224 ; 23

1.2K 143 59
                                    

𝟸𝟸𝟺 ; ᴘᴀᴅᴀɴ ᴍᴜᴋᴇ

Hari ini hari minggu, dan hyunjin tidak bekerja. Sebabkan dirinya puas bermain bersama sang buah hati, haha.

Sehabis makan siang di warung sang bunda, hyunjin minta izin untuk pulang. Katanya sih ingin tiduri Riki di rumah, padahal di warung bunda nya pun ada ayunan bayi yang hyunjin buat.

Padahal aslinya ia ingin membawa Riki berkeliling, kebetulan cuaca tidak panas.

"Anak ayah belum ngantuk kan, jalan yuk" Apa yang bisa di jawab bayi 3 bulan selain ocehan acak yang membuat ayahnya semakin gemas.

Hyunjin terkekeh, melangkah pelan. Sebenarnya tujuan nya tak jauh, hanya ingin membawa Riki ke sungai tempat terakhir ia dan jeongin kunjungi sebelum akhirnya berpisah di kota.

Anggap saja mengenalkan Riki dengan apa yang bunda nya suka.

Hyunjin menghirup udara segarnya, menghadapkan Riki ke depan biarkan anaknya melihat pemandangan. Kepala Riki ia kecup "pas awal awal bunda Riki hamil bayi toge ini, bunda ngajak ayah kesini terus buat rendem kaki"

"Ayah serius, bunda main air terus disini, nak" Ia terkekeh, jongkok lalu tenggelamkan kaki Riki di air, membuat anaknya terkejut, dan menangis.

Hyunjin tersentak, peluk buah hatinya pelan "maaf sayang, dingin ya. Aduh, ayah minta maaf ya"

Riki terus menangis, sampai akhirnya ayahnya dekap lembut. Mengelus punggungnya dan cium lama rambut tipisnya, barulah bayi ini diam.

Hyunjin menghela nafas, tahan air matanya agar tak jatuh "nak, jangan benci bunda ya"

••

Di perjalanan pulang, Riki terlelap. Anak yang pintar tak menyusahkan ayahnya sama sekali.

Hyunjin berjalan lambat menikmati pemandangan sesekali melihat dalam ke arah buah hatinya. Saat tidur, Riki sangat mirip dengan jeongin.

Gemas, sama sama lucu.

"Tuhan, terimakasih" Ia berucap syukur tak henti, disaat ia rindu dengan jeongin, Riki yang tidur malah berekspresi sama seperti bundanya- membuat rasa rindu hyunjin sedikit berkurang. Akibatnya ia terus kecup wajah kecil itu.

Tunjukkan pada alam semesta serta penciptanya jika ia beruntung, punya anak selucu riki. Ia bangga pada dirinya sendiri walaupun jeongin menolak semua ini.

Mereka sudah mengambil jalan yang terbaik, jadi hyunjin tidak masalah. Sekarang ada riki, fokusnya sekarang adalah membesarkan riki, hidupnya hanya untuk riki.

Tiba tiba ada mobil yang melintas di samping tubuhnya, di desa nya mobil termasuk kendaraan yang langkah. Jika ada, pasti itu milik orang orang yang tinggal di kota.

Hyunjin mengernyit, apalagi mobil tersebut berhenti di sampingnya. Jelas kakinya ikut berhenti melangkah, saat jendela nya terbuka- hyunjin hanya tersenyum kecil.

"Ayah?"

"Hyunjin, apa kabar?"

Dan, disinilah mereka sekarang. Di ruang tamu rumah hyunjin. Dengan 'mantan' ayah mertuanya yang hanya bisa menatap tidak enak ke arah pria hwang ini.

Walau begitu, hyunjin paham. Ia tak marah pada jaebum, lagian marah karena apa?

"Ayah minta maaf atas semua perlakuan jeongin sama kamu, hyun" Ucap pria baya itu, sembari menggendong cucunya di dekapan yang terlelap.

224Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang