20.Waktu Yang Salah

13 6 1
                                    

Sore sepulang sekolah,cuaca sedang tak bersahabat.Padahal tadi pagi suasana masih cerah dan kini berganti dengan gerimis yang Bulan tebak sebentar lagi akan deras.Andri bilang ia akan menjemput Bulan.

Di halte depan sekolah Bulan menunggu sendirian.Bintang pulang lebih dulu bersama Naraya walaupun cowok itu merasa tak enak karma meninggalkan Bulan menunggu di depan halte.

Untungnya Bulan tak basah kuyup,hanya roknya yang sedikit basah.


“Bul!”ujar Andri sambil membuka kaca helmnya.

“Nih pake jaket gue.Elo kedinginan banget kayak gitu,”titah Andri.

Bulan mengambil jaket milik Andri,lalu gadis itu memakainya.Terlihat sedikit kebesaran,tapi entah mengapa Bulan cocok cocok saja memakainya.

“Makan mie ayam yuk!”ajak Andri.

Bulan mengangguk,kebetulan gadis itu memang sangat suka sekali dengan mie ayam.

Andri membawa Bulan ke warung mie ayam yang tak jauh dari sekolah Bulan.Kebetulan,itu adalah tempat langganan Bulan setelah mie ayam di kantin sekolah.

“Mie ayamnya dua ya pak,yang satu biasa yang satu pake bakso,”tutur Bulan.

Setelahnya mereka berdua duduk di pojok meja warung.Entah mengapa,kenangan Bulan yang sering makan bersama dengan Bintang tiba tiba terlintas.Sebelumnya mereka berdua sering kali ke sini.Bahkan tiap minggu tak terhitung berapa kali Bulan dan Bintang ke sini saking sukanya Bulan sama mie ayam.Tapi sayangnya itu dulu.Ini saja,Bulan barusan lagi makan mie ayam disini.

Tak lama,pesanan mereka jadi.

“Lo keknya suka banget ya sama mie ayam,”kata Andri sambil memperhatikan Bulan yang lahap memakan mie ayam baksonya.

“Bangettt.Mie ayam tuh makanan favorit gue,”balas Bulan antusias.

“Jadi gue keknya harus sering sering ngajak elo kesini deh,”kata Andri sambil tertawa.

“Boleh banget,”balas Bulan bercanda.



















Disisi lain,Naraya dan Bintang pulang hujan hujanan.Soal pembicaraan mereka tadi Bintang alihkan.
Kejelasan hubungan mereka sedang diujung tanduk.

Jujur saja Bintang sulit melepaskan Naraya yang telah ia perjuangkan hatinya.Namun disisi lain Bintang merasa capek dengan keadaann hubungannya yang penuh drama.Bintang pikir Naraya adalah sosok yang dewasa,namun kenyataan sebaliknya.

“Na,soalnya hubungan kita yang tadi,gue pengen kita sampai sini aja,”ujar Bintang.

Naraya melotot,gadis itu seakan tak percaya apa yang Bintang ucapkan barusan,“Kamu mau kita putus?”

Bintang mengangguk pelan,“Bukan karna aku ngk cinta dan sayang lagi sama kamu,cuman aku mau kita berhenti untuk saling menyakiti.Kebahagiaan kamu terhalang sama aku.”

Naraya berkaca kaca,“Kalau kamu sayang aku kamu ngk bakal pernah ninggalin aku.”

“Na,tapi terkadang kita harus melepaskan orang yang kita sayang biar dia bisa dapat kebahagiaan yang lebih.”

“Tapi kamu duniaku,bahagia aku cuman sama kamu Bintang,”titah Naraya.

“Na,jangan anggap aku dunia kamu,karna kalau aku bukan dunia kamu lagi,bumi bakalan berhenti berputar bagi kamu.Aku ngk mau kamu menggantungkan kebahagiaan kamu ke aku,”tutur Bintang.

Andai Kita Sama RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang