224 ; prolog

3.8K 247 62
                                    

𝟸𝟸𝟺 ; ʜʏᴜɴᴊᴇᴏɴɢ.

Jeongin memberontak, walau percuma sih. Tubuhnya di ikat, dari tangan sampai kaki. Lalu mulut nya di lakban- ia melotot mencoba sok seram sambil menatap bodyguard ayah nya untuk melepasnya.

Namun bukannya ketakutan, dua pria kekar disampingnya malah menatap nya cabul. Brengsek, ingin rasanya jeongin tendang kepala keduanya.

Perjalan mereka sangat amat jauh, jeongin yang meloncat kesana kemari mencoba lepas sampai lelah sendiri.

"Kid, ikuti kata ayah. Ini yang terbaik untuk anak nakal seperti mu"

"HMMMMHMMMMMM, HMMMMMMMM, HMMMMMMMM!!"

Ia bicara, tapi tak ada yang paham!

Jeongin sampai menangis saja, kali ini ayahnya mencoba untuk tak melihat dan mencoba santai sendiri. Terus mengarahkan supir mereka hingga akhirnya mobil di bawa masuk ke pelosok.

Tunggu, pelosok?

DESA?! JEONGIN DI BAWA KE SEBUAH DESA! YANG BENAR SAJA, ANAK KOTA SEPERTI NYA DI BAWA KE SEBUAH DESA, KAMPUNG YANG BANYAK AYAM DAN TAI YANG BAU DI SEKELILINGNYA.

"HMMMMMMMM!!" Jeongin kembali berteriak, tau akan seperti ini ia pasti tak akan pulang tadi malam.

Mereka sampai ke wilayah ini jam 7 pagi, TAPI ASAL KALIAN TAU! JEONGIN SUDAH DI IKAT DAN DI LAKBAN DARI JAM 11 MALAM.

Pun dirinya langsung di pakaikan jas lalu di angkut pergi dengan mobil. Mungkin karena perjalanan yang amat jauh maka dari itu tuan yang punya inisiatif membawa jeongin sekarang agar sekarang bisa langsung di nikahkan dengan orang tidak jelas.

Saat mobil sampai di tujuan, orang orang kampung - kata jeongin - ramai mengitari mobil mereka, seolah tak pernah melihat mobil.

Di kerumuni, jeongin semakin menatap horor.

"HEI HEI, MINGGIR MINGGIR! TAMU DATANG KOK DI KERUMUNIN, BALIK BALIK. INI PENGANTINNYA LOH!!" Bapak wooyoung selaku kepala desa memberi arahan, beberapa orang yang ingin menyentuh mobil dibuat mendengus kesal.

Ayah jeongin tersenyum, menatap ke belakang dan beri kode pada bodyguardnya untuk melepas jeongin.

Lakban di mulutnya dibuka duluan, jeongin meludah "BRENGSEK"

"Kid, jaga sikap mu atau ayah tetap akan mengikatmu" Ucapan rendah, jeongin merengut. Walau begitu ia tetap turuti, setelah talinya di lepas, jeongin masih di tahan pun sampai sepatunya menginjak tanah di luar.

Jeongin melirih, menatap sekitar dengan tak minat. Dengan siapa sih ia akan menikah?! Menikah tanpa kenal terlebih dahulu, ayahnya orang gila.

"Hai, pak!"

"Pak kepala desa, senang bertemu dengan anda lagi! Dimana nyonya hwang?"

"Nyonya hwang titip pesan sedang menyambut tamu dan para saksi untuk putranya, pak. Tak masalah, kan?"

Tuan yang mengangguk dengan senyum "bukan suatu yang besar, dimana kita akan menikahkan mereka"

"SIALAN, GA MAU!" Kepala desa kaget, jeongin yang diketahui pengantin bergerak kesana kemari. Dan yang paling membuat kaget adalah, jeongin dengan gampang mengkarate kedua pria kekar besar yang menahannya.

224Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang