Elora menempelkan ponselnya. Mengamati sekitar sekadar mencari mobil hitam yang biasanya menjemput setelah dia selesai kerja. Suara operator kembali terdengar. Wanita itu beralih ke room chat dengan kekasihnya.
Kamu jadi jemput aku, kan, Dave?
Terkirim. Centang satu berganti ke dua. Elora menatap lamat hingga lebih sepuluh menit dia bisa bernapas lega saat sudah bewarna biru.
Maaf, Babe sekarang aku lagi di luar kota. Antar Mela ke rumah neneknya -
Elora menaikkan sudut bibirnya. Dia terkekeh kecil tidak lagi melanjutkan membaca pesan yang dikirim Dave. Jemarinya bergerak ke atas, membaca sekali lagi pesan dua jam lalu. Dia takut salah baca dan kira.
Nanti pulang kerja aku jemput kamu, ya. Have a good day, Baby. I love you
"The fucking damn," umpatnya. Tanpa membalas dia keluar dari aplikasi beralih untuk memesan taksi atau apapun yang bisa membuatnya bisa sampai di kos sekarang juga.
Tatapan Elora teralih ke mobil yang berhenti di depannya. Dia mendongak, lalu menatap ponsel. Tidak merasa memesannya. Namun pikirannya salah ketika kaca samping dibuka dan memperlihatkan sosok pria setelan hitam tersenyum kepadanya.
"Butuh tumpangan, Nona?"
Aska- pria itu kepala di divisi Elora. Wanita itu menimang tak lama mengangguk setuju, lumayan tidak ada uang yang keluar hari ini. Lagipula Aska orangnya tidak neko-neko.
"Gak dijemput lagi, ya, Ra?"
Sebelum menjawab Elora membuang napas, perasaannya kesal. Sudah biasa kalau teman sampai kepala divisi nya tahu karena hubungannya sudah terjalin cukup lama dan biasanya Dave sering antar jemput.
"Iya, nih. Maaf ya kalo ngerepotin."
Aska mengangguk. Tangan sebelahnya terangkat dan gerakan itu cepat Elora tidak sempat menghindar. Tepukan di pucuk kepala dan elusan Aska membuat Elora tersenyum kikuk.
"Santai aja. Ada yang mau dibeli dulu gak?" Aska sudah menarik tangannya dan beralih ke belakang sandaran.
Elora diam-diam meneguk ludah. Aska yang dia lihat adalah pria dengan love language nya physical touch. Karena itu dampak bagi dirinya bukan main-main. Berbeda dengan Dave yang hanya antar jemput tanpa mau bertanya seperti Aska ini.
"Bingung. Gak apa-apa kalo berhenti dulu?" Sungguh ragu. Badannya menghadap Aska yang dari samping terlihat manly, gentle. Pahatan wajah sampai rahang terbilang sempurna menurutnya. Elora mengerjap, mengenyahkan pikirannya.
Aska menatap sekilas dan mengangguk. "Sure. Anything you want."
"Tapi gak kepikiran beli apapun."
Aska tersenyum. Rumor cuek anti wanita sepertinya tidak benar. Elora saja setiap hari disuguhi senyum dan senyum.
"Pikirin dulu." Tangan Aska pindah ke kemudi sebentar lalu ke tempat semula. "Ra, tolong ambil minum di belakang. Aku haus. Kalo kamu mau ambil aja di sana ada jajan juga."
Elora melepas sabuk pengaman dia berbalik, memegang sisi kursi Aska. "Hati-hati," ingat Aska seraya memegang kursi Elora melindungi wanita itu. Jadi tangan Aska bersentuhan dengan perut Elora.
"Ambil jajan juga buat kamu." Aska melirik sebentar.
"Gak, ah. Gak enak. Udah mau nganterin masa jajanan kamu aku ambil." Elora sudah kembali duduk seperti semula. Dia memberikan botol minum ke Aska.
"Tolong bukain, ya. Gak apa-apa ambil aja, itu kebanyakan buat aku."
Selesai membuka dia menyodorkan ke Aska tetapi tak disangka pria itu meminum dengan tangan Elora masih memegangnya. Usai minum, Elora menarik cepat dan segera menutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
Short StoryShort story romance Mulai : 24 Desember 2023 Selesai : Copyright ©2023 Short Story by MissRomansa