanatha
Novela Juvenil[O N G O I N G | ft. Lee Jeno] ❝ Hal yang paling mustahil di dunia ini adalah saat keinginan dan keputusan selalu bersanding.❞ ©tata2023