CHAP 6 : DATANG

349 29 4
                                    

Bright sampai di rumah Win, tepatnya di depan pagar rumah Win. Seorang penjaga menghampiri Bright yang menurunkan kaca mobilnya, penjaga tersebut bertanya pada Bright ada keperluan apa datang malam-malam yang dijawab oleh Bright jika ia ingin bertemu Win.

Tanpa bertele-tele, penjaga tersebut membuka pagar dan mempersilakan Bright masuk. Tidak banyak pertanyaan karena mereka berdua sudah saling mengenal, dia hanya sedikit terkejut mengetahui bahwa tidak biasanya Bright datang malam-malam.

Bright kemudian mengendarai mobilnya memasuki halaman depan rumah Win. Sedikit terlihat bingung karena ini kali pertamanya dia masuk, biasanya hanya sampai di depan rumah Win itu pun hanya karena ia mengantar Win saja.

Bright menoleh ke kanan dan kiri mencari lahan kosong untuk memarkirkan mobilnya, setelah menemukan spot kosong di sebuah garasi yang tidak tertutup Bright kemudian langsung memarkirkan mobilnya.

Bright sudah berada tepat di depan pintu masuk, hanya tinggal memencet bel saja tetapi Bright merasa tidak sopan apalagi sudah hampir tengah malam. Pasti seluruh keluarga Win sudah tertidur. Dia sama sekali tidak ingin mengganggu.

Hanya satu yang dapat dilakukan oleh Bright— "Halo Phi?"

"Aku sudah di depan."

"On the way, tunggu sebentar."

—yaitu menelpon Win.

Tak lama pintu terbuka menampakkan sosok Win yang sedikit terengah-engah, mungkin habis berlari?

Bright tersenyum memandang Win, menurunkan ponselnya yang sedari tadi masih bertengger di telinga lalu mematikan sambungan telpon antara dia dengan Win.

"Hai." Sapa Bright sambil melambaikan tangan.

"Hoih Phi, cepat sekali kamu sampainya. Jangan-jangan kamu ngebut?" Tebak Win yang dibalas dengan senyuman canggung dan garukan pada leher belakang Bright yang tidak gatal.

Win menghela napas, mempersilakan Bright masuk.

Setelah masuk Bright melihat sekeliling isi rumah Win yang membuatnya takjub, rumah Win adalah apa yang didambakan oleh semua orang termasuk dirinya sendiri.

Win tidak berbohong saat mengatakan bahwa kedua orang tuanya adalah arsitektur. Semua itu dapat dilihat dari konsep struktur bangunan, desain, dan interior rumah yang begitu mewah serta elegan. Jangan lupakan presisi bangunan dalam rumah Win yang terlihat rumit namun sederhana secara bersamaan—Bright tidak tahu bagaimana menjelaskannya—itu benar-benar tidak berhenti membuat Bright takjub.

Bahkan tangga dan lampu gantung saja terlihat aeshetic.

"Sudah selesai melihat-lihat?" Ledek Win membuat Bright memutar matanya.

"Jadi seperti ini tempat tuan muda Win Metawin hidup dan tinggal."

"Jangan panggil aku dengan sebutan itu, lagipula kamu sudah beberapa kali melihat rumahku."

"Dari depan, ya."

Win menghela napas, "Aku sedang tidak ingin berdebat. Kamu ke kamarku saja, di lantai dua pintu nomor empat dari sebelah kanan."

Bright menuruti ucapan Win, mulai menaiki anak tangga tetapi terhenti di anak tangga kedua. "Kamu mau minum apa?" Tanya Win.

"Apa saja."

"Baik, kalau begitu tidak masalah jika aku bawakan air putih."

Bright hanya bisa tersenyum menahan keinginan untuk mencubit pipi Win, Nongnya sungguh menggemaskan. "Tentu. Bawakan aku Coca-Cola."

Setelah itu Bright kembali menaiki anak tangga meninggalkan Win yang mendengus jengkel.



• Lost You || BrightWin •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang