🌼Happy Reading🌼
Hari ini sekolah tengah senggang, beberapa guru tidak masuk kelas, hal itu menjadi sesuatu yang disukai banyak murid, karena ini kesempatan menghabiskan waktu dengan bebas. Banyak dari mereka yang memilih untuk tidur, ke kantin, bermain bola di lapangan atau melakukan hal menyenangkan lainnya.
Seperti Sofia, katena di kelas terlalu berisik, dia memilih menyendiri di rooftop yang sebelumnya pernah dia datangi. Sofia mendapatkan ketenangan setelah sekian lama. Keberadaannya di rooftop bukan semata-mata untuk menghindari keramaian melainkan mengawasi Andreas yang tengah bermain bola.
Dari atas bangunan ini, Sofia bisa melihat Andreas dan teman-temannya, tidak lupa Sofia juga memantau lewat jam tangan digitalnya, keadaannya masih aman.
"Sofia!" seru seseorang, hingga membuat Sofia merasa terpanggil dan menoleh seketika.
Billa sedikit berlari menuju Sofia, kedua tangannya penuh membawa beberapa plastik berisi makanan. Saat sampai di dekat Sofia, gadis itu duduk lalu menaruh beberapa bawaannya di lantai.
"Gue beliin bakso yang waktu itu gue ceritain," kata Billa antusias. Dia mengeluarkan dua porsi bakso lengkap dengan mangkok styrofoam, sendok dan garpunya.
Sofia terkejut karena Billa benar-benar memberinya kesempatan untuk mencoba makanan yang diceritakannya.
"Ini buat lo, sambalnya gue minta dipisah, gue juga udah beli minumnya, jadi lo ngga perlu khawatir," tutur Billa, "ayo, dicobain, deh."
"Lo bilang bakal ngajak gue ke tempatnya, tapi ini malah dibeliin."
Billa terkekeh pelan. "Mumpung sekolah lagi free jadi gue pesan antar aja, lumayan dekat juga tempatnya."
Sofia mengangguk mengerti. "Gue cobain, ya," Sofia memasukkan satu buah olahan daging berukuran kecil ke mulutnya, mengunyahnya perlahan sembari merasakan cita rasanya. Kedua alisnya terangkat, wajahnya menunjukkan ekspresi takjub, "wah! Ini enak banget!"
"Tuh, kan! Gue bilang juga apa? Tapi lo hati-hati habis makan ini, bisa-bisa lo mules-mules kayak gue kemarin," kelakar Billa membuat Sofia tertawa pelan.
"Makasih banyak, ya, Bill," ucap Sofia tulus.
Billa berdecak pelan. "Santai aja, kita nikmatin bakso super enak ini!"
Sofia tersenyum, perlahan tetapi pasti, Sofia melirik jam digital di pergelangan tangannya secara diam-diam. Tidak ada alarm adanya keberadaan musuh. Sofia jadi berpikir keras, jika apa yang dicurigainya benar tentang sosok Billa, bagaimana bisa jam di pergelangan tangannya tidak menunjukkan keberadaan musuh?
Di sana hanya ada dua titik, yaitu warna biru dan hijau. Biru adalah milik Sofia dan hijau, di simbolisasikan sebagai orang yang tidak berbahaya. Apakah ada sistem yang salah pada jam tangannya?
"Oh iya, Sofia. Lo bakal ikut perkemahan, kan? Gue dengar semua murid wajib ikut," tutur Billa mengingat pengumuman dari wali kelas sebelumnya.
Sofia mengangguk. "Itu artinya ngga ada alasan buat gue ngga ikut. Lo ikut?"
"Iyaa, nih. Padahal sebenarnya gue ngga cocok sama dingin. Perkemahan nanti diadakan di pegunungan, bayanginnya aja pasti dingin banget," ungkap Billa diakhiri tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sofia's Mission
Tienerfictie(ON GOING) *Cerita yg asli hanya ada di WATTPAD* *** Sofia Irena mendapat misi menjadi bodyguard seorang Andreas Sanjaya. Lelaki tampan yang terkenal pembuat onar, Andreas terlahir dengan sendok emas di mulutnya. Karena status keluarganya, Andreas t...