1.3

1K 96 7
                                    

Hari mulai senja saat mark dan jeno menyelesaikan semua urusan kepindahan mereka. Mark sedari tadi menatap heran ke arah jeno, adik nya itu nampak sedikit gugup saat keluar dari ruang akademik setelah menyelesaikan semua kepindahan mereka. Bukankah adiknya ini sangat aneh, biasanya orang akan gugup saat akan melakukan sesuatu tapi kenapa jeno malah terlihat gugup saat semua urusan mereka sudah beres.

" ada apa dengan mu? " sepertinya Mark tidak tahan lagi untuk tidak bertanya.

" aku tidak apa-apa" jawab Jeno singkat masih dengan raut wajah tegangnya.

" kau tidak, wajahmu menunjukkan segalanya. Kau tidak akan bisa berbohong dengan wajah seperti itu. Apa kau takut karena akan menjadi mahasiswa baru?"

Jeno menggeleng" bukan. Bukan itu "

Sekarang mark kembali dibuat bingung oleh jeno " lalu?"

Kini jeno menatap kakaknya tersebut "aku hanya merasa bersalah dengan sikapku kemarin. Kau dan bubu bener, tidak seharusnya aku bersikap seperti itu. Sekarang aku malah bingung bagaimana harus meminta maaf pada mereka"

Ah.. jadi karena itu adiknya ini terlihat gugup sedari tadi " apa yang harus kau bingung kan? Hanya datangi mereka dan minta maaflah dengan sungguh sungguh, aku yakin mereka akan mengerti. Aku akan ikut denganmu nanti, aku juga ingin dekat dengan mereka"

Jeno mengangguk singkat mendengar pernyataan kakaknya, sepertinya dia masih belum mengerti perasaannya. Tapi jeno juga malas untuk lebih memperpanjangnya. Lebih baik ia dia diam saja, mengalihkan pandangannya ke jalanan kota sambil memikirkan semua kekhawatirannya.

_____

Matahari sudah tenggelam sempurna saat kedua putra sulung keluarga jung sampai di rumah. Sedari tadi sepanjang perjalanan pulang Jeno masih terus bergulat dengan rasa gugupnya. Dan rasa gugup itu semakin memuncak saat ia melihat Sungchan dan Beomgyu duduk di bangku yang berbeda di taman depan sedang asik bercengkrama sambil sesekali tertawa.

Melihat raut wajah Jeno yang semakin tegang membuat mark dengan susah payah harus menahan tawanya agar tidak pecah.

" apa yang kau takutkan jen?, kau hanya akan minta maaf saja, bukannya ingin melamar anak orang " ucap mark dengan suara yang bergetar, dia masih mencoba menahan tawanya.

Mendengar ucapan dari kakaknya itu bukannya membuat jeno jadi tenang malah membuatnya menjadi kesal sendiri. Tapi bisa ia akui itu membuat rasa gugupnya sedikit berkurang.

Jeno menghembuskan nafasnya secara kasar,lalu setelahnya ia melangkahkan kaki ke arah kedua adik yang baru ia temui itu, masa bodoh dengan Mark yang mengikutinya sambil terkikik.

Tepat setelah jeno sampai di hadapan mereka, kedua adik kembarnya tersebut menoleh, menatap kearahnya. Melihat tatapan bertanya dari Beomgyu dan tatapan tajam dari Sungchan sukses membuatnya menelan Saliva. Sepertinya rasa gugupnya kembali lagi.

"Ada apa kemari?" Jeno bisa mendengar nada ketus dari suara Sungchan meskipun setelahnya Beomgyu menghadiahi kembarnya tersebut dengan tatapan tajam.

" aku hanya ingin minta maaf soal yang kemarin,sepertinya perkataan ku  sudah keterlaluan kepada kalian"

Untuk beberapa saat tidak ada jawaban apapun dari keduanya, jeno bisa melihat Sungchan yang mengalihkan pandangannya sambil mendengus,hal itu jelas terlihat menyebalkan di matanya. Ia tau ia salah tapi kesalahannya tidak seburuk itu sampai sulit untuk di maaf..kan?   Atau apakah memang ia sek keterlaluan itu?

Tapi berbeda dari respon Sungchan Beomgyu tersenyum lebar menanggapi permintaan maaf juno, meskipun untuk beberapa saat ia sempat terdiam " tidak apa hyung, jika aku jadi kau aku pun mungkin akan melakukan hal yang sama"

The Jung's (Before Happy Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang