6. Sedikit rasa

117 11 1
                                    

Sae tiba pukul 17:45, sedikit lebih awal karena misinya yang gagal. Dia tiba di agensi dengan perasaan gundah, "Rin, ku mohon lain kali jangan membuat perasaan ku tercampur aduk.." gumamnya ketika berjalan masuk ke dalam lobby.

Dia membaringkan tubuhnya di sofa yang berada di lobby itu, Anggap saja rumah sendiri katanya. Dia menutup mata nya dengan punggung tangannya, melenguh sedikit hingga terdengar suara yang memanggil dirinya.

"Abang?"

Suara tidak asing itu membuatnya sontak terduduk, mengerjapkan mata berkali-kali dan menoleh kepada yang berbicara "Rin?" Adiknya bersama Kenyu, seperti ingin pergi ke suatu tempat. "Mau kemana?" tanya Sae kepada Rin "Kita mau ke lab, lo mau ikut ga?" di jawab oleh Kenyu.

"Lab? ngapain?" "Rin mau tau di lab ngerjain apa aja bang." jawab Rin kepada Sae, sedikit berfikir lama, membuat Kenyu tersenyum kesal, hilang sudah kesabaran mas-mas jowo ini "Ikut ga, Itoshi Sae?" terkejut dengan ucapan Kenyu, Sae menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

.
.
.
.
.
.
.


Di sini mereka bertiga berada, dengan Rin yang sedang di kerumuni oleh Hiori dan Ness, sedangkan Kenyu dan Sae memperhatikan dari jauh seperti menemani adiknya yang sedang bermain dengan temannya.

"Oh, jadi biar ini nyala hubungin kabel ini dulu ke lubang disini?" "Iya betul, biar sistemnya bekerja." "Terus kalau ini gimana?" "Sini Rin aku ajarin." percakapan antara Rin, Hiori, dan Ness. Sungguh ketiga bocah ini seperti anak TK jika di lihat-lihat walau pekerjaan yang mereka lakukan terbilang cukup rumit. Mereka merakit beberapa peralatan untuk misi para agen.

Sae memperhatikan bagaimana Rin berbaur dengan beberapa orang yang baru saja di kenal, pencapaian bagus menurutnya, dia senang sang adik mulai mencoba untuk tidak mengurung hati nya dengan orang lain.

"Rin! Rin! Sini.." panggil Ness kepada Rin, di angguki sebagai jawaban. Rin mendekat kepada Ness "Apa?" "Mau coba buat obat ga?" "Huh?" "Ramuan, ramuan racun" "?!" Syok sudah jantung si jangkung hijau tua ini "AHAHAHAHAHAHAH! HIORI LIAT MUKA SYOK RIN." tawa Ness menggelegar ke seluruh ruangan lab itu, Hiori pun sedikit terkekeh melihat Rin menunjukkan ekspresi terkejut yang belum pernah dia lihat.

Tersadar dari apa yang Rin ekspresikan, dia sontak memalingkan wajahnya ke arah lain, menutup mulutnya dengan punggung tangannya, alis nya sedikit mengkerut, semburat merah terlihat jelas di pipi nya "Apa sih Ness." Hiori menotice salah tingkah dari Rin "sekarang malu" "Uhh.. menyebalkan." jawaban dari Rin semakin membuat Ness gemas, dia menahan tawa nya demi sang jangkung tidak semakin malu.

"Udah udah.. aduh, ga kuat banget." "Ya lagian lo aneh mau buat ramuan racun." Ness menghentikan tawa nya, memandang serius ke arah Rin "Tapi aku serius?" "Huh, beneran?!" "Ness ga pernah bohong, Rin." jawab Hiori dengan memastikan "Tunggu, kegunaannya?" "Banyak" "Anjing?" Sungguh, apa yang mereka bicarakan?!

"Ness emang di bagian racik obat-obatan, Rin." Jelas Kenyu "Jadi?" "Dia yang ngehandle semua obat-obatan, mulai dari obat buat kesehatan agen, racun buat musuh, atau bahkan obat lain yang dosisnya bener-bener tinggi" "Hum! hum! " angguk Ness dengan bangga ketika Kenyu menjelaskan "Jadi kalau kamu butuh sesuatu tentang itu semua bisa dateng ke aku, kalau butuh tentang mekanisme Hiori ahlinya." "Gue pikir lo bercanda." "HAHAHAHAHA, please Rin.. bisa ngelawak juga." "Anj-"

.
.
.
.
.

Rin dan Ness menyibukkan diri mereka dengan meracik beberapa obat, botol-botol ramuan tertera di meja lab milik Ness, si surai hijau tua itu belajar mengenai dasar dari obat-obatan setelah mendapatkan dasar mekanisme dari Hiori. "Ness, ini cairan tuang kemana?" "Disitu sda mangkuk kecil, tuang kesitu jangan sampai penuh" "terus?" "Campurin sama pil ini." "Oke."

Bergelut dengan beberapa obat-obatan itu, Pria berambut cyan; Hiori juga membantu Rin dengan mengambilkan beberapa barang, sedangkan Sae dan Kenyu melihat sekeliling untuk melihat-lihat beberapa kotak yang berisikan obat.

"Rin mau di bantu?" tanya Hiori kepada Rin ketika si surai hijau tua ini terlihat kesulitan mengambil beberapa botol cairan "Mau." "Oke." Hiori mendekat dan mengambil botol-botol itu dari tangan Rin, membawanya ke meja lab milik Ness dan membiarkan Rin melanjutkan pembelajaran nya.

Di tuangnya cairan yang baru dimasukan dari mangkuk kecil ke botol ramuan, Rin mengambil pil yang Ness katakan. Tidak, dia salah mengambil pil. Di masukannya pil itu ke dalam botol, bercampur dengan cairan itu. Rin menggoyang kan botol itu sebentar, diletakkan  botol ke meja, terlihat gelembung-gelembung mendidih dari cairan itu "Ness, ini emang blubuk-blubuk?" "Hah?"

Ness menoleh kala merasakan sesuatu yang tak beres "Loh? LOHHHHH?!" tepat setelah merespon cairan itu meledak, membakar meja lab milik Ness, membuat Rin dan Hiori pun panik setengah mati "NESS MATIIN!" teriak Hiori menghampiri, sedangkan Ness sendiri berusaha mematikan api yang menyebar, di bantu dengan Rin "Ness, maaf!".

Melihat kericuhan itu, Kenyu dan Sae bergegas menghampiri dan membantu memadamkan api " Kok bisa?! Kalian ceroboh banget astaga.."  ucap Kenyu sembari mengambil tabung APAR dan memadamkan api nya, di sisi lain Sae menarik Rin untuk menjauhi api "Sini! Rin!"

Beruntung api itu segera padam karna adanya Kenyu, Hiori dan Rin menghela nafas lega "Ness, maaf.", Ness menghampiri meja lab dan menjatuhkan tubuhnya di dekat meja "Gusti nu agung meja urang.." terdengar dramatis.

"Ness, maaf.." ucap Rin dengan suara bersalah, Ness sontak menoleh dan menepuk pundak Rin "Gak, gak! Santai Rin, gapapa kok" "Hahaha santai Rin, Ness bisa lebih parah kok dibanding ini" Ucap Hiori dengan sedikit meledek "Hio?!" "Hahahaha!".

Ness menyentuh meja itu, membuat telapak tangannya menghitam. *Plak! Dengan sontak mengarahkan tangannya ke pipi Hiori, meninggalkan noda hitam yang cukup banyak disana, yang di tampar pun menghentikan tawanya "... NESS?! BENER-BENER LO!" "Pftt-- Ganteng kok Hio.. HIO?! GA GA ANJINGGGGGGGGG" Si rambut cyan ingin membalas rupanya.

"Haha.." tawa dari si surai hijau tua, mengundang pandangan Ness dan Hiori ke arah dirinya, tersenyum licik "Rin.." panggil mereka secara bersamaan "..?!" "HAP!" "FUCK?! GA!" "AHAHAHAHAHAHA".

Rin sedikit mundur menjauhi dua bocah usil ini. Kenyu yang sedikit tertawa, Sae yang hanya memperhatikan, Ness dan Hiori yang bersikap membuat ruangan itu menjadi sedikit berisik dengan tawa dan ledekan.



*Deg, hati Rin berdetak sedikit. Perasaan yang tak pernah ia rasakan, dia sedikit merasa senang dengan keadaan ini, berada bersama orang yang mengisi harinya. Seutas senyum tipis dan semburat merah tepampang di wajah Rin, dia menundukkan kepalanya, mendengus bahagia, "rasa ini..".

.
.
.
.
.
.
.
.

Sedikit rasa bahagia dia rasakan.





























༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

Halo met, ini author awikwok.

Bahagia dulu sebelum balik ke settingan awal (˵ ͡° ͜ʖ ͡°˵)


༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶


A Mission Boy With His Little Brother. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang