BAB 13

7 2 0
                                    

🌼Happy Reading🌼

Pagi hari seperti biasanya, hanya saja, ketika  melewati beberapa koridor kelas, Sofia merasakan atmosfer suasana yang berbeda. Seolah tubuhnya mempersiapkan diri untuk sesuatu, Sofia mencoba untuk tidak berpikiran yang negatif di pagi hari yang cerah ini.

Sofia berjalan seorang diri, karena Andreas sudah memberinya kabar jika dia akan berangkat bersama teman-temannya, Andreas juga memintanya untuk tidak melaporkannya kepada Abbas, kakeknya.

Sofia sudah memasuki koridor tempat kelasnya berada, dia sedikit bingung melihat banyak murid berkumpul di sekitar koridor, tidak begitu terlihat perkumpulannya, mereka seperti tengah menantikan sesuatu.

BYUURR

Sebuah ember berisi air tumpah dan membasahi Sofia, hal itu membuatnya terkesiap. Dia menjadi tontonan bagi orang yang melihat. Jadi, inilah pertunjukannya, pantas saja mereka menantikannya.

Sofia mengusap seragamnya, dia reflek mengangkat wajah, melihat adanya tali yang diikat di tiang satu ke tiang bangunan lainnya, juga sebuah ember warna hitam berukuran sedang. Sofia tidak menyadari akan terjadi trik remeh ini dan dialah yang menjadi targetnya.

Lyra dan Manda tertawa keras di balik dinding, Lyra melepas tali yang menghubungkannya dengan ember di atas, mereka menghampiri Sofia dengan kedua lengan yang dilipat, disusul Baron dan Bian.

"Yaah ... basah, deh, seragamnya," ejek Lyra, dia menampilkan mimik sedih yang dibuat-buat.

"Akibat songong sama kita-kita, ya, gitu," timpal Manda.

Tidak ada kata yang terucap dari mulut Sofia. Gadis itu bungkam seribu bahasa, hanya memandang keempat murid di depannya.

"Ini belum seberapa, Sofia. Baiknya lo persiapin diri lo atau pergi jauh-jauh dari kehidupan kita," ujar Lyra memperingati.

Seandainya Lyra tahu jika peringatan itu tidak berarti apa-apa bagi Sofia. Bagi Sofia, Lyra tidak mempunyai hak atas hidupnya dan Sofia tidak takut oleh ancamannya.

Di tempat lain, Andreas melihat kejadian itu. Sebenarnya dia mengetahui ini akan terjadi, karena semalam mereka membicarakannya di grup chat.

Teman-teman Andreas mengatakan, jika mereka ingin bermain bersama bodyguard-nya. Hal itu pun langsung mendapat persetujuan tanpa pikir panjang. Dengan syarat, Andreas tidak ingin terseret, dia akan menonton saja.

"Sofia?!" ucap seseorang yang baru saja melewati Andreas.

Andreas mencegah Ervin saat lelaki itu mencoba pergi menghampiri Sofia. "Kalau lo mau nolongin Sofia, jangan sekarang," katanya memperingati.

Ervin menoleh dan menatap Andreas tidak suka. "Terus? Lo di sini nonton, doang?" Ervin menggeleng tidak percaya, "gue tau, Sofia cuma bodyguard lo, tapi setidaknya lo lihat dia sebagai siswi biasa, sebagai teman sekelas lo. Apa lo ngga iba lihat dia dirundung sama temen lo sendiri? Bahkan pacar lo sendiri?!" sungutnya kesal, tanpa persetujuan Andreas, Ervin menyingkirkan tangan sahabatnya yang berusaha menghalanginya.

Andreas tertegun mendengarnya, dia memandang kepergian Ervin yang meninggalkan rasa tidak nyaman padanya. Mengapa terasa menyakitkan? Apakah karena itu faktanya? Sekarang Andreas merasa menjadi seorang pengecut, karena  semua yang dikatakan Ervin itu benar.

***

Setelah apa yang terjadi, Sofia tidak memasuki kelas, sepertinya dia akan pergi membolos untuk pelajaran pertama dan kedua. Langkahnya membawa tubuh mungil itu menuju rooftop, dia perlu mengeringkan seragamnya yang basah kuyup.

Sofia's MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang