224 ; 03

1.5K 196 54
                                    

𝟸𝟸𝟺 ; ᴄᴀʀᴀɴʏᴀ

"mas hyunjin, udah hampir seminggu kan nikahnya? kok istrinya ga pernah kelihatan keluar rumah buat beli bahan bahan masakan, sih?"

ibu ibu yang biasanya nangkring di tukang sayur gerobakan bertanya, hyunjin yang kebetulan sedang ingin membeli kentang dan ikan bilis ditanya hanya diam dan beri senyum kecil.

"aduh mas hyunjin, jangan senyum kecil gitu dong. hati saya jadi dugun dugun nih, rasanya pengen bawa pulang mas hyunjin" salah satu wanita baya yang mengidolakan hyunjin mengedip ngedipkan matanya berharap hyunjin tergoda.

"dih bu, sadar bu. suami nungguin di rumah"

si ibu menatap tukang sayur tak suka, kembali melihat hyunjin "mas hyunjin, baik kan dengan istrinya"

"baik kok, bu. istri saya ga keluar karena memang saya ga bolehin, takut gak tau jalan kalau keluar sendiri" ia membungkuk, setelah membayar apa yang di belinya ia segera beranjak tak mau dengar apapun yang diucapkan tukang gosip disana.

lagian jeongin sudah menjadi istrinya, walaupun bukan selayaknya pasangan tetap hyunjin harus menjaga nama baik jeongin. seburuk apapun tingkah laku pria manis itu.

di perjalanan, langkah nya terhenti karena ada yang memanggil. "hyunjin!!"

melirik ke samping, hyunjin tersenyum kecil melihat pria manis menghampirinya sambil berlari. hyunjin menggeleng "min, pelan pelan. bibit abang chan kegoncang!"

"hehe" kekeh seungmin saat tiba di depan hyunjin "gapapa, udah sering di goncang bapaknya tiap malam"

"apa aku harus tau tentang itu?" hyunjin merengut, seungmin cengengesan lagi. melihat belanjaan hyunjin "dari mana?"

"belanja di gerobak sayur kang sangyeon, nih beli kentang sama bilis. pengen di oseng balado"

"Ah" seungmin mengangguk "kenapa bukan istrimu yang belanja? aku tidak pernah melihatnya semenjak kalian menikah"

hyunjin tersenyum saja, menggeleng kecil "aku takut dia tersesat, jadi aku menawarkan diri belanja sendiri"

"dia baik kan?"

"baik" hyunjin berusaha meyakinkan seungmin, walau nyatanya ia mengingat jeongin semalam menggebuknya karena tidak dapat dapat sinyal. 

seungmin mengangguk lagi "baguslah" lalu beri kotak bekal pada hyunjin "heeseung sama kakeknya tadi malam nyari gonggong, dapet lebih. jadi disuruh kasih ke temen temen, udah di rebusin juga nih"

"ah, terimakasih kalau begitu seungmin"

"oke, aku pergi ke tempat han dulu ya. mas chan lagi adu panco sama mas mino soalnya sambil ditonton warga" mino is minho, panggilan orang orang kampung.

"buset" kepergian seungmin hyunjin hanya menggeleng, sungguhan pulang ke rumah dan segera ke dapur untuk memasak.

sebenarnya bundanya sudah masak, namun hyunjin ingin masak lagi.

klek.

"hyunjin?"

"—baru bangun?" hyunjin melihatnya, sedang mengupas kentang santai.

jeongin menguap, tak peduli "buatin susu, aku mau susu" lalu masuk ke kamar lagi dan kembali merebahkan diri.

hyunjin menghela nafas sabar, yasudah asal jeongin tak merengek mencari sinyal dan menangis ingin pulang.

di kamar, jeongin kembali melihat foto foto di ponselnya. tak ada yang bisa ia mainkan disini, pasti teman temannya banyak mengirimnya pesan!

tak lama hyunjin datang, dengan segelas susu di tangannya. jeongin segera bangun dan mengulurkan tangannya mengambil dari tangan hyunjin.

224Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang