11. Hubungan kita?

122 15 1
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ini tentang..."




"Bang Aiku."

Perkataan yang keluar dari mulut Itoshi Bungsu ini mampu menusuk perasaan dari Sae dan Shidou, terkejut? jelas. Ada apa dengan Aiku? Mengapa Rin menyebut namanya? Apa yang terjadi?

"Aiku?" Tanya Shidou kepada Rin yang hanya diam saja "Rin? Rin. Kenapa sama Aiku?" Kali ini sang kakak yang bertanya dengan sedikit memojokkan, Rin menarik nafas panjang untuk menenangkan dirinya "Bang Aiku, dia musuh kita."

"Ha.."

"Haha."

"Ga mungkin, Rin."

Tawa dan ucapan tak percaya itu terdengar dari Sae dan Shidou, kaget? Iya. Bagaimana bisa?. Sae yang masih tidak percaya kembali melontarkan pertanyaan "Kenapa kamu ngomong gitu Rin? Ga mungkin Aiku-" "Si Aiku itu ngobrol sama Kuni" Chigiri menyela, padahal si surai merah bata itu belum menyelesaikan perkataan nya.

Shidou mengeratkan kepalannya "Terus? Kalau dia ngobrol sama Kunigami ga ada jaminan dia jadi musuh kita." masih mencoba membela "Ya gue tau sih, tapi kan-" "Jaminannya ada, kalau emang si Aiku itu ngobrol sama Kuni di tempat musuh sama aja mereka ada kaitannya kan?" Kali ini ucapan Chigiri di sela oleh Kenyu, Pernyataan dari Kenyu ini bisa di bilang masuk akal.

"Mana bisa gitu Ken, Gue temen Aiku ga mungkin Aiku ngelakuin itu." Shidou tetaplah Shidou dengan pendiriannya "Bener, Aiku bukan musuh kita." Kali ini Sae satu pendapat dengan pria berkulit tan ini.

"Abang.. "

Lirih dari bungsu Itoshi mengalihkan atensi Sae dan Shidou yang notabene-nya abang Rin. "Rin, Ga mungkin kan?" "Bang Do, Dengerin penjelasan Rin dulu." Keduanya diam, baik Sae maupun Shidou. Toh Rin sudah memohon, mereka juga membutuhkan kejelasan jadi mereka lebih baik diam dan mendengarkan.

"Rin gatau ya ini masalah nya diman, tapi.. hubungan kita gimana? Maksud Rin.. Hubungan Bang Sae, Bang Shidou sama bang.. Aiku?"

Semua terdiam, terlebih Sae dan Shidou, kedua nya tidak bisa berbicara.

"Uhh.." Shidou nampaknya ingin memecahkan keheningan dan kecanggungan suasana tapi hal itu di cegah oleh Sae, dia menggelengkan kepala nya dan berbicara terlebih dulu.

"Rin, belum waktunya kamu tau." Ucap si sulung dengan tenang "APA?! Se, udah bertahun-tahun Rin pantes buat" "DIEM DO!"

Sae berteriak, membentak Shidou, entahlah keputusannya sudah bulat untuk tidak mengatakan hal yang sebenarnya. Namun tetap saja tindakan Sae yang berteriak dan meluapkan emosi nya tetap salah, kejadian ini di pandang menyedihkan oleh Rin.

"Se parah itu ya masalahnya?" Tanya si bungsu Itoshi sembari menundukkan kepala dan menahan tangisannya, kala dia takut pertanyaan dan kejadian beberapa detik lalu membuat semakin runyam permasalahan.

Sebuah tangan terulur pada punggung Rin, menepuk nya dengan lembut dan berbicara dengan nada serius.

"Udahin percakapan brengsek ini, balik ke kerjaan masing-masing." Ucap Chigiri kepada yang lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Rin kembali ke kamar nya, merebahkan dirinya di kasur.

"Yo Rin."

Mendengar suara seseorang menyapanya dia bangun untuk duduk dan menatap orang tersebut, menganggukkan kepalanya.

A Mission Boy With His Little Brother. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang