*
*
*Happy reading!
Genap lima bulan usia kandungan palsu Xiao Zhan. Dia semakin bingung, hingga pada akhirnya pemuda itu merencanakan suatu hal besar untuk mengakhiri drama kehamilannya.
Pagi itu, Xiao Zhan sengaja memancing kemarahan Wang Yibo. Dia mencari alasan agar pria itu marah terhadapnya.
Dan sayangnya, Wang Yibo hanya menerima perlakuan kasar Xiao Zhan. Wang Yibo memilih pergi, membiarkan sang istri tenang.
Di saat Wang Yibo pergi, Xiao Zhan kembali merancang rencana jahatnya. Dia keluar dan menghubungi seseorang, memintanya untuk menjalankan skenario. Seolah Xiao Zhan tertabrak mobil dan mengakibatkan pemuda itu mengalami keguguran.
Singkat cerita, Xiao Zhan sudah ada di rumah sakit. Dia membayar salah satu dokter untuk berpura-pura menangani dirinya, dan meminta dokter itu untuk mengatakan pada Wang Yibo jika dirinya mengalami keguguran.
"Maaf, saya tidak bisa--"
"Tulis nominal yang kau inginkan dan jalankan perintahku!" Xiao Zhan memotong ucapan sang dokter, sembari menyodorkan selembar cek ke arah dokter di dekatnya.
Dokter itu nampak sedikit bimbang, hendak menolak namun Xiao Zhan kembali mengancam.
"Jika kau berani menolak, maka--- aku pastikan jika hidup mu dan keluargamu akan hancur."
Dokter itu terlihat ketakutan, dia tau betul siapa Xiao Zhan. Istri dari pengusaha kaya raya, donatur rumah sakit tempatnya bekerja. Tanpa banyak berpikir dokter itu menerima penawaran Xiao Zhan lalu menghubungi Wang Yibo.
Wang Yibo yang tengah sibuk dengan pekerjaannya, sedikit terkejut saat ada nomor rumah sakit mengubungi dirinya. Dia segera mengangkat sambungan telepon tersebut, seketika tatapan mata pria itu menajam.
"APA?!" kejut Wang Yibo, mendengar kabar jika istrinya dirawat di rumah sakit. Tanpa banyak basa-basi Wang Yibo berlari kesetanan, keluar dari ruang kerjanya dan langsung menancap gas mobil, menuju ke rumah sakit.
Tak peduli saat ini Wang Yibo melanggar rambu-rambu lalulintas, dia mengendarai mobilnya ugal-ugalan. Yang ada di dalam benak Wang Yibo saat ini hanya ada nama Xiao Zhan, Xiao Zhan, dan Xiao Zhan.
Hanya butuh beberapa menit, Wang Yibo sampai di rumah sakit. Dia langsung menuju ke resepsionis, menanyakan kamar rawat sang istri. Selepasnya, Wang Yibo kembali berlari menyusuri koridor, lalu berhenti di depan ruang rawat sang istri. Napas Wang Yibo terdengar sesak, naik turun. Khawatir bercampur lelah, perlahan dia membuka pintu di hadapannya. Tubuhnya mematung saat melihat kedua orang tuanya ada di sana dan menatap tajam ke arahnya, namun tatapan Wang Yibo kembali terfokus pada pemuda cantik yang kini terduduk lemas di ranjang pesakitan.
Wang Yibo bergegas mendekat, namun dihadang oleh sang ibu.
Plak!!
Tamparan keras melayang ke wajah Wang Yibo. Nyonya Wang menatap penuh kekecewaan ke arah sang putra.
"Puas, hm? Puas kamu sudah menyakiti istrimu, dan kehilangan calon bayi mu?!" Sarkas sang ibu. "andai saja kamu lebih bisa mengerti, dan tidak membuat istrimu marah. Mungkin semua ini tidak akan terjadi Wang Yibo! Mama kecewa padamu!" isak sang ibu. Dia sangat terpukul dengan kabar jika Xiao Zhan mengalami keguguran, dan hal itu diakibatkan oleh putranya sendiri, yang sedari awal terlibat pertengkaran dengan Xiao Zhan. Lalu pemuda itu pergi, dan tanpa sengaja terserempet mobil hingga berakhir tragis seperti ini.
Tubuh Wang Yibo melemah, dengan pandangan kosong. Sakit karena tamparan sang ibu tak ia rasakan, hatinya hancur melebihi apapun. Dia kehilangan calon penerus, dan semua itu disebabkan olehnya. Wang Yibo tak henti menyalahkan dirinya sendiri.
"Maafkan aku .. aku bodoh, aku suami bodoh." lirih Wang Yibo.
Xiao Zhan ingin rasanya tertawa sekeras-kerasnya. Drama menyedihkan di hadapannya ini sangatlah indah. Semua orang menyalahkan Wang Yibo. Ini saatnya, Xiao Zhan kembali menabur garam di atas penderitaan Wang Yibo. Isakan lirih terdengar dari bibir tipis Xiao Zhan.
Nyonya Wang segera mendekati menantu kesayangannya tersebut.
"Sayang ... Kenapa menangis, hm? Apa ada yang sakit?" khawatir wanita cantik itu.Xiao Zhan menggeleng cepat, "Tidak. Jangan salahkan Yibo, Mam. Ini salahku, aku yang tidak bisa menjaga diriku sendiri. Aku yang salah ..."
Wang Yibo segera berdiri dan mendekati sang istri. Memegang punggung telapak tangan pemuda tersebut. "Tidak, ini salahku. Tolong, jangan salahkan dirimu."
Xiao Zhan lalu menatap sendu ke arah sang suami. "Yibo, kau menikahi ku hanya karena aku mengandung anakmu, bukan? Sekarang dia sudah tidak ada, kau bebas menceraikan diriku. Sungguh, aku tidak ingin mengikatmu dalam hubungan ---"
Grep!
Wang Yibo memeluk erat tubuh Xiao Zhan. "Tidak, aku tidak akan melakukan hal itu. Sampai kapan pun kau akan tetap menjadi istriku. Aku tidak ingin melepasmu." bisik Wang Yibo penuh ketulusan.
Xiao Zhan bersemirk. "Karena ini yang aku inginkan, Wang Yibo. Mana mungkin aku mau membuang gudang harta seperti dirimu."
.
.Satu Minggu kemudian, Xiao Zhan sudah kembali pulih. Karena memang tidak terjadi apapun padanya 😒.
Wang Yibo semakin memanjakan Xiao Zhan, bahkan dia tidak membiarkan pemuda itu menyentuh apapun di rumahnya. Wang Yibo sudah menyiapkan beberapa pelayan pribadi, yang siap melayani apapun keinginan Xiao Zhan.
"Sayang, aku pergi ke kantor dulu, hm?" pamit sang suami.
"Hm." acuh Xiao Zhan, fokus bermain layar ponselnya.
Wang Yibo hanya tersenyum, tak apa mungkin Xiao Zhan masih parah padanya. Meski tak dipungkiri, Wang Yibo ingin sekali mendapat perlakuan manis dari Xiao Zhan. Ada istri yang mempersiapkan baju kerjanya, menyiapkan sarapan, dan juga mengantarkan dirinya berangkat bekerja di ambang pintu, lalu mengucapkan selamat jalan, sembari mengecup pipinya. Ah, mungkin itu sesuatu yang mustahil untuk Wang Yibo.
"Bi, telpon aku setiap satu jam sekali. Berikan aku kabar tentang istriku. Jangan lupa dengan jadwal makan dan minum obatnya, dan satu lagi ... jangan biarkan istriku melakukan hal-hal berat di mansion ini." Pesan Wang Yibo sebelum pergi meninggalkan kediamannya.
Wang Yibo seorang pekerja keras, dia sering sekali melupakan jam makannya. Beruntung ada Zhu Zan Jin, yang setia mengingatkan pria itu.
"Ku dengar, istrimu baru saja keguguran, apa itu benar?" tanya Zhu Zan Jin.
Wang Yibo hanya mengangguk, dan kembali fokus menatap layar laptopnya.
"Yibo, jangan menyiksa dirimu sendiri. Ayo kita makan siang. Apa kau ingin mati di usia muda, hah?!" cerca pria itu.
"Aku tidak lapar." Singkat Wang Yibo.
"Baiklah, aku akan membeli makanan untukmu dan menyuapi mu." Kesal Zhu Zan Jin.
"Ck, menggelikan. Baiklah, ayo pergi. Cerewet sekali!" Emosi Wang Yibo.
Meski begitu, Zhu Zan Jin merasa senang. Setidaknya Wang Yibo mau makan, dia sangat menghawatirkan keadaan pria itu. Sering kali Wang Yibo mengeluh sakit perut, dan Zhu Zan Jin yakin jika itu disebabkan karena pola makan Wang Yibo yang tidak beraturan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRROR [ TAMAT ]
FanfictionWarning! 21++ BxB ~ Yhizan ~ M-PREG. Xiao Zhan, seorang pemuda tampan sekaligus cantik. Hidup dalam kebohongan, menipu banyak pria kaya raya untuk ia jadikan sebagai sumber keuangan. Di bawah kekangan sang paman yang begitu kejam...