Lucius Obsession (End)

6.1K 212 20
                                    

Setelah hari di mana Lucius memberi hukuman kepada Eveline. Lucius membawa Eveline ke apartemen nya. Mengunci segala akses yang memungkinkan untuk Eveline kabur bahkan ponsel perempuan itu Lucius yang memegangnya.

"Minum." Dan, Semenjak hari itu Lucius selalu memberi obat kepada Eveline. Bahkan pria itu tidak segan untuk meminta berhubungan meski Eveline harus di paksa bahkan diikat.

Eveline memiliki kecurigaan dengan obat yang selalu dibawa dan tampak sama. Dia menelannya. Eveline memberanikan diri memegang lengan Lucius dan bertanya ke pria itu. "Kau selalu memberiku obat yang sama. Obat apa itu?"

Lucius tidak menjawab dia beringsut maju, meletakkan gelas ke nakas samping ranjang. "Kau benar-benar ingin tahu?"

Eveline mengangguk.

"Aku memberimu vitamin agar kau cepat hamil anakku Eve ku." Penjelasan Lucius membulatkan bola mata Eveline. Menelan ludah pandangan Eveline jatuh ke perutnya Lucius mengikuti pandangan Eveline, senyumnya terbit. "Atau mungkin sudah berhasil? Aku tidak sabar melihat bayiku pasti lucu menurun darimu."

Tatapan Lucius naik dia menarik dagu Eveline hingga tatapan keduanya bertemu. Lucius memiringkan kepala, kedua tangannya sudah menahan sisi wajah Eveline. Dibubuhkan kecupan sekilas di bibir kering perempuan itu, melihat tidak ada penolakan Lucius memberanikan bertindak lebih lanjut. Bibirnya mengecap, menelusuri dalam mulut Eveline dan mengajak lidah keduanya beradu.

"Balas sayang ...." Bisikan seduktif merayu Eveline untuk ikut bermain. Dalam hati Eveline sudah mengutuk dirinya sendiri yang sudah terbuai hanya karena bisikan.

"Ah ...."

Lucius tersenyum senang dia menaiki ranjang, mendorong Eveline sampai terlentang pasrah di bawahnya. Senyum seringai di wajah pria itu tidak pudar, bersiul menggoda Lucius menatap atas tubuh Eveline yang tidak tertutup kain.

Jemarinya bergerak. Sedikit memberi sengatan gairah di titik sensitif Eveline. "Ini milikku dan milik anakku."

_____

Lucius mengikat rambut Eveline secara asal. Tangannya mengurut sekitar leher ke pundak dengan satu tangannya memeluk pinggang Eveline. Dia usap perut perempuan itu sampai Eveline usai mengeluarkan cairan yang berhasil menguras penuh tenaganya.

Eveline menyeka mulutnya saat merasa sudah baikan namun belum satu menit Eveline sudah menunduk kembali, jemarinya meremas lengan Lucius. Matanya berkaca-kaca merasakan sakit disekitar tenggorokan. "Luca," rengek nya dengan lirih.

Lucius yang dipanggil sigap memeluk Eveline sesudah membersihkan muntahan perempuan itu. Di elusnya perut sampai sekitar punggung. Dia memberikan kecupan di pucuk kepala Eveline. "Aku di sini sayang. Baby jangan buat Mama sakit sayang."

Kehamilan trimester pertama membuat Lucius selalu berada di sisi perempuan itu.

Lucius meletakkan Eveline ke ranjang dia mengelus kening perempuan itu sampai tertidur. Lucius membuang napas dia merasakan sakit dan sedih melihat keadaan Eveline yang setiap pagi mual sampai menangis.

"Tidur yang nyenyak istriku." Lucius mengecup kening dan bibir Eveline kemudian turun ke arah perut dia juga memberi kecupan serta elusan di sana. "Tidur yang nyenyak anak Papa."

Pria itu bangkit sebelum keluar Lucius memeriksa seluruh area kamar dan cctv yang dia letakkan di setiap sudut yang mengarah ke berbagai sudut.

Lucius menemui sang sekretaris pribadi di ruang tamu. "Ada yang perlu saya tanda tangan?"

"Tidak ada Tuan Muda. Hanya saja saat ini saya ditugaskan oleh orang tua anda agar besok Tuan Muda dan Nyonya Muda berkunjung ke rumah."

Short Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang