🌼Happy Reading🌼
Perkemahan hari kedua, kegiatan hari ini akan sangat menyenangkan, para panitia sudah menyiapkan beberapa rundown acara. Mulai dari hiking, games dan free time, untuk malamnya akan diadakan api unggun.
Para murid telah berbaris sesuai dengan kelompok tenda mereka masing-masing, guna menerima beberapa aturan dalam hiking.
Bila baru saja bergabung dalam barisan di belakang Sofia. Vera yang menyadari anggotanya baru bergabung itu lantas menoleh, dia sebagai ketua kelompok mereka. "Bill, lo dari mana aja? Di tenda lo ngga ada," bisiknya sedikit dikeraskan.
Billa menampilkan deretan gigi putihnya. "Gue ke toilet bentar, sorry," balasnya dengan suara pelan.
"Lain kali izin, biar gue tau," ucap Vera memperingati.
Billa mengangguk sembari mengangkat satu ibu jarinya, disertai senyuman. Tidak lama, mereka semua fokus mendengarkan aturan yang tengah dibacakan oleh pak Kuntoro.
Di sisi lain, Sofia sedikit penasaran dengan Billa, dia belum menghilangkan rasa penasarannya pada gadis di belakangnya ini, tetapi Sofia tahu aturan mainnya, dia tidak boleh gegabah, apalagi langsung menyergap Billa. Biasanya musuh akan menunjukkan jati diri mereka jika kita tetap tenang sembari memikirkan beberapa rencana.
"Inti dalam permainan ini memang yang diutamakan adalah siapa kelompok tercepat, namun ada beberapa aspek lain yang juga jadi penilaian," tutur Pak Kuntoro.
"Yaitu kerja sama tim, kekompakan dan kepedulian sesama, pastikan anggota kalian lengkap sampai finish," lanjut Pak Kuntoro.
Setelah pak Kuntoro menyelesaikan kalimatnya dan membuka sesi tanya jawab, Baron dengan cepat mengangkat tangannya. "Kalau misalkan kelompok itu unggul, tapi sampai finish anggotanya kurang, gimana, Pak? Misalnya anggotanya tertinggal atau cedera, bagaimana?"
"Pertanyaan bagus, Baron!" seru Pak Kuntoro, "kelengkapan anggota sampai finish, itu jadi fokus utama. Apabila salah satu anggota kalian tertinggal karena cedera, segera lapor kepada panitia, untuk cedera ada toleransi, tapi jika ditinggal secara sengaja, kelompok itu dapat tanda hitam. Artinya gagal."
"Oh, ini easy!" celetuk Bian disertai senyuman sombong.
"Jangan asal bilang easy, Bian, Bapak tau kalian suka usil," balas Pak Kuntoro.
Bian tertawa renyah mendengarnya. "Engga, kok, Pak. Bian jadi anak baik, paling usilin kelompok lain dikit."
Pak Kuntoro menghela napas pelan, kelakuan anak-anak remaja ini terkadang jauh dari perkiraannya. "Baiklah, sekarang kita acak rutenya. Kelompok satu dari arah kiri, kelompok dua dari arah kanan."
Beberapa kelompok telah berlalu meninggalkan area perkemahan sembari membawa trash bag. Sebelumnya pak Kuntoro memberikan beberapa hal yang menjadi penilaian, salah satunya bagi kelompok yang membawa sampah paling banyak mendapat penilaian plus dari panitia.
Manda menghela napas pelan. "Kenapa harus bawa balik sampah, sih, Pak? Lagian, meskipun udah dibersihin sama kita, orang lain belum tentu menjaga kebersihannya."
Pak Kuntoro tersenyum mendapati pertanyaan muridnya. "Oleh karena itu, kita jangan sampai jadi orang lain yang tidak menjaga kebersihan, Manda. Kalau lingkungan menjadi bersih, yang kena dampaknya kita juga, gunung ini bisa lestari lebih lama."
Manda mengerucutkan bibirnya tanpa berkomentar lain, karena memang benar yang dikatakan pak Kuntoro, dia menerima trash bag lalu pergi menuju area hiking.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sofia's Mission
Ficção Adolescente(ON GOING) *Cerita yg asli hanya ada di WATTPAD* *** Sofia Irena mendapat misi menjadi bodyguard seorang Andreas Sanjaya. Lelaki tampan yang terkenal pembuat onar, Andreas terlahir dengan sendok emas di mulutnya. Karena status keluarganya, Andreas t...