CHAP 4 : FAMILY TIME

361 30 0
                                    

Win duduk di sofa yang terletak di dalam kamar Bright, kepalanya terasa ingin pecah. Lagi dan lagi Win dibuat pusing dengan kelakuan ajaib Bright.

Selesai dari acara interview. Bright tidak henti-hentinya merajuk sambil menyindir-nyindir Win yang hanya bisa menatap sambil mendengar dengan jengah.

Dilawan pun pasti yang lebih tua tidak akan mengalah dan berakhir ribut tak berkesudahan. Ketika Bright mengajak Win untuk mampir ke rumahnya tanpa ragu Win mengiyakan. Win berpikir untuk istirahat sejenak karena rumah Bright tidak jauh dari lokasi tempat mereka melakukan interview tadi.

Tapi jika Win tahu akan berakhir seperti ini lebih baik dirinya langsung saja pulang ke rumah.

"Aku baru tahu kalau hubungan kita hanya sebatas Phi-Nong, aku juga mengakui kalau aku adalah sosok kakak yang baik. Kakak yang dapat mengayomi adiknya, persis yang kamu katakan kalau kita ini memang Phi-Nong,"

Rasanya ingin Win sumpal saja mulut Bright dengan kain bekas.

"Kira-kira apa pendapat orang mengenai hubungan kita? Apakah mereka juga berpikir kalau kita ini Phi-Nong?"

"Phi ... Bisa diam tidak?"

"Mungkin aku bisa bertanya pendapat mereka tentang hubungan kita, ya kan Win? Nongku tersayang?" Tanya Bright dengan senyum kecutnya terpampang jelas.

"Berhenti kekanak-kanakan,"

"Siapa yang kekanakan? Aku hanya memperjelas kalau kita ini Phi-Nong."

"Terserahmu sajalah Phi, aku lelah mendengarmu merajuk tentang hal yang tidak penting."

"Apanya yang tidak penting—"

"Memang benar, kan? Lagipula siapa yang terlebih dahulu bilang kalau hubungan kita ini Phi-Nong? Hm? Siapa? Kamu kan Phi." Win menghela napas jengkel, masa bodoh kalau berakhir ribut. Toh Bright yang memulai ini semua.

"Tapi—"

"Eitss! Tidak ada tapi-tapi! Aku hanya membenarkan jawabanmu sebelumnya, aku tidak salah. Memangnya hubungan kita apa? Pacar? Bukan. Kalau aku bilang hubungan kita sebatas rekan kerja bukankah kamu akan lebih merajuk?" Sela Win sebelum Bright dapat menuntaskan ucapannya.

Bright tidak dapat berkata-kata, mulutnya hanya terbuka dan tertutup tanpa mengatakan sepatah kata.

Bright kalah telak, ini memang salahnya bukan salah Win.

Kali ini Win yang merajuk dan memunggungi Bright yang sedari tadi duduk disampingnya.

"Win." Panggil Bright.

Win tidak menggubris panggilan Bright dan memutuskan untuk memainkan ponsel miliknya.

Bright beringsut lebih dekat dan memeluk Win dari belakang, dagunya ia letakkan di bahu kanan Win.

"Win, berhenti memainkan ponselmu."

"... Win?"

Tidak ada jawaban, Win tetap asik memainkan ponselnya tanpa mempedulikan Bright yang saat ini tengah membujuknya.

Bright geram, mengambil ponsel Win kemudian meletakkannya di belakang.

"Apasih Phi? Menjauh dan kembalikan ponselku!"

"Aku sedang bicara denganmu tapi kamu lebih memilih ponselmu,"

"Ya sudah apa? Aku mendengarkan jadi tolong lepas pelukanmu."

"Tidak mau!"

"Ck, lepas! Jangan seperti monyet."

"Kamu menyamaiku dengan monyet?"

• Lost You || BrightWin •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang