Two

1.4K 103 1
                                    

H-h for the wedding days of Sezan&Franesa





Sharka Dan Alze duduk bersebelahan, melihat kedua orangtuanya yang sedang melaksanakan pernikahan. Mereka berdua merasa terharu dan bahagia melihat keadaan yang terjadi pada hari ini.

"Ze, r u happy?" Tanya Sharka, "Mm-hm... A lil bit" Jawab Alze tanpa memalingkan wajahnya.

Sharka sedikit bingung, kenapa hanya sedikit saja? "Why just a lil bit?"

"Because of u. U like me, n I feel... That's so wrong" Ujar Alze, ia menatap Sharka. Sharka tersenyum tipis, "Yeah, I know... I know. Perasaan ini muncul tiba-tiba ze, mana mungkin gua menyalahkan perasaan gua sendiri. Yang namanya udah suka, cinta itu ga bisa di ganggu gugat lagi, Ze" Sharka berhenti menatap wajah Alze.

"Iya gue ta-" Ucapan Alze terpotong, akibat Sezan memanggil nya.

"Aje! Sharka! Sini nak, kita foto terlebih dahulu!" Ucap Sezan, Alze tersenyum lalu mengangguk. "Ayo" Ajaknya pada Sharka. Mereka langsung menghampiri Sezan dan Franesa, mereka semua berfoto bersama.









In Home











"Sharka, kamar kamu ada di sebelah kamar Aje ya? Aje, nanti kasih tau kamarnya dimana ya" Alze mengangguk.

"Ayo ka, aku kasih tau kamar kamu dimana" Alze berjalan duluan, "Ma, pa, aku ke kamar dulu ya"







"Ini kamar Lo" Ujar Alze, ia membukakan pintu kamarnya. "Kenapa gua ga sekamar aja ya sama Lo" Ucap Sharka sembari menaruh barang-barangnya di dalam kamar.

"Ugh... Jangan mulai, Sharka. Gue cape, jangan berulah dulu" Sharka tertawa kecil, ia mengelus kepala Alze, "Lo kalau lagi begini lucu ya... Pengen gua buat cape terus deh jadinya" Alze menepis tangan Sharka.

"Sharka! Jangan kurang ajar sama kakak Lo. Inget, gue kakak Lo, dan Lo adeknya. Lo harus bersikap sopan ke gua, dan Lo gaboleh ngelakuin hal kayak tadi, apalagi itu mengarah ke hal yang kayak gitu" Alze mulai kesal dengan perilaku Sharka.

Bukannya takut, Sharka malah tertawa. "Alze, Alze... Kita yang cuma selisih satu tahun ngga akan menghalangi gua buat berperilaku seperti itu. Bahkan gua bisa lebih dari itu, Alze. Perselisihan umur bukanlah salah satu alasan gua bisa berhenti ngelakuin itu"

"Makin gila Lo" Ucap Alze, "Iya, gua gila. Gila karena Lo, Alze" Jawab Sharka mengelus pipi Alze, "Bangsat! gila Lo!" Alze langsung bergegas meninggalkan kamar Sharka, dan masuk ke-dalam kamarnya.










Five hours later






Tok... Tok... Tok...







Alze mendengar ketukan pintu tersebut, ia mengerjapkan matanya berkali-kali.

"Sebentar..." Lirihnya, ia beranjak dari kasur, matanya yang masih sedikit tertutup ia membuka pintu.

"Sharka...?" Yap, benar sekali... Sharka yang datang ke kamar Alze jam 1:30 dini hari.

Sharka tersenyum, "Sorry ganggu Lo tidur, gua gabisa tidur. Izinin gua tidur disini" Ujar Sharka, Alze yang masih mengantuk itu langsung meng'iya'kan perkataan Sharka.

Setelah menutup pintu, Alze langsung mendekati kasur dan tertidur kembali, sementara itu Sharka menahan diri untuk tidak menggangu Alze.

"Alze, Lo gemesin" Gumam Sharka, ia membelai rambutnya, menatap wajah Alze yang sedang tertidur.

Setelah itu, ia ikut menaik ke atas kasur. Ia memeluk pinggang Alze dari belakang, lalu mulai memejamkan matanya.




"Ehmm..." Lenguhan Alze terdengar, ia merasakan sesak di dadanya, ia melihat ke arah perutnya.

"Sharka... Lepasin pelukannya... Gue ga bisa nafas..." Ucapnya dengan lirih, "Hm?" Sharka berdehem, ia melihat ke arah jendela, matahari yang mulai bersinar terang.

Ia melepaskan pelukannya, "Good morning, sunshine" Ucap Sharka, "Najis" Ia langsung beranjak dari kasur, dan berjalan memasuki kamar mandi.

"Sayang ku, mau ikut mandi dong!" Teriak Sharka, "Najis anjing! Bangsat!" Sahut Alze dalam kamar mandi. Sharka tertawa renyah mendengar jawaban itu.

Sharka kembali ke kamarnya, dan bergegas untuk membersihkan diri. Karena hari ini ia akan mengantarkan Alze ke kampusnya, kenapa bisa? Karena Sharka diberi waktu seminggu untuk menunggu surat perpindahannya.

Setelah selesai, ia berjalan menuju ruang makan.








Breakfast








"Morning ma, pa, ze" Ucapnya sembari menuruni tangga.

"Good morning sayang"

Sharka duduk tepat di depan Alze, "Pa, hari ini biar aku yang nganter Alze ya? Biar sekalian aku ngenalin jalan sana" Ucap Sharka, Alze Langsung membulatkan matanya tak setuju, "Ga-"

"Boleh sayang. Tapi kamu bisa bawa mobil?" Tanya Sezan, Sharka tersenyum, "Bisa dong pa, aku belajar mobil dari satu SMA, mama yang nyuruh" Sezan mengangguk-angguk.

"Tuh dek, liat adek kamu, udah bisa bawa mobil... Kamu kapan?" Ledek Sezan terhadap Alze, Alze yang di perlakukan seperti itu tak terima, "Papa mulai deh, kan yang ngelarang Aje bawa mobil papa sendiri" Jawab Alze tak mau kalah.

Nesa tertawa mendengar jawaban Alze, "Papa kamu posesif banget ya nak? Kasian banget sih kamu ngadepin papa kamu yang over protective ini" Nesa mengacak-acak rambut anaknya itu.

"Au nih papa, orang aku udah gede dibilang masih kecil... Semenjak mama gaada, papa makin makin posesif nya"

"Maaf ya sayangnya papa. Iya deh, nanti kamu belajar mobil sama Sharka ya?" Sezan.

Alze menggelengkan, "Ngga ah pa, nanti biar Aje minta ajarin temen Aje aja... Takut Sharka nya lagi sibuk, dan ganggu-"

"Engga kok, aku siap kapanpun waktunya untuk ngajarin kamu bawa mobil" Gagal lagi gagal lagi.

"Tuh... Ajarin kakaknya ya cantik, tapi papa mohon jaga nya baik-baik" Sezan.

"Papa mulai ih, jadi kayak aku yang jadi adek disini, Aje udah gede papa, Aje udah bisa jaga diri sendiri"

"Engga Aje, aje masih bayi. Udah ya? Nurut sama papa" Sezan.

"Iya, oke iya. Adek nurut"





























To Be Continued




_________________________________



______________________



___________




















Hai! Wdyt abt this?



My Lil Sis Loves MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang