7. 3.00 A.M

19.8K 1.5K 90
                                    

7. 3.00 A.M

🐼🐼🐼

"Huaaa lepon!!!" teriakan antusias Izza begitu melihat bulatan-bulatan hijau dengan baluran kelapa di atasnya yang tengah disajikan Aiko.

Wanita berdaster batik itu tersenyum tipis melihat wajah berbinar putra kecil nya. Anak itu bahkan sudah meraup klepon yang tersaji di atas piring dengan brutal.

"Pelan-pelan sayang, Buna ga minta kok, ini semua buat adek." ujar nya sembari membersihkan remahan kelapa parut di sudut bibir Izza.

Anak manis itu hanya tersenyum memamerkan gigi susu nya yang tersusun rapi. Matanya nampak sayu namun terlihat di paksakan agar tetap terjaga.

Ayolah ini masih pukul 3 pagi, dan Izza terbangun karena ingin memakan klepon buatan Oma nya semalam yang belum dia cicipi sedikitpun.

Khalid sendiri belum pulang, pria itu sedang sibuk-sibuknya dengan perusahaan nya yang akan melakukan launching produk terbaru yang berkolaborasi dengan perusahaan milik Nawasena.

"Tenapa Papa belum pulang, Buna?" lirih Izza begitu bulatan hijau dengan isian gula merah itu tandas dia makan.

"Kan Papa kerja dek, nanti katanya mau jalan-jalan sama Papa kalau udah selesai kerja." hibur Aiko. Wanita itu sangat tahu pekerjaan Khalid beberapa waktu terakhir cukup menguras waktu kebersamaan nya dengan Izza. Jadi wajar saja putra kecil mereka sampai merindukan Papa, Superhero nya.

"Bis Buna," Izza menjulurkan telunjuknya yang basah bekas air liur. Izza sangat suka klepon dan getuk lindri. Kemarin Oma tak sengaja membuat banyak untuk diberikan pada tetangga mereka, dan ternyata Izza sangat menyukainya.

"Wah habis, sekarang adek minum dulu abis itu kita bobok lagi ya. Ini masih malem sayang" Aiko mengangkat tubuh putranya menuju kamar mereka di lantai dua.

Izza hanya diam menumpukan pipinya yang terasa berat di pundak Buna nya.

"Ica lindu Papa~" lirih anak itu pelan yang masih bisa di dengar Aiko.

Wanita berparas cantik itu hanya bisa mengelus rambut lebat putranya memberikan ketenangan. Perlahan mata sayu Izza tertutup sepenuhnya meninggalkan Aiko yang senantiasa berjaga tanpa berniat melanjutkan tidurnya. Bagi Aiko, wajah lelap putra kecilnya sayang untuk dilewatkan.

Tak terasa pagi menyingsing dengan cepat. Matahari mulai naik menampakkan sinar nya. Buntalan lemak yang tergulung selimut tebal itu mengeliat perlahan. Kedua tangan mungil nya terangkat, mengucek kedua mata nya yang terasa masih berat.

Hello! Izza [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang