Toneri langsung melompat dua kali ke belakang dan mulai menginjak-injak kobaran api. Bila saat itu si samurai ular dan anak buahnya menyerang, boleh jadi ia akan terbunuh.
Benar saja, dua dari kelompok ronin tertarik dengan gerakan Toneri, menyerang ke depan. Kashimura bergegas menarik diri dari posisi rendahnya lalu menggunakan pedang di masing-masing tangan, dia menyabet lengan mereka.
Tidak berhenti di situ, dia juga menyerang si mata ular dengan satu sapuan menyamping. Katana sang samurai menangkisnya, dan pedang mereka beradu. Rangkaian panjang pertarungan sengit terjadi sedetik kemudian. Di bawah cahaya gemintang, untuk pertama kali mereka kembali bertarung. Bentrokan keduanya tidak diragukan lagi menunjukkan mereka memang musuh.
Suara guyuran air memecah ketegangan.
Serentak Kashimura dan samurai ular menjauhi arena. Benturan pelindung pedang mereka harus berakhir. Samurai ular menatap tajam lalu kembali mundur bersama sisa pasukannya, meninggalkan halaman rumah Kujaku dengan kecepatan hewan liar.
Kashimura mendekati pemuda yang dia anggap anak magang, ikut menginjak-injak api hingga padam, sementara Yukichi muncul sambil menyiramkan air ke sekitar halaman.
Setelah kekacauan terhenti dan menyisakan keheningan, Kashimura dan Toneri bersama-sama memeriksa ronin yang pingsan terikat.
"Kita kembalikan mereka pada bocah Uchiha." Kashimura berkata dengan lelah, menepuk punggung Toneri.
Ia mengangguk, berjongkok untuk membuka ikatan mereka.
"Shuuji."
Dalam suara Yukichi terkandung ketegasan yang kelam, membuat Kashimura yang dipanggil was-was bukan main.
Tanpa banyak bicara, dia mengulurkan tangan. Laksana anak kecil yang tertangkap basah berbuat nakal, Kashimura menyerahkan kedua pedangnya pada Yukichi sembari cemberut.
"Aku yang akan mengembalikan mereka, kalian pergilah." Setelah melirik samurai yang terkapar, dia berputar pada tumitnya. Yukichi berlalu membawa kedua senjata itu menuju dalam rumah.
"Anda sudah mengenal Yukichi-san sebelumnya?" Toneri bertanya seraya keluar dari halaman rumah Kujaku.
Balasan Kashimura terdengar samar, seolah dia sedang bernostalgia.
"Aku dan Guru Yukichi memiliki asal yang sama, dari negerimu. Meski penampilannya seperti itu, dia dulu perwira hebat. Sebagian besar perang yang kami menangkan karena saran strateginya."
Bila dipikir-pikir lagi, memang ada catatan di ruang kerja ayahandanya yang menuliskan tentang perwira itu.
Kashimura lalu mengangkat bahu tak acuh setelah itu. "Yah, dia baru terkenal setelah ayahmu pindah dengan ibumu, sih."
"Jadi Ayahanda yang ikut Ibunda, dan bukan sebaliknya?"
Ekspresi Kashimura sama sekali tidak ambil pusing saat dia menjawab berselimut ejekan, "Kau baru tahu tentang itu? Payah sekali. Lihatlah aku, aku tahu semua tentang kisah cinta ayah dan ibumu."
Dia membusungkan dadanya dengan sombong, membuat Toneri segera menghela napas. Pria pendek di sampingnya selain memiliki rasa penasaran yang besar, dia juga memiliki kebanggaan dan kepercayaan diri yang lebih besar. Ia diam-diam berdoa Fumiya tidak terlalu banyak mengambil sifat sang ayah.
Sejenak hening lantas Kashimura tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Ia telah siap melafalkan doa pengusir jin, sebelum akhirnya Kashimura melanjutkan dengan kalimat yang mengundang keterkejutan hebat hingga Toneri merasa jantungnya melompat dari rongga dada.
"Dan kau tahu? Bahkan akulah saksi mereka yang hampir saling membunuh!" Ia melanjutkan, tak sadar pemuda yang ia bawa jalan-jalan hampir kehilangan fungsi otaknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/326844494-288-k257158.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WILD KINGDOM (The Unforgettable Words)
FanfictionOotsutsuki Toneri menjadi raja setelah ayahandanya mangkat. Kehidupan rakyatnya benar-benar damai bila dibandingkan dengan kondisi kerajaan seberang. Oleh sebab itu pula, sebelum meninggalkan sang putra untuk selamanya, ayahandanya meminta Toneri m...