1.1

90 17 0
                                    

Musim panas telah datang, bulan September sebentar lagi tiba dan itu artinya surat dari Hogwarts akan segera datang. Hanny diam diam merasa senang, rencananya sebentar lagi berjalan, dan siapa yang tak antusias untuk sekolah di Hogwarts?

Harry terus berbicara dia cukup senang mereka akan masuk SMP negeri, berbeda dengan Dudley yang akan masuk sekolah paman Vernon dulu, Smeltings. Piers dan teman Dudley lainnya juga akan masuk sana, jadi mereka akan mendapatkan masa sekolah yang tenang.

Kata-kata masa sekolah yang tenang sedikit membuat Hanny merasa bersalah, ia tahu Harry tak akan merasakan hal itu. Meskipun begitu, ia akan berusaha sebaik mungkin agar saudara nya tak mengalami banyak kesusahan.

Dapur berbau sangat busuk esok paginya saat mereka datang untuk sarapan. Bau itu berasal dari ember metal besar di tempat cuci piring. Terisi dengan gumpalan kotor yang mengapung di air berwarna abu-abu.

"Apa itu?" Tanya Harry yang membuat bibi Petunia mengerutkan bibirnya.

"Seragam sekolahmu yang baru." Jawabnya.

"Oh," Harry hendak mengatakan sesuatu yang lain, namun Hanny menghentikannya. Tak ingin mendengar hinaan dari bibinya.

Dudley dan Paman Vernon muncul, keduanya mengernyitkan hidung gara-gara bau seragam Harry dan Hanny yang baru. Paman Vernon seperti biasa membuka korannya dan Dudley memukul-mukulkan tongkat Smeltings-nya-yang selalu dibawanya ke mana-mana-di atas meja.

Mereka mendengar bunyi klik kotak surat dan jatuhnya surat- surat di keset.

"Ambil surat, Dudley," kata Paman Vernon dari balik korannya.

"Suruh saja Harry."

"Ambil surat, Harry."

"Suruh saja Dudley."

"Sodok dia dengan tongkat Smeltings-mu, Dudley."

"Biar aku yang ambil, paman." Hanny bergegas pergi sebelum Dudley menyodokkan tongkatnya pada mereka.

Ada empat benda tergeletak di keset: kartu pos dari adik perempuan Paman Vernon, Marge, yang sedang berlibur di Pulau Wight, sebuah amplop cokelat yang kelihatannya berisi rekening tagihan, dan-surat dari Hogwarts untuk dirinya dan Harry.

Hanny berusaha keras menyembunyikan senyumannya. Dia menyimpan surat mereka di balik bajunya sebelum menemui paman Vernon.

"Cepat sedikit, Hanny!" teriak Paman Vernon dari dapur. "Buat apa kau memeriksa kalau-kalau ada bom-surat?" Kemudian dia menertawakan leluconnya sendiri.

Hanny segera kembali ke dapur, menyerahkan surat pada paman Vernon dan menarik Harry untuk masuk ke dalam lemari bawah tangga.

"Hanny ada apa?"

"Shhh," Perlahan Hanny mengeluarkan dua surat dari balik bajunya. Amplopnya tebal dan berat, terbuat dari perkamen-kulit
yang digunakan sebagai pengganti kertas. Warnanya kekuningan dan nama serta alamatnya ditulis dengan tinta hijau zamrud. Tak ada prangkonya.

Tertulis disana,

Mr. H. Potter
Lemari di bawah tangga
Private Drive no. 4
Little Whinging, Surrey

Ms. H. Potter
Lemari di bawah tangga
Private Drive no. 4
Little Whinging, Surrey

Senyum Hanny merekah, "kita dapat surat, Harry!" Saudara nya terkejut, tak pernah menyangka akan ada yang mengirimi surat. Mereka tak punya keluarga, teman, atau kenalan lain yang akan mengirimi mereka surat.

"Harry, surat ini berisi undangan untuk-"

Pintu lemari terbuka dengan suara keras bersamaan dengan teriakan Dudley, "Dad! Harry dan Hanny dapat surat!"

IRIDESCENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang