bab 20

308 19 3
                                    


Henry menatap balutan perban di tangannya. Sudah lebih dari 30 menit ia melakukan hal itu.
"Dia berkata jujur tapi aku masih merasa ragu padanya"

Ia penasaran mengapa bisa begitu saja melepaskan wanita itu dan percaya padanya. Biasanya ia adalah orang yang mudah curiga dan tak mudah untuk percaya, tetapi ia malah langsung mempercayai Ionanthe seakan tersihir olehnya.

Ia menghela nafas dan berjalan keluar, setidaknya ia tahu jika memang semua kejadian ada kaitannya dengan volpe de Nevi. Dan tugasnya adalah membongkar sosok otak dari organisasi itu.

Di tengah lorong Henry menangkap keberadaan Ionanthe yang berjalan menuju rumah kaca sambil membawa sebuah buku. Ia memiringkan kepala untuk memastikan benarkah itu istrinya. Dia wanita yang suka sekali berjalan sendirian tanpa pelayan yang mengikutinya.

Jika di ingat lagi, Ionanthe cukup pandai hingga berhasil menemukan jalan rahasia, padahal ia masih baru di istana ini.

Henry berjalan untuk mengikuti Ionanthe masuk ke dalam sana. Ia mencari Ionanthe di ruangan besar penuh tanaman itu dan akhirnya melihat Ionanthe duduk di samping pot-pot tanaman herbal.

Ia membaca buku dengan tenang. Sikapnya yang anggun bahkan ketika tidak ada seorangpun yang memperhatikannya, kini Henry yang terus memperhatikan Ionanthe.

Matanya terus mengikuti gerak gerik Ionanthe, bagaimana ia membalik lebaran selanjutnya, atau bagaimana caranya menyelipkan anak rambut ke balik telinga. Nampaknya Ionanthe juga tak menyadari keberadaannya Henry pun merasa tak akan menyapa wanita itu.

Akan tetapi saat Ionanthe mengangkat kepalanya ia terlihat terdiam sambil membulatkan mata. Rasa kaget tentu terlukis di wajahnya yang manis.

Ia lantas berdiri dan menekuk lutut untuk memberikan hormat.

"Pria ini terlihat begitu serius saat mengatakan akan terus mengawasi ku" Gumam Ionanthe, meskipun Ionanthe akan berusaha tidak berulah atau membuat raja salah paham terhadap sikapnya, Henry terlihat tidak semudah itu percaya padanya begitu saja.

Henry tidak bereaksi apapun kemudian berjalan keluar. Lagipula tak ada hal lain yang perlu di bicarakan karena kemarin mereka sudah bicara cukup banyak.

Perbincangan yang sudah ia lakukan bersama pendeta agung juga marquess Fredrick, cukup banyak membuat otaknya berpikir.
Meskipun ia seorang raja, Henry masih menerapkan sistem tak percaya pada siapapun kecuali orang terpilihnya. Dan Fredrick bukan salah satu di dalamnya, pria itu juga punya latar belakang sebagai bangsawan yang sikapnya buruk meskipun kinerjanya baik. Namun, siapapun bisa bersikap teledor bahkan berkhianat, hanya orang yang bisa menerapkan sikap baik dan bijaksana yang tak akan pernah berkhianat itu adalah salah satu gagasan yang paling teratas baginya.

Ini tentang bagian dari Armour karena Fredrick adalah bangsawan yang berkuasa paling dekat dengan perbatasan kerajaannya ia membebankan tugas kemajuan Armour padanya.

Di sisi lain, Ionanthe akhirnya berhasil menyelesaikan bukunya. Ia harus menjelaskan isi buku itu pada Henry jika pria itu ada waktu.
Setelah kejadian malam lalu, hubungan mereka semakin canggung dan Henry semakin tak bisa ia tebak.

Ia berjalan di lorong sambil menikmati pilar-pilar tinggi yang berjejer rapih. Seseorang pria yang memiliki jambang dan brewok terlihat berjalan ke arah yang berlawanan. Dia nampaknya seorang bangsawan dari pakaiannya yang begitu rapih dan mewah.

Dia menampilkan sebuah senyum padahal jarak mereka masih berjauhan, dan saat hampir dengan pria itu berjalan ke arah Ionanthe dan berhenti tepat di depannya dengan jarak yang membuat Ionanthe tak nyaman sehingga mundur beberapa langkah.

"Yang mulia" Dia tersenyum lebar saat mengatakan itu.

Ionanthe menatap aneh hanya menunduk. Tapi pria itu menarik tangannya untuk mencium punggungnya dengan senyuman masih menyala.

Wanita Penebus ( Priarie Verte) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang