Tandain kalau ada typo
'Setidaknya aku masih punya hati untuk menjaga ucapanku agar tidak menyakiti mu.'
Pagi ini terasa begitu cerah.Zukka sudah siap sejak jam lima pagi, keluar apartemen mendahului Gheo yang biasanya berangkat lebih awal, kemudian mampir ke tempat makan yang ada dipinggir jalan untuk sarapan.Zukka senang karna hari ini ia terhindar dari drama terlambat.Ia berjalan menyusuri lorong sekolahan dengan senyuman yang tak di lunturkan.Zukka sudah siap menjadi petugas upacara sebagai paduan suara.Dirinya sengaja libur untuk makan gorengan dan es krim agar suaranya tetap stabil.Itu merupakan salah satu effort.
Hari ini juga Zukka pertama kali memakai baju almet Smasa setelah kelulusan SMP.Zukka jadi ke ingat waktu mengambil seragam ini bersama bunda.Zukka yang habis daftar ulang, bunda yang antre ambil seragam di koprasi.Setelah daftar ulang Zukka menyusul bunda di koprasi.Zukka ingat setelah mengambil seragam dan daftar ulang, bunda mengajak Zukka makan bakso di pinggir jalan.Mengingat momen-momen Zukka dan bunda membuat Zukka tak bisa untuk membenci bunda nya.Zukka sayang bunda, Zukka tak peduli akan makian bunda kemarin.Walaupun sakit, tapi entah kenapa hatinya menolak untuk benci kepada mereka.Zukka nggak bisa, Zukka sayang mereka.
Zukka berbelok ke kanan, kemudian menaiki tangga untuk sampai kelantai dua, tempat dimana kelas Sepuluh MIPA 6 berada.Walau image Zukka di hari pertama sekolah waktu itu sedikit buruk, tapi Zukka berharap dirinya mempunyai teman sekelas yang baik dan Zukka bisa akrab dengan mereka.Zukka memasang wajah ramanya ketika masuk ke dalam kelas.Pandangannya beredar untuk mencari tempat duduk.
Zukka berjalan ke salah satu bangku kosong nomor dua dari depan yang ada di bagian deret kedua dari lima deret.Zukka membentuk bibirnya seperti bulan sabit dan mengangguk kan kepala untuk menyapa orang yang ada di samping bangku yang Zukka tuju.Orang itu cukup ramah, ia membalas Zukka dengan senyuman dan anggukan juga.
"Gue boleh duduk sini, kan?" tanya Zukka basa-basi.
"Oh mangga atuh, sok." orang itu mempersilahkan Zukka.
Zukka akhirnya mendudukan dirinya di atas kursi setelah menaruh tas disamping kursi.Zukka menoleh kearah teman sebangkunya.
"Aku Zukka, nama mu siapa?" tanya Zukka sok akrab sambil mengulurkan tangan.
Orang itu dengan senang hati menjabat tangan Zukka. "Aku Nia.."
Zukka mengangguk-angguk mengerti.Setelah berkenalan dengan teman sebangku nya, Zukka segera mengambil topi nya dari dalam tas.Sesuai kesepakatan kemarin, petugas upacara harus datang ke lapangan dua puluh menit sebelum upacara berlangsung.Sekarang waktunya Zukka untuk ke lapangan.
"Gue pergi dulu ya, Nia." pamit Zukka seraya berdiri dari duduknya dan memakai kan topi di kepalanya.
"Mau kemana, Zuk?"
"Itu ke lapangan.Duluan, ya."
****
Kening Zukka mengkerut, menyatukan kedua alisnya.Zukka berjalan dengan bingung ke tempat bawah pohon besar samping lapangan untuk mendekati tim paduan suara yang semuanya memasang wajah murung, sedih dan tak ada senyuman sedikitpun di wajah mereka.Mau jadi petugas kenapa sedih, bukannya senang.Pikir Zukka.
"Hai.." sapa Zukka yang baru saja datang.
Yang membalas sapaan Zukka hanya sebagian dari seluruh tim paduan suara.Zukka tak mengerti, ada apa dengan mereka.Tak seperti biasanya.
"Kenapa, sih? ada apa?" tanya Zukka.
"Kita ga jadi di pake, paduan suara di ganti padus sekolah." jawab salah satu tim paduan suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zugo Xantara
Ficção AdolescenteTerlambat di hari pertama sekolah dan bertemu ketua osis galak itu bukanlah kemauan dari Zukka. Zukka Meirani Tantriaristin, seorang siswi yang sudah sial di hari pertama nya sekolah di salah satu sekolahan favorit, bergengsi, dan selalu menjadi jua...