prolog

2.4K 48 5
                                    


"Menikah dengan raja Venthoud?"

"Benar Young lady, dan saat ini sudah banyak sekali hal yang mengancam mu"

Ionanthe tersenyum, bukan senang perihal banyak hal yang mengancam nyawanya ia hanya merasa akan ada harapan. Bukankah itu hal bagus?

Ia harus menggantikan tempat saudarinya, Roselia yang meninggal dunia akibat wabah campak.

Selama ini seluruh perhatian keluarga terus diberikan pada kakaknya yang lebih cantik dan pintar, ia adalah anak kesayangan ayahnya. Ia beruntung sang ibu bersikap amat adil dan penuh kasih sayang.

Selama ini sebelum ia mendengar kabar kematian kakaknya di umur 20 tahun, Ionanthe harus pergi jauh dari jangkauan keluarganya yang tak lagi utuh. Ia hanya memiliki pengasuhnya bibi Anne yang sudah memberikan kasih sayang sama seperti ibunya, walaupun sang ibu tetap tak tergantikan.

Ionanthe tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut, walaupun ayahnya punya sikap yang keras dan lebih pilih kasih. Saat Rose masih hidup dia adalah kakak yang baik dan perhatian, ia amat memaklumi jika kakaknya itu di gadang oleh banyak pria, di usia 17 tahun saja ia sudah mendapatkan banyak sekali surat lamaran.

Sedangkan ia, jika bukan karena harus mengambil posisi akibat kepergian kakaknya, mungkin ia akan terus sendirian sampai tua.

"Saat aku menduduki jabatan permaisuri nanti, akan ku usahakan untuk membebaskan rakyat dari pajak dan kemiskinan ini bibi Anne" Itu adalah ambisinya, dia bersekolah di luar tempatnya. Dan cukup berwawasan luas, ekonomi desanya hampir roboh setelah ayahnya meninggal 2 tahun lalu.

Tempatnya tinggal hampir raib, karena itulah ia menyetujui harus menikah dengan raja walaupun dia tua dan serakah. Itu hanya bayangannya saja. Ionanthe sama sekali tidak tahu menahu tentang pria yang akan ia nikahi. Satu-satunya informasi yang ia kantongi adalah nama raja tersebut. Raja Henry McNair.

"Kemungkinan itu akan sulit di lakukan young lady" Thomas sebagai pamannya mendengar sendiri ucapan Ionanthe dan merasa itu sebuah lelucon.

Ionanthe menatap kebingungan.

"Dia memiliki lebih dari dua istri, apakah menurutmu raja itu akan mendengarkan mu?" Sebelumnya Thomas adalah paman yang baik, dia hanya bersikap demikian bermaksud ingin Ionanthe tetap aman dan tidak terlalu mengambil banyak keputusan didekat Raja yang bahkan ia sendiri sering mendengar berita simpang siur dari mulut para bangsawan.

Ionanthe menghela nafas.
"Dengan begitu aku punya keputusan untuk menolak bukan? Aku mau menikah dengannya karena wilayah ini. Jika aku tidak mendapatkan apapun lantas untuk apa aku menikah dengan pria yang bahkan tak pernah ku temui sebelumnya"

"Jaga sikap mu Ionanthe, ini adalah hutang dan kau harus menikah dengan raja Henry walaupun tidak menginginkannya. Kau tahu betapa rapuhnya wilayah ini dan nama keluarga? Kau harus sadar kau hanya sebatang kara, hidup mu bisa hancur dengan mudah jika macam-macam"

Nada bicara Thomas lebih tegas darinya membuat Ionanthe hanya dapat menggeratakan giginya.

"Ayahmu telah setuju jika Rose menikah dengan raja, sebagai gantinya wilayah ini akan di ubah menjadi lebih makmur, dan saat ini hanya kau lah yang harus menggantikan tempatnya"

Ionanthe menghela nafas, akan ia lakukan apapun itu demi wilayahnya, demi kampung halamannya.

"Persiapan dirimu, rombongan akan datang besok pagi"

Ionanthe tidak mampu menjawab apapun. Ia tidak bisa berdebat dilingkungan seperti ini, dan dalam keadaan ini pula.

"Hidup yang makmur apanya, bahkan raja itu belum pernah datang kemari"
Gumamnya kesal. Jika ia tahu jika raja  nanti kemungkinan kecil bisa di pengaruhi ia memilih tidak kembali.
Ia tidak bisa membayangkan betapa terbebani kakaknya selama hidup, dan seluruh beban itu sekarang beralih padanya seperti sup panas di atas mangkuk yang di berikan begitu saja.

Anne perlahan mendekat sambil menatap sekelilingnya.
"Young lady, dengar aku harus minta maaf mengatakan ini"

Ionanthe menatap bingung. Dahinya berkerut sedangkan pikirkannya berusaha keras menebak apa yang hendak di sampaikan pengasuhnya.

"Wilayah ini sudah tidak aman sejak lama, aku tidak benar-benar yakin Miss Rose meninggal hanya karena campak. Besok saat rombongan kerajaan datang menjemputmu kaburkan jika ada kesempatan"

"Apa, kenapa?!" Ini lebih dari yang Ionanthe bayangkan. Berita macam apa ini yang baru diberitahu sehari sebelum ia pergi.

Pembunuhan, padanya? Kenapa?

.

.

.

Wanita Penebus ( Priarie Verte) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang