Mine - 21

401 34 2
                                    

Hari ke 2

"Hm, ada apa Kiba?" Naruto mendengus mendengar tak ada jawaban dari orang di sebarang, ia menatap layar handphone nya yang masih menyala. Telpon nya masih terhubung, 'kemana si Kiba itu?' pikir Naruto.

[...]

"Suara mu tak jelas kib" Naruto merotasi matanya malas.

[.....]

"Ya aku sedang tak di rumah, lagi pula aku juga sudah izin dengan guru untuk tak masuk"

[....]

"Ya, jika tidak ada lagi aku tutup"

Naruto dengan cepat mengakhiri telpon nya sepihak, jika tidak Kiba akan kembali mengoceh tak jelas. Bayangkan lah ini masih pagi, terlalu pagi untuk Naruto bangun.

Ia mengambil jam tangan nya di nakasnya dan memakai nya, melirik jam tangan itu lalu menghela nafas. Jam 05:57, masih pagi dan rasa kantuk nya sudah hilang.

Salahkan Kiba dengan seenak jidat nya menelpon nya berkali-kali, jika Naruto tak mengangkat nya mungkin Kiba akan terus menelpon nya.

Berjalan dengan gontai ke kamar mandi agar tubuh nya segar sempurna, mungkin ia bisa memulai pagi nya dengan sedikit berolahraga setelah mandi.

Tak lama selang 20 menit Naruto sudah siap lengkap dengan pakaian santai nya untuk olahraga, ia berjalan menyusuri tangga untuk kelantai dasar.

"Oh Naruto? kau mau kemana pagi-pagi begini sudah siap?" Naruto menoleh ke sumber suara, ia melempar senyum manis nya sembari sedikit membungkuk.

"Ohayo mikoto-san" Naruto kembali melempar kan senyum nya sembari menghampiri Mikoto "ada yang bisa saya bantu?" Ucap Naruto yang kini telah berdiri di samping Mikoto yang tengah memasak makanan.

"Tak perlu se-formal itu Naruto, oh ya. Panggil aku kaa-san saja!" Ucap Mikoto sedikit melirik Naruto sembari tersenyum.

"Ha'i, ada yang bisa ku bantu, kaa-san?" Mikoto mematikan kompor nya dan menghadap ke Naruto.

"Kau pinta memasak?" Ucap Mikoto sembari berjalan bolak balik mengangkut makanan dari dapur ke meja makan di bantu oleh Naruto, bahkan Naruto melupakan - awali pagi nya dengan olahraga -

"Ha'i, kaa-san ku selalu mengajariku dulu" Mikoto tersenyum mendengar ucapan Naruto, ia kembali tersenyum saat melihat Naruto yang juga ikut sibuk menata makanan di meja makan.

"Baiklah kalau begitu kau bisa membuat soup kan?" Tanya Mikoto yang di balas anggukkan oleh Naruto, Mikoto tersenyum " baiklah kau boleh membuat soup, mumpung aku juga belum membuat nya" ucap Mikoto tersenyum

"Ha'i" Mikoto menatap punggung Naruto yang sudah kembali memasuki dapur untuk membuat soup.

"Aku harap, kau tetap berada di sisi Sasuke jika nanti kau sudah mengetahui kebenaran tentang perjodohan kakakmu Naruto" gumam sendu Mikoto, tanpa Mikoto tau bahwa Naruto sudah mengetahui kebenaran itu.

.
.

.
.

"Baiklah soup apa yang akan ku buat?" Tanya Naruto pada dirinya sendiri, ia mengelus satu persatu bahan-bahan yang ada di kulkas mansion itu.

"Soup tomat sepertinya tidak buruk" monolog Naruto yang mengambil beberapa tomat untuk di buat soup.

Tangan nya dengan lihai memotong sayuran dan bahan-bahan lain, berganti memasuki bahan soup satu persatu dan mulai memberi penyedap rasanya. Senyum nya merekah indah saat merasakan soup nya.

"Emm enak!" Serunya kesenangan sendiri, Mikoto yang dari jauh memperhatikan itu ikut tersenyum.

'bisakah kita mengganti putri mu dengan putra mu saja khusina?' pikir Mikoto menerawang

mine - sasunaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang