PROLOG

3.4K 156 2
                                    






Happy reading!!





"Kerja bagus, kau memang keponakan Paman yang sangat Paman banggakan." Tawa bahagia seorang pria paruh baya yang biasa dipanggil dengan sebutan Qi Pei Xin.

Sedang keponakan pria itu, Xiao Zhan hanya diam dengan tatapan datar. Tak ada raut kebahagiaan yang terpancar di wajahnya.

"Sampai kapan Paman ... sampai kapan aku harus menjadi alatmu untuk memeras harta mereka?" gumam Xiao Zhan.

Qi Pei Xin menghentikan tawanya, meletakkan gepokan uang yang ada di kedua tangannya. Lalu beralih mencengkram kuat rahang pemuda di hadapannya.

"Tidak ada kata berhenti, Xiao Zhan. Apa kau ingin menjadi anak tidak tau diri, hah?! Aku dan bibi mu merawat dirimu sedari kecil. Sudah waktunya kau membalas kebaikan kami." Desisnya, melempar kasar wajah Xiao Zhan.

Qi Pei Xin tersenyum lembut, meraih wajah Xiao Zhan. "Jadilah anak penurut, maafkan Paman, hm." Bagaikan seorang psico, sikap Qi Pei Xin mudah sekali berubah.

Xiao Zhan hanya bisa mendengus lesu, ingin rasanya ia kabur dari jeratan pria ini. Namun di sisi lain dia tidak ingin menjadi manusia tidak tau balas budi.

Entah sudah berapa kali Xiao Zhan mendekati pria kaya, lalu kabur setelah berhasil merayu dan mendapatkan banyak uang dari mereka. Xiao Zhan merasa hina, dia merasa begitu berdosa. Namun tidak ada jalan lain, dia tidak bisa kabur dari Qi Pei Xin. Sering kali pria itu mengancam ingin melenyapkan Xiao Zhan, jika dia menolak keinginannya.

.
.

Malam ini Xiao Zhan diajak kembali oleh Qi Pei Xin ke sebuah bar gay, mencari mangsa selanjutnya.

Mereka duduk di depan meja bartender, menelisik penjuru ruangan. Mencari jajaran pria kaya yang akan menjadi mangsa Xiao Zhan.

Hingga tatapan mata Qi Pei Xin terhenti pada sosok pria berjas rapi, di ujung sudut ruangan. Sepetinya mereka jarang sekali datang, dilihat dari pakaian yang mereka kenakan sepertinya mereka tengah merayakan sesuatu.

"Hei, siapa dia?" Qi Pei Xin bertanya pada bartender yang memang sudah lama kenal dengannya.

"Dia Wang Yibo, pemilik perusahaan Wang-Grub yang terkenal itu. Apa kau tidak pernah mendengarnya?"

"Benarkah? Aku jarang melihat dia di sini." lanjut Qi Pei Xin.

"Baru kali ini dia datang ke tempat ini, sepetinya dia sedang merayakan kemenangan bisnis."

Qi Pei Xin mengelus rahangnya, seraya berseringai.

Xiao Zhan menelan ludahnya berat, dia tau apa yang diinginkan pamannya.

"Xiao Zhan, kau tau apa yang harus kau lakukan." Qi Pei Xin menaikkan sebelah alisnya.

Xiao Zhan mendengus lesu. "Apa yang harus aku lakukan?"

"Dekati dia, jika perlu ... gunakan tubuhmu." bisik Qi Pei Xin.

Xiao Zhan membolakan kedua matanya. "Apa? Tidak, aku tidak mau!"

Qi Pei Xin menodongkan pisau kecil ke bagian perut Xiao Zhan. "Kau ingin mati, hm?"

Xiao Zhan sudah keringat dingin. Berakhir dia mengangguk, dan pergi mendekati pria yang dimaksud sang paman.

Namun sayangnya pria itu pergi menuju ke toilet. Dengan segenap keberanian, Xiao Zhan menyusul pria itu masuk ke dalam kamar mandi.

Brug!

"Maaf, aku tidak sengaja." Wang Yibo membantu Xiao Zhan bangun. Tanpa sengaja mereka bertabrakan saat berada di dalam toilet.

"Tidak, aku tidak apa-apa. Terima kasih." Xiao Zhan tersenyum begitu manis. Membuat Wang Yibo terpana akan kecantikan pemuda di hadapannya. Namun setelahnya ia segera pergi meninggalkan Xiao Zhan.

Tak lama Xiao Zhan keluar dan duduk tak jauh dari tempat duduk Wang Yibo. Diam-diam mereka saling mencuri pandang.

"Yibo, lihatlah .. bukankah dia sangat cantik?" Teman Wang Yibo, Zhu Zan Jin menyenggol lengan Yibo.

Yibo hanya tersenyum tanpa menanggapi ucapan Zhu Zan Jin.

Beberapa saat, nampak seorang pria datang mendekati Xiao Zhan. Xiao Zhan menolak namun pria itu terlihat memaksa Xiao Zhan. Wang Yibo yang merasa geram akhirnya mendatangi mereka dan meminta pria itu pergi.

"Terima kasih," Xiao Zhan memasang wajah sedih, berpura-pura tersakiti. Padahal dia tau, jika pria itu orang suruhan Qi Pei Xin.

"Kau sendirian?" tanya Wang Yibo.

"Iya, aku tidak punya teman." Xiao Zhan terisak, menarik perhatian Wang Yibo.

Wang Yibo mengelus punggung bergetar Xiao Zhan. "Boleh aku menemanimu?"

Xiao Zhan mengangguk, dalam hati ya tertawa bahagia. Kena kau ..

Mereka berdua lanjut menghabiskan waktu, minum bersama seraya bercanda. Tanpa menyadari jika minuman yang diminum Wang Yibo telah dicampur dengan obat tidur oleh Qi Pei Xin.

Wang Yibo merasa begitu pusing, Xiao Zhan yang menyadari hal itu segera mengkode sang paman. Untuk mengalihkan atensi para teman Wang Yibo, sedang Xiao Zhan membawa Wang Yibo masuk ke dalam ruang VIP.

Xiao Zhan merebahkan tubuh tak sadarkan diri Wang Yibo ke atas kasur. Menatap sedih pria tak sadarkan diri tersebut.

"Aku tidak tau siapa sebenarnya dirimu, tapi sebelumnya maafkan aku." gumam Xiao Zhan.

Berlanjut dia melucuti semua pakaian Wang Yibo. Lalu berganti dengan dirinya, lalu Xiao Zhan menidurkan tubuhnya di samping Wang Yibo. Seolah mereka habis melakukan hubungan badan.

Pagi menjelang, Wang Yibo terganggu dengan suara isakan seorang pemuda. Yibo membuka matanya, seketika dia syok melihat Xiao Zhan duduk meringsut di sampingnya dengan tertutupi selimut tebal. Bahkan pemuda itu saat ini tengah menangis.

Wang Yibo membuka selimut yang menutupi tubuhnya, begitu terkejut saat melihat tak ada kain yang menutupi tubuh kekarnya.

"A-apa yang terjadi?" tanyanya.

"Hik .. hik .. kau tidak mengingat apapun yang terjadi? Semalam kau merenggut kesucian ku." lirih Xiao Zhan, menatap penuh luka ke arah Wang Yibo.

"A-aku akan bertanggung jawab, tolong jangan menangis." gugub Wang Yibo.

Yah .. tidak sulit untuk menipu pria polos seperti dirimu, Wang Yibo.

MIRROR [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang