awaited start

4 1 0
                                    

Tandain kalau ada typo



'Nge cut off orang itu gampang, yang ga gampang nge cut off orang yang pernah berjasa di hidup kita.'

-
-
-
-
-

Jam dinding menunjuk pada angka sepuluh lebih dua puluh lima menit. Di jam itu pintu apartement di buka oleh Gheo yang baru saja pulang dari apartement sebelah untuk menyelesaikan tugas osis nya.  Dengan tangan yang membawa beberapa buku tebal dan laptop, kaki Gheo melangkah masuk ke dalam apartement. Mata Gheo melihat sosok yang duduk melamun di atas sofa dengan beberapa barang yang sedikit tak ter-tata di atas meja. Bahkan Zukka tak menyadari kedatangan Gheo. Dia sibuk dengan dunia lamunannya.

Gheo meletakan buku serta laptop nya di atas meja setelah sedikit menggeser barang-barang Zukka yang memenuhi meja. Gheo mulai mendudukan dirinya di sofa sebelah Zukka. Gheo menghela nafas dan merenggang kan ototnya yang kaku.

Gheo beralih menoleh melihat Zukka. Berlebihan sekali Zukka, masa iya karna ciuman itu bisa membuat Zukka seperti ini. Seharusnya ia senang, diluaran sana pasti banyak yang ingin di posisi Zukka. Pikir Gheo ketika melihat Zukka.

"Zuk," Zukka terlonjak kaget mendengar suara berat itu menyapa telinganya.

Gheo menautkan alisnya, sebegitunya?.

Zukka melihat Gheo dengan posisi duduk khasnya, badan yang disenderkan serta kaki yang di jegangkan. Dengan segera ia menatap kearah lain. Kenapa ada rasa berbeda di antara mereka. Zukka sempat berfikir ini berlebihan, tapi juga sebenarnya tidak jika dipikir dari sisi lain.

"Apa yang ada dipikiran, lo?" mungkin ini hanya basa-basi saja.  Lagipun untuk apa Gheo menanyakan hal seperti ini. Bukan kah Gheo itu manusia gengsi, dan tak peduli orang lain.

"Bunda sama ayah lagi ngapain, ya?" entah Zukka sadar atau tidak dengan pertanyaan yang barusan ia lontarkan.

"Lo yakin mereka juga mikirin lo? jangan buang waktu b--"

"Stop kak Gheo jangan ngomong banyak dulu, Zukka lagi ga butuh ceramahan.Mending kak Gheo tidur sana, " serobot Zukka ketika ia menyadari Gheo akan menasehatinya bak orang dewasa yang memberi pembelajaran kepada anak kecil yang baru mulai belajar.

"Lo tidur di kamar gue, ya?" pinta Gheo yang langsung membuat Zukka menoleh lagi kepadanya.

Gheo mengangkat kedua alisnya karna Zukka tak kunjung menjawab permintaan Gheo dan malah menatapnya lama."Kenapa?" tanya Gheo karna Zukka kini beralih menggeser duduknya sedikit menjauh dari Gheo.

"Diam artinya mau." Gheo beranjak, ia mulai merapikan koper yang ada di belakang sofa dan bersiap untuk menggeret, membawa masuk kedalam kamarnya.

Zukka reflek ikut berdiri ketika Gheo berdiri dan mencoba memindah tempatkan kopernya yang ia taruh di belakang sofa. Tangan Zukka telulur mencegah koper itu dibawa masuk ke dalam kamar yang selama ini Gheo tempati.

Gheo menoleh kebelakang ketika merasa ada yang menahan koper yang ia seret. Gheo menunduk melihat Zukka dan tangan yang telulur itu. Zukka pun mengangkat pandangannya dan menatap Gheo. Tatapan mereka bertemu. Mata yang berbeda warna itu saling bersitatap. Tanpa sadar, mereka menghabiskan lebih dari lima detik untuk saling bertatapan.

"Kenapa?Biar gue bantuin bawa masuk barang lo."

Dasar kurang ajar, Zukka saja kan belum meng iyakan permintaan Gheo. Dia main mengklaim kalau Zukka mau, dan secara tak sopan mencoba membawa masuk barang Zukka.

"Zukka nggak mau." kata singkat Zukka sebagai jawaban.

"Lo mau kata kenapa berapa kali? dari tadi gue nanya kenapa. Kenapa lo nolak?"tanya Gheo sedikit geram.

Zugo XantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang