7. Potongan kasus

103 10 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

Selepas dari kejadian meja terbakar itu, kini Rin kembali ke kamarnya, tidak ada orang. Mungkin Chigiri, Bachira, dan Isagi sedang menjalankan misi mereka. Rin membaringkan tubuhnya di kasur, hari yang cukup menyenangkan menurutnya.

*tok tok tok Suara ketukan dari sebrang pintu membuat Rin mendengus kesal "Baru juga rebahan." batinnya. Rin bangun dan berjalan mendekati pintu, memegang kenop pintu dan membukanya.

Terlihat pria surai blonde bergradasi biru dengan surai magenta berada di belakang pria tersebut "Rin." ucap pria itu membuat Rin menaikan salah satu alis nya "apa?" "Ikut kita." "kemana?" "ikut aja udah."

Dengan paksaan dari pria yang memerintah nya ini, membuat Rin enggan menyetujui apa yang di perintahkan Kaiser "Mbung." "Woi anjir, penting ini." "apa dulu?" Rin sepertinya memiliki trust issues kepada Kaiser.

"Gini Rin." Kali ini si surai magenta yang berbicara, dengan cepat Rin memfokuskan dirinya kepada Ness yang berada di belakang Kaiser "Giliran Ness cepet lo." "Kai.." "Jealous aku Ness." "Stt, jadi gini Rin.."

"Kai baru aja selesai ngejalanin misi, dia dapet beberapa bukti dari misi yang dia jalanin, aku mau minta tolong buat bantu selesaiin ini bisa ga?" jelas Ness kepada Rin "Bukannya itu tugas nya kak Kenyu?" si pria jerman pun menjawab "Kenyu lagi urusin yang monitor." "Terus?" "dia sibuk cil."

Merasa malas, Rin hendak menolak tapi Ness lebih dulu mencengkram tangannya dan memohon padanya "Rin, please.." mana tega Rin kalau sudah begini, Ness terlihat benar-benar kesulitan "Ugh, oke." "Serius? Yeay! Makasih Rin!" "Itung-itung minta maaf bakar meja lo."

"Bangsat, giliran Ness setuju. Bokem bangke." Kaiser sedikit kesal ketika dirinya di tolak, tapi bersyukur juga dia membawa partnernya ini untuk membujuk si Itoshi bontot.

.
.
.
.
.
.
.

Di ruangan gelap yang berada di pojok letaknya tak jauh dari ruangan laboratorium, hanya ada cahaya remang-remang yang menerangi ruangan ini, di sini Rin bersama Kaiser dan Ness berada.

"Rin sini." Ness menyibakkan tangannya mengisyaratkan Rin untuk masuk membuntuti kemana Kaiser pergi di angguki oleh Rin sebagai jawaban. Kaiser sendiri berjalan ke sebuah meja yang dimana terdapat banyak tas hitam berukuran lumayan besar, mengambil salah satu tas yang sudah dia tandai dengan tulisan K-m6 "Ness, ini." Kaiser membawakan tas itu kepada Ness "ANJINGGG?!!!, gede banget kai.. Itu isinya banyak banget." "Iya, lumayan dapet banyak bukti." "Gaji kamu pasti nambah" "Aww hayang atuh kalo gitu mah." "geleuh."

Rin sedikit memfokuskan pandangannya kepada tas hitam, menarik minatnya untuk mengetahui apa isi dari tas sebesar itu "Mau di bongkar barang-barangnya?" "Iya Rin, tapi di sini gelap ke lab aja ya Kai?" Tanya Ness kepada Kaiser, Si pria bertatto mawar pun sedikit memiringkan kepalanya "Meja mu kan kebakar Ness?" "Di meja Hio." "Oh, betul ugha ayo atuh gas ngueng."

Saran yang cukup bagus dari Ness, lagipun untuk bagian barang-barang seperti ini Hiori ahlinya sedangkan Ness lebih kepada obat-obatan. Akhirnya ketiga pria itu pergi meninggalkan ruangan barang bukti dan masuk ke dalam ruang laboratorium.

.
.
.
.
.
.
.

"Hiooooooo!" Teriak surai magenta sembari berlari ke arah meja si pemilik nama mengundang atensi seluruh agen yang berada di ruang lab menuju ke arahnya, sudah tidak dikatakan heran lagi jika Ness seperti ini toh lagi pula para agen yang lain terbiasa dan tak terganggu karena memang Ness memiliki secercik jabatan disini.

A Mission Boy With His Little Brother. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang