Bab ⁰³

1.1K 81 9
                                    

*
*
*





Happy reading!!




Empat bulan berlanjut, Wang Yibo semakin antusias ingin segera melihat calon bayinya. Bahkan saat ini dia membeli berbagai perlengkapan bayi, meski dia belum tau apa jenis gender dari calon anaknya kelak. Baginya lelaki atau perempuan tak penting sama sekali.

Bahkan nyonya Wang juga datang ke mansion Wang Yibo. Untuk menjenguk menantu kesayangannya.

"Aih, kenapa kau tidak bilang jika Mama datang?" bisik Xiao Zhan di dalam kamar Wang Yibo. Dia tidak ingin sang ibu mengetahui jika mereka tidur dalam dua ruangan yang berbeda.

"Aku juga tidak tau." Bisik Wang Yibo balik.

"Sayang ... menantu Mama ..." panggil Nyonya Wang dari luar kamar.

Xiao Zhan mendorong tubuh Wang Yibo agar keluar lebih dulu. "Katakan pada Mama jika aku masih mandi." pinta Xiao Zhan. Wang Yibo mengangguk dan keluar lebih dulu.

"Ah, Mama? Kenapa tidak menghubungiku lebih dulu?" Wang Yibo menyambut sang ibu, memberikan pelukan singkat.

"Kenapa aku harus memberitahu mu? Kau anakku, dan aku ingin mengunjungi menantu cantikku. Apa Mama salah?" Kesal main-main sang ibu.

Wang Yibo terkekeh terlampau biasa dengan sikap merajuk sang ibu. "Baiklah, baiklah, Mama ku tidak pernah salah. Ah, Mama mau minum apa?" tawar Wang Yibo.

"Di mana menantu ku?" Nyonya Wang justru menanyakan keberadaan Xiao Zhan.

"Dia masih mandi, Mam." Lembut Wang Yibo.

"Yibo, Mama peringatkan padamu. Jangan bermain kasar pada Xiao Zhan. Awas saja jika--"

"Mama ... Aku tau! Aku tau! Bagaimana bisa main kasar, jika menyentuh saja tidak pernah." Gumam Wang Yibo di akhir kalimatnya.

Xiao Zhan kebingungan di dalam kamar Wang Yibo. Diam-diam dia membuka pintu dan melihat keadaan sepi, lalu dia berlari keluar menuju ke kamarnya sendiri.

Xiao Zhan mondar-mandir menggigit kuku jemarinya. Bagaimana jika ibu Wang Yibo curiga? Dia sudah hamil genap empat bulan, seharunya perutnya sudah terlihat membuncit. Ah, Xiao Zhan langsung membungkar lemarinya, beruntung dia sudah menyiapkan perut palsu. Seperti silikon kenyal, yang terlihat sama persis dengan kulit manusia. Xiao Zhan segera menempelkan benda itu ke area perutnya, lalu berdiri di depan kaca.

"Lucu sekali, sepertinya tidak buruk jika aku hamil sungguhan." Tawa kecil Xiao Zhan, lalu bergegas memakai kaos besarnya.

Xiao Zhan keluar menemui sang ibu di ruang santae.

"Mama ..." panggil nya manja, berlari kecil seraya merentangkan kedua tangannya.

Wang Yibo sampai lupa berkedip menatap betapa menggemaskan sang istri. Baru kali ini dia melihat sisi imut Xiao Zhan.

"Oh, sayang .. Mama merindukanmu." Nyonya Wang membalas pelukan sang menantu. Lalu mengajak Xiao Zhan duduk bersamanya. Menatap perut sedikit gendut pemuda di sebelahnya.

"Bagaimana keadaan cucuku, hm?"
Mengelus lembut perut buncit Xiao Zhan.

Wang Yibo hanya bisa menatap sendu, dia ingin sekali mengelus perut Xiao Zhan. Namun dia tidak bisa melakukan hal itu tanpa persetujuan istrinya. Bahkan dia tidak menyadari jika perut Xiao Zhan ternyata sudah sedikit membuncit.

"Dia sangat sehat, Mam." Sahut Xiao Zhan.

"Yibo, kau selalu mengantar istrimu periksa rutin, kan?" beralih bertanya pada sang putra.

Wang Yibo tergagap, Xiao Zhan segera menjawab pertanyaan sang ibu. "Aku meminta Yibo untuk pergi bekerja, Mam. Aku bisa periksa sendiri, dan juga kehamilanku masih sangat muda. Tak terlalu masalah. Jangan salahkan suamiku." ucap Xiao Zhan.

Wang Yibo ingin sekali tersenyum, mendengar panggilan manis dari sang istri.

"Kau sangat baik, beruntung Wang Yibo memiliki istri pengertian seperti dirimu, Sayang." Mengelus wajah cantik Xiao Zhan.

"Ah, Mama membawakan banyak makanan untukmu." Nyonya Wang bergegas mengambil paper bag yang ia bawa. Mengeluarkan berbagai makanan sehat, dan segera menyajikan khusus untuk Xiao Zhan.

"Kemari, Nak." Pinta nyonya Wang.

Xiao Zhan mengerutkan keningnya, menatap sang suami. Wang Yibo mengangguk, meminta Xiao Zhan datang menghampiri sang ibu di ruang makan.

Nyonya Wang mendudukkan Xiao Zhan di sebelahnya. Lalu mengambil sesendok makanan, dan ia arahkan ke depan mulut Xiao Zhan. "Buka mulutmu, kau harus banyak makan agar bayi mu sehat."

Xiao Zhan hanya menurut. "Aku sudah kenyang, Mam ..." Xiao Zhan berusaha menolak. Dia sudah makan banyak, dan sekarang wanita ini menyumpalkan banyak sekali makanan ke dalam mulutnya.

"Kau baru makan sedikit, bagaimana bisa kau bilang sudah kenyang, hm?" Omel sang ibu.

Berkahir Xiao Zhan menghabiskan banyak makanan, membuat perutnya benar-benar ingin meledak.

Wang Yibo hanya tertawa menatap kebersamaan sang istri dengan ibunya.

.
.

Wang Yibo mengecek pengeluaran dari kartu black card sang istri. Sedikit terkejut saat melihat banyak sekali nominal pengeluaran dalam beberapa bulan terkahir. Bahkan dia tidak pernah mendapati sang istri keluar, ataupun membeli barang-barang mewah. Lalu kemana perginya uang itu? Rasa penasaran Wang Yibo semakin besar.

Malam menjelang, Wang Yibo masuk ke dalam kamar Xiao Zhan.

"Boleh aku masuk?" ijinnya.

"Hm." Xiao Zhan mengangguk, dan kembali fokus bermain game di layar ponselnya.

Wang Yibo berusaha memilih kata-kata lembut untuk bertanya mengenai uang di dalam black card sang istri. "Xiao Zhan, boleh aku bertanya sesuatu?"

Xiao Zhan menghentikan permainannya, lalu menoleh ke arah Wang Yibo. Menunggu pria itu berbicara lebih lanjut.

"Apa kau menggunakan uang mu dengan baik? Aku lihat akhir-akhir ini banyak sekali pengeluaran yang kau lakukan. Apa saja yang kau beli?" tanya Wang Yibo dengan nada lembut.

Deg!!

Xiao Zhan gelisah, dia bingung mencari alasan pasti. Jalan satu-satunya adalah ... Playing victim.

Xiao Zhan segera memasang wajah sedihnya, siap meluncurkan air mata buaya andalannya. Dia tahu jika Wang Yibo lemah saat melihat dirinya sedih.

"Jadi, kau mulai perhitungan denganku? Aku menggunakan uang itu untuk menyumbang beberapa anak yatim-piatu di daerah sini. Karena aku tau betul bagaimana berada di posisi mereka. Aku tak menyangka jika kau mencurigai ku seperti ini .. hik .. aku memang orang miskin, seharunya aku lebih tau diri ..."

Wang Yibo memeluk tubuh sang istri. "Tidak, aku tidak mencurigai mu, Sayang. Maafkan aku, hm. Aku hanya ingin tahu, itu saja. Aku sangat bangga padamu, jadi .. jangan menangis lagi, ok. Aku akan mengisi lebih banyak saldo black card milikmu. Maafkan aku, aku yang salah ... Jangan menangis lagi, kasian baby."

Dalam pelukan Wang Yibo, Xiao Zhan berseringai.

Ck! Pria bodoh .. begitu mudah membohongi dirimu.

MIRROR [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang