bagian 5

740 28 1
                                    


Ia tidak bisa menahan diri untuk bertanya yang sebenarnya pada Ionanthe tentang wanita itu dan para pelayan istana yang diserang. Henry menatap lembaran parkemen dengan intens.

Padahal ia bersumpah tidak berusaha perduli pada wanita yang sudah matang usianya itu. Di jaman ini, umur 20 tahun sudah di anggap matang dan termasuk tua untuk sebuah pernikahan, tak ayal jaman memang seperti itu.

"Aku ingin menemuinya siang ini" Ucap Henry sambil melemparkan lembaran di tangannya ke atas lembaran lain di atas meja.

"Apakah ini berhubungan dengan penyerangan itu?" Peter berusaha membuat raja tenang dengan berusaha mengetahui apa yang rajanya risaukan.

"Bagaimana dengan keadaan castil wanita itu?"

"Seperti yang Young lady pernah singgung, di sana terjadi penaikkan pajak karena daerah kecil miliknya tidak memiliki bala tentara yang cukup. Keadaan tersebut cukup mencekik rakyat walaupun mereka memiliki sumber daya alam yang besar"

Tidak heran jika Ionanthe memiliki pemikiran politik yang mumpuni. Tentu karena dia pernah belajar, dan itu membuatnya semakin khawatir wanita itu menjadi pemberontak dengan menghasutnya. Tapi apa yang ia khawatirkan seharunya tidak berguna, ia bukanlah pria bodoh yang mudah di hasut.

"Mereka seperti memiliki harapan ketika young lady dikabarkan akan menggantikan kakaknya" lanjut Peter.

"Harapan baru?" Henry mendengus sambil menarik sudut bibirnya. Ia tersenyum sinis dan mengatakan sesuatu untuk menimpali ucapan Peter.
"Terdengar ironi karena mereka menjadikan wanita itu sebagai tumbal"

Terutama latar belakangnya yang menyedihkan, semakin membuat dirinya yakin. Ionanthe tak lain dan tak bukan hanyalah kayu bakar kering yang siap di lemparkan ke dalam nyala api hanya untuk kehangatan sementara.

Muncul setelah lama tak di akui dan akan berbagi suami dengan dua orang wanita. Tak terbayang bagaimana sulitnya bagi Henry untuk membagi waktu.

"katakan perintah ku padanya segera"

Peter menunduk dengan tegap dan segera menyusul ke kediaman Ionanthe untuk menyampaikan keinginan raja.

Di sisi lain Ionanthe hanya menggerutu bosan dalam batin. Keadaan yang berubah dalam semalam sangat menganggu dirinya.

Para pelayan yang selalu mengikuti dirinya kemanapun ia pergi mungkin tidak akan membuat dirinya terbiasa dalam waktu dekat. Ia rindu berada di dalam ruangan dengan rak buku berdebu beraroma pohon wilow yang menyimpan banyak pengetahuan dan peta dunia.
Di mana ia biasanya sendiri menghabiskan waktu dengan tenang.

Saat ini yang ia bisa lakukanlah hanyalah menatap hampanya ruangan yang tidak menampakkan pemandangan indah apapun, dari luar jendelanya selain tembok tinggi dan jalanan menuju perternakan istana.

"Young ladyyour majesty ingin menemui Anda dalam acara makan siang nanti"

"Sesuai keinginannya, aku akan datang"

Makan siang? Ia sedang menebak apa isi pikiran raja dengan rencana ini. Pria itu tidak berhenti mengais-ngais informasi tentang dirinya, ia memiliki firasat tersebut dan berfikir perilaku buruknya saat berada di hutan es mungkin ada hubungannya.
Lagipula mana ia tahu jika pria itu adalah raja.

Lagi dan lagi, ia harus melangkah cukup jauh hanya untuk memenuhi keinginan pria itu. Ini sungguh menyulitkan ketika ia harus berjalan kaki lebih lama untuk datang ke tempat yang Henry mau.

Pria itu seperti sengaja mengerjainya. Dengan menggelar acara itu di halaman rindang taman istana yang dekat dengan ruangan istirahat raja.

Pemandangan disini tentu indah, akan tetapi hampir melumpuhkan kakinya, berjalan dengan gaun tebal yang menyapu lantai menambah penderitaannya.

Wanita Penebus ( Priarie Verte) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang