1.6

85 15 4
                                    

Merry kembali tepat setelah es krim si kembar Potter telah habis. Hanny yang tidak ingin membuang waktunya bergegas menggandeng Harry dan meminta Merry membawa mereka ke McKinnon Manor.

Mereka tiba dalam hitungan detik. McKinnon Manor sungguh terlihat indah dan di dalamnya pun terasa nyaman. Merry dengan jelas merawat manor ini dengan sangat baik.

"Selamat datang di McKinnon Manor tuan dan nona Potter," Suara Merry terdengat begitu riang, seolah dia telah menantikan momen ini seumur hidupnya.

McKinnon Manor dapat dikatakan cukup mewah. Tiang-tiang tinggi, lampu gantung, lantai marmer, tak lupa dengan aksesoris rumah yang tak kalah menyilaukan mata.

Harry berpikir ia bisa menjadi pengangguran dan tetap kaya setelah melihat keadaan manor.

"Terima kasih Merry, boleh aku minta tolong untuk mengantar kami ke kamar?" Hanny rasa mereka butuh istirahat, lagipula hari sudah mulai gelap, ia masih bisa mulai besok untuk mempersiapkan Harry masuk Hogwarts.

"Tentu nona Potter, tapi apakah nona dan tuan Potter tidak ingin makan malam?"

Hanny menatap Harry untuk menanyakan pendapatnya. Harry nampak menggelengkan kepala, mereka sudah cukup kenyang makan di pub tadi, terlebih mereka memang terbiasa makan sedikit. Setelah Hanny pikiran, ia harus mengubah kebiasaan itu.

"Tolong bawakan roti dan susu saja, itu sudah cukup."

"Baiklah, akan Merry siapkan. Mari nona, tuan, biar Merry antar ke kamar."

Mereka tidur di kamar terpisah namun berdekatan. Merry benar-benar menyiapkannya dengan baik. Roti dan susu yang disajikan pun sangat lezat.

Hanny merebahkan dirinya, menatap langit-langit. Kamar ini cukup luas, seperti kamarnya di kehidupan sebelumnya. Meskipun begitu, ia merasa aneh, mungkinkah itu karena ia telah terbiasa tidur di ruang bawah tangga yang sempit bersama Harry?

Tok tok

Pintu kamarnya terbuka sedikit. Sebuah kepala kecil dengan mata hijau zambrud menatapnya.

"Ada apa Harry?"

Harry melangkah masuk dan menutup pintu dengan hati-hati. Ia berjalan mendekati saudarinya, berdiri di pinggir kasur.

"Rumah ini sangat besar dan kamarnya terasa begitu luas. Aku..."

Harry menggantungkan kalimatnya.

"Aku sedikit takut.. Bolehkah kita tidur bersama malam ini?"

Hanny tak kuasa melepas tawanya, tidak bermaksud meledek saudara kembarnya, tapi Harry sangat lucu. Bocah laki-laki itu tampak merah padam, menekuk bibirnya kesal ditertawakan.

"Maaf Harry, aku tidak bermaksud. Tapi tentu saja kau boleh tidur bersamaku. Sini." Hanny menepuk-nepuk sisi ranjang yang kosong.

Harry langsung berpindah tempat, berbaring disisi Hanny.

"Kau tau Hanny? Aku tidak pernah membayangkan semua ini sebelumnya. Dan aku bahagia karena ini nyata dan ada kamu disisiku."

Hanny dapat merasakan Harry menggenggam tangannya.

"Aku juga, Harry. Aku merasa bahagia menjadi saudarimu." Harry tersenyum mendengarnya.

"Aku harap Hogwarts akan menyenangkan. Dan semoga kita berada di asrama yang sama-" Harry menguap lebar, "aku tidak ingin berpisah darimu."

Hanny terkekeh, "kemanapun kau diterima, aku akan memaksa topi seleksi untuk tetap bersamamu, Harry." Si gadis mengusap kepala adik kembarnya dengan lembut, "nampaknya kita harus tidur sekarang,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IRIDESCENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang