╔════════════╗
A type of love I never knew
╚════════════╝
Nasha tahu, dia sudah gila ketika ia meminta Jevin untuk memilih antara dirinya atau orangtuanya. Tidak, Nasha tidaklah seagung Themis yang merupakan personifikasi keadilan untuk manusia bahkan Nasha pun bukan pula si hebat Athena yang bisa membantu manusia untuk bijak menentukan pilihan.
Nasha hanya manusia biasa yang butuh pertolongan. Nasha sejatinya adalah manusia yang tunduk pada insting animalistiknya untuk bertahan hidup, untuk melindungi bayi yang dikandungnya. Di titik ini, Nasha tak ada bedanya dengan binatang yang mulai terancam keberadaannya. Apapun akan dilakukannya untuk memastikan bayi di kandungannya mendapatkan segala yang terbaik.
Sekalipun itu berarti mengorbankan dirinya sendiri.
Begitulah wanita; ketika sudah terpojok, akan ia lakukan segalanya untuk melindungi generasi selanjutnya. Pedulikah apa yang akan terjadi padanya? Tidak. Ia sudah tak peduli dengan dirinya sendiri, apalagi tentang apakah Jevin betul-betul menyayanginya atau tidak.
Nasha sudah bertransformasi menjadi seorang ibu yang siap menerkam siapapun yang berani mengganggu dirinya atau keberlangsungan hidup yang tumbuh di tubuhnya.
Sementara baginya, Jevin tak lebih dari donor sperma yang menjadi alasan krusial mengapa tumbuh bayi kecil dalam kandungannya.
Tidak, Nasha tidak lagi menyesali kebodohannya. Jika semua itu adalah pembelajaran, maka biarlah, karena yang sudah terjadi biar saja terjadi, karena sejatinya manusia tak bisa mundur ke masa lalunya. Seandainya masa lalu bisa diperbaiki, Nasha akan kembali ke masa SMA-nya dan mengutarakan perasaannya pada Jevin jauh sebelum ini semua terjadi. Mungkin jika Nasha menyatakan perasaannya sejak dahulu kala, ini semua tak akan terjadi, bukan?
Tapi wanita yang dipaksa tangguh karena insting animalistiknya ini harus berhadapan dengan sikap Jevin yang lama untuk menentukan pilihan. Nasha tak peduli jika Jevin merasa terbebani ketika ia memintanya untuk memilih Nasha atau orangtuanya sendiri; karena ada nyawa yang harus ia lindungi di tubuhnya.
Cinta antara wanita dan pria adalah semu, tipikal cinta yang akan hilang seiring berjalannya waktu dan seringkali cintanya muncul hanya karena terikat sebuah perjanjian. Cintanya muncul hanya ketika dibutuhkan, bukan tipe cinta yang akan selalu ada menemani setiap langkahnya.
Tapi cukuplah Nasha telah melihat kenyataan bagaimana ketika seorang manusia tak mendapatkan cinta yang lengkap dan sempurna karena ketidakhadiran ayah maupun ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] Perfection | Bluesy Jenrina
Fanfiction[BLUESY JENRINA] Tuhan, kenapa harus dia? Aku bahkan kesulitan menahan diri setiap kali ia melempar senyumnya padaku. Aku tahu, kadang Tuhan tak adil, terutama pada lelaki ini. Tuhan menjadikan lelaki ini sebagai favorit-Nya dan menganugerahinya waj...