Jeno terdiam memikirkan semua hal yang mengusik pikirannya sejal tadi, ia tidak tau apa yang membuatnya mengatakan semua hal tadi. Hatinya sedikit kecewa entah karena apa, jika boleh jujur ia masih belum terlalu menerima papanya, ia melakukan semua ini semata-mata hanya karena bubunya saja. lalu tiba-tiba papanya itu mengatakan kalau dia dan bubunya memiliki anak lain selain ia dan mark yang bahkan ia senderi tidak tau kapan bubunya itu mengandung. bukankah alasan itu saja sudah cukup untuk membuat otaknya berpikir macam-macam.
"apa yang kau lakukan?" pertanyaan itu berhasil membuatnya menoleh. sekarang ia bisa melihat mark berdiri di hadapannya, sepertinya kakaknya itu mengikutinya
melihat jeno yang tidak kunjung menjawab pertanyaanya membuat mark mendengus pelan lalu mengambil tempat duduk di sebelah jeno.
" kenapa kau mengikutiku keluar?" pertanyaan itu keluar dari jeno tepat setelah mark mendudukkan dirinya.
mark mengangkat bahu "Entahlah, tapi instingku menyuruku untuk mengikutimu, dan lagi aku juga tidak ingin menangung amukan bubu karena apa yang kau lakukan jadi, kau tidak tau saja bagai mana suasana di dalam sana tadi, apalagi tatapan dari anak yang bernama sungchan itu"
jeno mendengus mendengar jawaban mark " terserah kau saja lah. tapi hyung....bagaimana menurutmu dengan pernyataan papa tadi?"
ok.. sekarang pertanyaan dari jeno berhasil membuat mark mengalihkan atensinya menuju adiknya tersebut " sejujurnya aku juga sendiri tidak tau" setelah mark mengatakan itu hening terjadi di antara mereka, butuh beberapa saat sampai akhirnya mark melanjutkan perkataannya " tapi jen... jangan terlalu menghakimi seperti itu, bahkan kita tidak tau apa yang terjadi pada mereka sampai akhirnya membuat bubu harus pergi meninggalkan papa. kita tidak tau apapun tentang masalalu mereka"
jeno menghembuskan nafasnya perlahan" kau benar hyung, aku seharusnya tidak boleh bersikap seperti tadi. aku hanya terlalu mara pada papa dan sebenarnya ada sedikit perasaan tidak suka saat melihat hidup kedua anak itu yang terlihat sangat bahagia, tidak seperti kita"
mendengar penuturan jeno membuatnya mengangguk maklum " sekarang aku tau apa yang kau rasakan, tapi meskipun begitu tidak semua sama seperti yang kita lihat jen. bahkan kadang hal itu jauh berbeda dari yang kita lihat dan kenyatanya"
setelah perkataan mark tersebut, tidak ada lagi yang bersuara di antara mereka berdua membuat hening tercipta di antara ke duanya, mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
" udara sudah semakin dingin, bagai mana jika masuk ke dalam sekarang" setelah cukup lama dalam keheningan akhirnya mark membuka suara untuk memecahkan keheningan, dan juga udara sudah semakin dingin jadi ia memutuskan untuk mengajak jeno untuk masuk ke dalam rumah. memang sedari tadi mereka berada di halaman depan rumah
_______
" mark , jeno " panggilan itu berhasil menghentikan langkah kedua pemuda jung tersebut untuk melangkah ke dalam rumah, di sana dapat mereka lihat taeyong yang sedang duduk di kursi ruang keluarga, sepertinya taeyong sengaja duduk di sana untuk menunggu mereka.
dengan perlahan mark dan jeno melangkah ke arah bubu mereka, mereka tau bubu mereka pasti akan membicarakan masalah tadi. memang sudah menjadi kebisaan taeyong untuk segera menyeleasikan masalah, dan menegur apapun ia anggap salah, tapi mereka tidak berfikir akan secepat ini.
" duduk di sini, jangan berdiri saja di sana" taeyong menepuk tempat duduk kosong di sebelahnya memerintahkan kedua putranya untuk duduk.
" apa kalian tau kenapa bubu memanggil kalian?" tanya taeyong tepat setelah kedua putranya mengambil tempat duduk.
jeno mengangguk " aku tau, aku minta maaf ka..."
" tidak, bukan itu" taeyong memotong perkataan yang akan di ucapkan jeno " bubu memanggil kalian bukan karena itu, bubu tau jeno salah tapi bukan kepada bubu jeno harus minta maaf, yang seharusnya menerima permintaan maaf jeno itu beomgyu dan sungchan bukan bubu. bubu memanggil kalian di sini ingin menjelaskan sesuatu, jadi kalian dengarkan"
kedua nya mengangguk menunggu penjelasan yang akan di berikan pada mereka " mark ingat kan jika dulu mark dan jeno pernah tinggal di rumah ama hampir satu tahun sebelum bubu membawa kalian ke jepang?" tanya taeyong yang di angguki oleh mark
" saat itu bubu mengandung adik kalian, dan saat itu juga masalah muncul di antara bubu dan papa. satu tahun itu waktu yang cukup untuk membuat hubungan papa dan bubu hancur dengan masalah yang sebenarnya adalah karangan semata. karena saat itu ada mantan sekertaris papa yang mengadu domba kami dam membuat kami saling menyalahkan satu sama lain. bubu dan papa dengan bodohnya malah percaya dengan ucapnya. kami pikir di bukan orang yang seperti itu hanya karena kami telah mengenalnya lama. tapi kami salah, bahkan ucapannya sanggup membuat bubu pergi meningalkan papa"
"tapi jika mereka memang anak bubu, kenapa bubu tega meninggalkan mereka" mark tidak bisa menahan dirinya untuk tidak bertanya, penjelasan bubunya membuatnya meresakan perasaan yang aneh
taeyong tersenyum kecut mendengar pertanyaan dari mark " bubu tidak berniat meninggalkan mereka, bubu bahkan baru tau jika mereka masih hidup" taeyong berhenti sejenak, ia menghela nafasnya, rasanya sangat berat saat kembali menggalih kenangan yang ingin ia lupakan " puncak dari semua masalah papa dan bubu terjadi setelah bubu melahirkan, wanita itu mendatangi bubu dan membawa dua bayi yang tidak bernyawa, dia bilang itu adalah anak-anak bubu. dan dengan sangat meyakinkan dia bilang pada bubu jika papa kalian akan memisahkan kalian dan bubu. saat itu yang ada di pikiran bubu hanya bubu tidak ingin kehilangn lagi, cukup kedua bayi bubu yang pergi tidak kalian. jadi saat itulah bubu memilih membawa kalian pergi"
" jadi. mereka memang anak papa dan bubu, adik kami " sekarang jeno mengeluarkan suaranya setelah cukup mendengarkan penjelasan dari taeyong.
taeyong menatap kedua putranya dan mengangguk " iya, mereka adalah adik kalian" setelah mengatakan itu ia melihat kedua putranya terdiam. sepertinya ia tau apa yang sedang di pikirkan kedua putranya tersebut " kalian jangan terlalu menyalahkan papa kalian, di sini bubu juga salah . kami sama-sama salah , kami salah karena terlalu mempercayai orang lain"
tiak ada lagi kata yang keluar dari jeno dan mark, mereka bingung harus merespon seperti apa. Apalagi jeno, ada rasa bersalah dalam hatinya, ia bahkan tadi menyebut kedua adiknya adalah anak dari simpanan jaehyun. entah bagai mana mereka akan bersikap saat bertemu lagi dengan kedua adiknya tersebut.
" setelah semua penjelasan bubu, besok saat kalian bertemu, bisakah bubu minta kalian untuk meminta maaf pada sungchan dan beomgyu?"
kedua putra taeyong itu mengangguk, lagi pula meraka memang harus memunta maaf setelah apa yang telah mereka lakuakan tadi.
_______
sungchan menatap beomgu yang tidur di sebelahnya, tangannya senantiasa melingkar pada badan beomgyu, ia memeluk saudara kembarnya itu cukup erat,seakan beomgyu bisa menghilang jika pelukannya terlepas. tanpa peduli apakah beomgyu akan tergangu atau tidak. Setelah kejadian tadi sungchan membawa beomgyu kekamarnya. Untuk malam ini ia akan tidur dengan beomgyu, ia terlalu takut.
jika ada yang menyebut sungchan pengecut maka ia sendiri akan setuju, apalagi jika itu menyangkut saudara kembarnya. akan menjadi rutinitasnya setiap malam untuk mengecek ke kamar beomgyu, memastikan jantung milik saudara kembarnya itu masih tetap berdetak. ia selalu takut jika suatu waktu jantung itu akan berhenti berdetak saat saudara kembarnya itu tertidur.
Dan satu lagi saat yang membuatnya merasakan ketakutan sangat kuat adalah saat-saat seperti ini, saat jantung itu bedetak tidak normal. saat itu terjadi ia tidak akan mau meninggalkan beomgyu barang sebentar saja dan itu akan berakhir dengan ia akan menempel pada beomgyu seharian penuh.
ia hanya berusaha meyakinkan dirinya sendiri jika semuanya akan baik-baik saja, beomgyunya akan terus berada di sisinya dan tidak akan kemana mana. ia takut jika kejadian di masa lalu terulang lagi, saat ia hanpir kehilangan beomgyu. saat itu ia meninggalkan beomgyu seorang diri untuk bermain dengan tema-temannya. setelah kejadian itu terjadi ia berjanji untuk terus bersama saudara kembarnya tersebut.
beomgyu itu segalanya untuknnya, beomgyu itu dunianya, temannya, sahabatnya, saudaranya, dia juga adalah orang yang memberikannya kasih sayang seorang ibu padanya . bahkan beomgyu ada di urutan pertama orang terpenting dalam hidupnya melebihi dirinya sendiri. Jadi bagaimana ia bisa bertahan jika dunianya pergi, untuk membayangkannya saja ia tidak akan pernah sanggup, seberantakan dan sehancur apa dunia tanpa kembaranya tersebut. Itulah sebuah ketakutan terbesar yang ia miliki, saat beomgyu tidak ada dalam hidupnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Jung's (Before Happy Ending)
FanficLahirnya anak kembar memang biasanya membawa kebahagiaan bagi sebuah keluarga. Tapi tidak dengan kembar keluarga JUNG'S, mereka terlahir ketika hubungan kedua orangtuanya sedang tidak baik baik saja. Tumbuh bersama tanpa seorang ibu membuat mereka t...