╔════════════╗
I never stopped loving you
I just pretending I don't
╚════════════╝
Tentu, lebih mudah bagi Nasha untuk terus bekerja dan bekerja, mencari kesibukan demi melupakan eksistensi Jevin yang kini tinggal bersamanya. Jevin telah melakukan segalanya untuknya; Jevin tak ubahnya seorang suami yang bertanggung jawab dan calon ayah yang siap siaga demi buah hatinya.
Jevin mengantarnya ke dokter kandungan untuk memeriksakan kandungannya, membelikannya makanan kesukaan Nasha walaupun ia tak memintanya, membeli banyak sekali baju-baju mungil berwarna teduh untuk anaknya, juga keperluan-keperluan bayi lainnya tak lupa Jevin pun membelikan apapun yang dibutuhkan Nasha.
Tapi semua itu tak membuat Nasha sekalipun menatap Jevin. Apapun yang dilakukan oleh Jevin, Nasha hanya akan berterimakasih; tak tersenyum, tak pula tampak rasa senang atau bahagia. Seperti kali ini, Nasha terpaku didepan baju-baju maternity yang dibelikan Jevin. Baju-baju itu terhampar di atas kasurnya.
"Suka, Nash?"
Nasha hanya mengangguk kecil lalu melipat baju-baju itu dan memasukkannya dengan rapi didalam lemarinya. Jevin kagum dengan kemampuan Nasha melipat baju-baju dan menatanya dengan rapi, juga isi lemarinya yang begitu rapi.
"Sori, gue malah liat lemari lo," sahut Jevin setelah menyadari kelakuannya yang kurang sopan.
"Ga apa-apa. Udah ga ada lagi yang bisa gue sembunyiin dari lo." ujar Nasha dingin seraya beranjak meninggalkan kamar juga Jevin yang berdiri di ambang pintunya. "Mau makan apa?"
Jevin menelan ludah, berusaha mengabaikan suara dingin Nasha. "Apa aja yang lo mau, Nash. Gue pasti makan, kok."
Nasha pun mulai memasak. Bukan masakan yang sulit, ia hanya menumis ayam dan jamur dengan saus tiram lalu menuangkan telur yang sudah dikocok lepas hingga setengah matang. Setelah itu, ia tuangkan semuanya diatas mangkuk berisi nasi yang mengepul hangat. Sebagai sentuhan akhir, ia taruh potongan daun bawang sebagai garnish.
"Ini," ujar Nasha. Tangannya menyajikan mangkuk berisi masakannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] Perfection | Bluesy Jenrina
Fanfiction[BLUESY JENRINA] Tuhan, kenapa harus dia? Aku bahkan kesulitan menahan diri setiap kali ia melempar senyumnya padaku. Aku tahu, kadang Tuhan tak adil, terutama pada lelaki ini. Tuhan menjadikan lelaki ini sebagai favorit-Nya dan menganugerahinya waj...