3. Kerumunan

173 10 0
                                    

.
.
.
.
.

"Wah, wah? liat siapa ini?"

"Orang baru?"

"Tinggi- Bahkan lebih tinggi dari pada gue, brengsek gue iri gue ngaku."

Pertanyaan demi pertanyaan terlontar dari beberapa mulut ketika Rin memasuki ruangan, atau lebih tepatnya kamar dimana tempat ia beristirahat. Sedikit mendecak kesal kala sang kakak hanya mengantarkan dirinya menemukan ruangan dan di tinggal begitu saja karena sebuah alasan bahwa sang kakak harus menjalankan misinya.

"Diem aja bocah, minimal perkenalan gitu?" ucap salah seorang pria dengan rambut yang cukup panjang berwarna kemerahan, Rin sedikit menarik sudut bibirnya untuk tersenyum kecil "Itoshi Rin." "Oh, hai. Gue Chigiri."

"Ohhhh, Itoshi Rin.. Eh? Itoshi? Itoshi?!" Teriak pemuda berambut hitam dengan bagian bawah sedikit kekuningan yang langsung di sambar pukulan di bagian pundak oleh temannya yang berambut biru tua "Bachira!" Si pemilik nama meng-aduh ketika pukulan itu di rasa "Bangsat- Isagi! Sakit!" "Ya lagian histeris amat." "Ini syok nama nya."

"Jadi, lo yang di bilang sama Sae itu?" Tanya chigiri kepada Rin "Emang abang bilang apa?" "Nanya balik si bocah" Sedikit memiringkan kepalanya, Rin kembali melontarkan pertanyaan yang sama "Abang bilang apa tentang gue?"

Keheningan terjadi, tidak ada satupun di antara Chigiri, Isagi, maupun Bachira yang membuka mulut, hingga akhirnya dipecahkan oleh keributan dari pintu yang terbuka secara rusuh. Beberapa pria masuk ke dalam ruangan dengan sedikit keributan.

"Yaudah ntar gue cari anjing, gitu aja ribet." Ucap pria berambut pirang dengan gradasi biru dan terdapat tatto mawar di bagian lehernya, ucapan itu tertuju pada temannya yang berambut putih di selingi warna hijau di bagian poni bak daun pandan.

"Ya lo minimal tanggung jawab bangsat."

"NTAR TOT"

Muak mendengar keributan itu penengah dengan rambut hitam yang dimana solid nya daun pandan ini melerai dengan ancaman "UDAH RIBUT LAGI GUE GEDIK LO"

Terdiam melihat keributan yang baru saja datang, Chigiri memutuskan untuk berbicara "Ngapain sih?" Yang membuat ketiga pria itu menengok "Si Kaiser ini ngilangin berkasnya pak Ego" jawab pria berambut hitam itu; Karasu tabito "Eh met, nih pandan nitip ga bilang penting ga nya bangsat." si identik daun pandan tidak terima di tuduh "Lah?! Kalau berkas udah pasti penting." "Seh, minimal ngomong toy" "Kai lo gue tonjok ya?"

Chigiri menggelengkan kepalanya, sudah cukup dengan tingkah ketiga orang ini membuat kepalanya pusing. Ia melirik ke arah Rin dan menunjuk kepadanya "Ini Rin." Rin yang di tunjuk pun bingung, kenapa Chigiri melakukan itu?

Ketiga pria itu melihat ke arah Rin, membuat Rin sedikit mundur ke arah Chigiri; Takut karena dia orang baru, lebih tepatnya memiliki trust issues pada pria jamet di hadapannya ini. "Rin? Itoshi Rin? yang Sae bilang waktu itu?" "Ya, baik-baik kalian sama nih bocil."

Kaiser, Tabito, Otoya pun berjalan mendekat ke arah Rin dan mengerumuni nya yang membuat Rin tidak menyukai ini "Cil, abang lo nugas lo ga ikut?" Tanya Kaiser kepada Rin yang hanya mendapat gelengan dari si penjawab "Lah, kenapa?" Otoya pun menimpa pertanyaan lagi "Anri bilang gue di agensi aja?"

Tatapan heran tertuju kepada Rin dari semua orang yang berada di dalam ruangan itu, Isagi melontarkan pertanyaan lagi dan lagi untuk Rin "Anri ngasih tau alesannya apa ga?" "Ga." Bachira merangkul pundak pria jangkung ini "Lo ada ngajuin diri turun kelapangan?" "Abang ngelarang?"

Terdiam, ke enam orang ini mengerti dengan jawaban yang Rin lontarkan, Tidak. Lebih tepatnya mengerti apa yang di maksud oleh Sae, kakaknya. Alasan mengapa adiknya tidak diperizinkan untuk turun ke situasi yang cukup berbahaya.

A Mission Boy With His Little Brother. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang