BAB 14

9 1 0
                                    

🌼Happy Reading🌼

Sofia menikmati angin malam yang menerpa wajahnya, menerbangkan beberapa helai rambut panjangnya. Suasana malam ini sangat mendukung dirinya untuk keluar dan menikmati alam sekitar.

Di pangkuan Sofia sudah ada gitar kayu yang sudah agak tua. Jemari cantiknya mulai memetik senar, mengeluarkan suara kemudian menjadi alunan musik. Hal itu membuat Sofia hanyut dalam suasana yang dia ciptakan, dia juga menyanyikan lirik lagu, menyesuaikan suasana.

Sementara di tempat lain, Andreas melihat Sofia dari balkon kamarnya. Gadis itu duduk di kursi panjang dari kayu di halaman rumah, ditemani gitar. Dia memperhatikan Sofia dan samar-samar mendengar suara gadis itu, dari kejauhan suaranya terdengar halus.

I wish I was who you drunk texted at midnight

Wish I was the reason you stay up 'til 3
And you can't fall asleep
Waiting for me to reply

I wish I was more than just someone you walk by
Wish I wasn't scared to be honest and open
Instead of just hoping
You'd feel what I'm feeling inside
...

Andreas benar-benar sengaja berada di balkon kamarnya, tanpa ada keinginan pergi, laki-laki dengan t-shirt putih polos dipadu celana pendek hitam itu tersenyum, melipat kedua tangannya di depan dada. "Jamet mana yang sakitin lo, Sofia?" ujarnya sembari menggeleng pelan.

"By the way, enak juga suaranya," gumam Andreas tanpa memalingkan dirinya dari Sofia.

Andreas lantas merogoh saku celana pendeknya, mengeluarkan benda pipih kesayangannya lalu mencari kontak Sofia, menelponnya. Andreas bisa melihat Sofia tengah mengangkat panggilannya, gadis menoleh ke tempatnya berada.

"Lo bisa ke rooftop sekarang?"

'Baik, Tuan.'

"Gue tunggu, ngga perlu pake setelan resmi, bawa aja gitar lo ke atas."

Andreas mematikan sambungan teleponnya secara sepihak, dia melihat Sofia melakukan hal yang sama, Andreas memberi kode dengan menunjuk ke atas, setelahnya dia berlalu pergi.

***

Sofia terengah-engah, dia berlari dari rumah menuju kediaman Andreas demi memenuhi panggilan Tuannya. Sampai di rooftop, Sofia melihat keberadaan Andreas, dia duduk di bangku taman terbuat dari besi. "Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya Sofia, sesuai permintaan Andreas, Sofia membawa gitarnya.

Andreas bangkit. "Lo bisa main gitar lo di sini."

Sofia mengerutkan keningnya. "Jadi, Tuan ingin saya bermain gitar? Di hadapan Tuan?"

Andreas mengangguk singkat, dia melipat kedua tangannya di depan dada. "Bukan cuma main gitar, gue juga mau dengar lo nyanyi. Apa lo keberatan?" ucapnya, Andreas melihat Sofia yang terdiam kemudian mengangguk, senyum Andreas terbit seketika.

"Sekarang lo duduk!" titah Andreas, dia mendorong pelan bahu Sofia agar menuju bangku dari besi yang sebelumnya dia tempati. Saat gadis itu telah duduk dengan nyaman, barulah Andreas bergabung di sebelahnya.

"Mm, Tuan ... lagu apa yang ingin Tuan dengar?" tanya Sofia, dia menjadi sedikit gugup. Apakah karena ini pertama kalinya dia akan bernyanyi di hadapan seseorang selain ayah dan rekan kerjanya? Sofia merasa jari-jarinya dingin.

Sofia's MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang