9. Apa yang terjadi?

110 12 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.

Pagi ini Rin bangun lebih awal, pukul 04:00 dini hari. Ya, memang bisa dibilang dia tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup tapi ini adalah kesempatan emas menurutnya, setidaknya dia bisa mencari tau apa yang sebenarnya terjadi dengan misi yang dijalankan oleh Sae.

Rin berisap-siap, mengenakan celana jeans hitam panjang, juga kemeja navy yang panjang setelahnya dibalutkan dengan jaket hitam yang cukup oversize di tubuhnya. Selesai berpakaian, Rin menyiapkan beberapa barang yang sekiranya dia butuhkan.

"Rin." mendengar dirinya dipanggil, Rin menoleh dan mendapatkan Chigiri sudah siap dengan beberapa peralatan yang pada umumnya digunakan oleh agen "udah siap?" tanya pria rambut merah yang cukup panjang itu "Udah." "Yakin mau ikut?" "keputusan gue udah bulet begini mau lu jadiin kotak?" "ga gitu." bisa ngelawak juga ini bocah.

"Yaudah ayo berangkat."

Rin dan Chigiri berjalan keluar gedung, sejujurnya jantung Chigiri terus berdetak sangat kencang. Dia khawatir, bukan karena takut misinya kali ini gagal atau apa, hanya saja Itoshi bungsu ini lecet atau tidak "Bisa apa? bisa pingsan kalau ketauan Sae." Itu yang dipikirkannya. Keduanya tidak bebicara ataupun mengobrol sama sekali.

"Rin." lagi dan lagi nama Rin disebut, Rin menoleh ke arah Chigiri "Ya?" "Jangan sampe narik perhatian." Oh. Rin mengerti apa yang dimaksud Chigiri. Dia mengangguk dan berdeham sebagai jawaban.

Keduanya kembali melanjutkan perjalanan yang cukup panjang. Kini mereka berada di gedung yang dimana tempat Chigiri melaksanakan misinya kemarin tempat Sae gagal menjalankan misinya. Chigiri menghela nafas lega karena mereka berdua tidak ketahuan semasa pergi menuju gedung ini, namun hal itu tak berlangsung lama mengingat sekarang harus masuk ke dalam bersama Rin.

"Hufttt..." Chigiri mengehembuskan nafasnya menetralkan kembali detak jantungnya "Siap, Rin?" dia melirik ke arah Rin selagi bertanya. Rin menatap gedung itu dengan intens memantapkan dirinya dan mengangguk "ya, ayo."

"Disini tempatnya."

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Berhasil memasuki gedung ini, penjagaan pukul dini hari memang tidak terlalu ketat. Rin dan Chigiri menghela nafas bersyukur, setidaknya dua penjaga di depan gerbang itu berhasil mereka buat pingsan. "Chi." "ya?" "matahari makin naik." "gue tau."

Chigiri tau, bahkan lebih tau. Matahari sudah mulai terbit menandakan aktifitas akan dimulai, dengan begini orang-orang akan berlalu lalang di seluruh gedung. Lantas bagaimana Chigiri dan Rin menjalankan aksi mereka? perlu memutar otak untuk mendapatkan keberhasilan "gue udah nandain satu tempat yang bikin gue lancar ngejalanin misi kemaren." ucap Chigiri "Mau kesana?" "tempatnya lumayan strategis buat dapetin beberapa informasi jadi.." "Ayo."

Mendapatkan persetujuan dari Rin, Chigiri berfikir sejenak lalu mengangguk. Dia berjalan mengendap-endap dan menisyaratkan Rin untuk mengikutinya. Rin melihat Chigiri bergerak, dia mengikuti kemana Chigiri melangkah, mengusahakan agar dirinya tidak ketahuan dan terus berjalan dengan endap-endap.

.
.
.
.
.

Mereka berdua berada di ruangan paling ujung, bersembunyi di balik tumpukan gentong racun yang Chigiri lihat kemaren dan berdiam diri disana "Serius aman Chi?" sudah kesekian kalinya Itoshi Rin menanyakan ini, wajar jika dirinya khawatir ketahuan tapi alasan lainnya pasti bukan itu "aman, mereka lebih sering ngobrol pas lagi ambil racun disini jadi ya lo-"

A Mission Boy With His Little Brother. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang