BAB 2

24 4 0
                                    

🌼Happy Reading🌼


Hari ke dua setelah kedatangan Andreas di Indonesia. Sofia sudah berada di ruangan besar Abbas, dia mendapat beberapa instruksi dan perintah dari Abbas.

Tidak lama setelahnya, pintu terbuka dan menampilkan sosok Andreas dengan kaos polos putih dan celana jeans hitam. "Grandpa manggil aku? Kenapa?" ucap Andreas sembari menjatuhkan pantatnya di kursi samping Sofia, keduanya sama-sama menghadap Abbas.

"Kenalkan, ini Sofia Irena. She's your bodyguard now."

Andreas memasang wajah cengo-nya. Bodyguard katanya? Untuk apa? Andreas tidak butuh itu, lagipula dia bukanlah anak kecil yang harus diawasi. "It's joke, right?"

"No. I'm seriously."

"Please, Kek. Aku bukan bocah yang ngga tau jalan balik."

"Bukan begitu Andreas," Abbas menghentikan kalimatnya sejenak, "fakta bahwa kamu dari keluarga Abbas Frans Sanjaya, Kakek yakin akan ada oknum yang menunggu kamu lengah dan mau mencelakai kamu."

Apa yang diucapkan Kakeknya membuat Andreas berpikir keras, tidak, dia tidak menemukan jawaban dari maksud Kakeknya. Andreas menoleh ke arah Sofia yang sedari tadi hanya diam menyimak pembicaraan lalu kembali menatap Kakeknya. "Terus, bodyguard aku cewek, Kek? Ngga salah?"

Abbas mengembuskan napas pelan. "Jangan meremehkan Sofia. Kamu cuma belum tahu dia."

Andreas berdecak. "Aku cowok dan bodyguard aku cewek? Wow! Cerita yang menarik. Aku ngga sabar dengar cemoohan temen-temen nanti."

"Andreas, keselamatan yang diutamakan, bukan gengsi yang kamu besarkan."

Mulai lelah dengan segala ucapan Kakeknya, Andreas bangkit dan berjalan keluar meninggalkan ruangan Kakeknya tanpa sepatah kata, rasanya dia tidak ingin mendengar apapun mengenai hal ini.

Melihat kepergian Andreas, Abbas memberi kode kepada Sofia untuk mengikuti kepergian cucunya itu. Sofia menundukkan kepalanya lalu berjalan keluar, menyusul langkah Andreas.

***

"Oh God! Tinggal di sini cuma nambah beban hidup." Andreas menggerutu setelah menutup pintu ruangan kakeknya.

Setelah beberapa langkah kepergiannya, Sofia menyusul dari belakang, ternyata Andreas belum pergi jauh. Menyadari keberadaan Sofia, membuat Andreas menoleh. Dia menatap Sofia yang berdiri tegap dengan kepada sedikit menunduk, Andreas lama menatap gadis itu.

"Jangan bilang lo mau ikutin gue."

Sofia menundukkan kepalanya. "Hari ini saya resmi menjadi bodyguard Tuan Andreas."

Andreas mengembuskan napas lelah. "Gue mau main, lo ngga perlu ikut."

"Tidak bisa, Tuan. Tugas saya adalah menemani Tuan kemana pun."

Andreas memicingkan matanya. "Terus kalo gue mau ke toilet, lo ikut juga, gitu?"

"Itu pengecualian, Tuan."

"Tch," Andreas berdecak kesal. Perempuan ini sudah seperti robot dari cara berbicaranya. Bagaimana bisa dia bertahan dengan robot yang akan selalu ada di sampingnya? Tidak, Andreas tidak sanggup bahkan untuk membayangkannya, "terserah, deh."

Sofia's MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang