Happy reading
Author POV
Setelah bel tanda istirahat berbunyi semua murid pun mulai berhamburan menuju ke kantin. Termasuk dua siswa laki-laki ini."Jay, gue aja deh yang antri. Lo disini jaga tempat oke?" Perintah Edo.
"Iya"jawab Wijaya seadanya.
"Hey,lo! Minggir! Ini tempat kita"ucap seseorang yang tiba-tiba datang menghampiri Wijaya.
Author POV end
Wijayya POV
"Hey, Lo! Minggir! Ini tempat kita" aku hanya melirik ke arah mereka.Awalnya aku mengabaikannya namun salah satu dari mereka tiba-tiba menarih kerah bajuku.
"Baru juga masuk udah berlagu Lo!" Bentaknya,semua orang mulai melihat ke arah kami."Ja-"
Dari sudut mataku aku melihat Edo yang seperti ingin menolongku, namun aku memberi kode untuk dia tetap diam.Aku kembali menoleh ke arah orang pencari ribut ini.
"Lepasin kerah baju gue!" Ucap gue. Bukannya melepaskan dia malah semakin mengencangkannya.
"GUA BILANG LEPAS,SIALAN" tanpa aba-aba aku menendang kakinya dan yah pegangannya terlepas.
Aku kembali merapikan pakaianku dan melihat ke arah mereka.
"Gue disini buat sekolah, bukan buat nyari ribut. Do, kita pindah!" Ucapku.
Bukan berarti aku kalah, aku hanya malah menjadi bahan perhatian mereka semua.
"Tuh orang bener bener gila. Sok banget jadi orang!" Ucap Edo sembari bergumam.
Akhirnya kami memutuskan untuk duduk di depan laboratorium bahasa.
"Air gue tadi mana?"tanyaku kepadanya.
"Nih" diapun menyodorkan air kepadaku.
"Lo ga beli makan, Jay?" Tanyanya.
"Ga, ntar aja lagian gue bawa bekel" jawab gue.
"Gue jangankan dibawain bekel. Dimasakin aja kagak pernah. Makanya gue suka nasi Padang." Sahut Edo dengan cengengesan hambarnya.
"Ntar bagi dua" sahutku.
"Apanya?"jawabnya.
"Makanan gue, gue mau Lo jadi juri masakan mamah gue" sahutku dengan senyum tipis.
"Lo kalau senyum cakep, Jay" ucapnya secepat kilat aku merubah raut wajahku.
"Hahahah gausah malu-malu gitu. Senyum aja kan kita temen!"ucapnya pede.
"Sejak kapan?"jawabku dengan muka sedikit meledek.
"Sejak pertama kita masuklah" sahutnya sewot.
"Iyadeh iya" jawabku.
Akupun kembali meminum minumanku. Saat aku sedang memperhatikan sekitar, tak sengaja aku melihat seseorang yang aku kenal.
"Bentar,do. Gue ke WC bentar" ucapku lalu berjalan menuju ke belakang sekolah.
"Hikss sakit banget tuhan" suara tangisan itu semakin lama semakin dekat.
Aku melihatnya. Rachel tengah menangis disana. Akupun perlahan menghampirinya dan duduk disebelahnya diapun mendonggak dan menoleh ke arahku.
"Ishh ngagetin! Hiks aku kira hiks siapa" ucapnya masih dengan isakan tangis.
"Kamu kenapa?"tanyaku.
"Gapapa" jawabnya berusaha tersenyum.
"Jangan bohong! Kenapa? Ada yang sakitin kamu?"tanyaku dan dia hanya menggeleng. Aku pun masih setia disampingnya hingga tangisannya mereda.
"Jatuh cinta itu sakit yah, Wijaya" celutuknya.
"Hmm?" Bingungku.
"Ketika kita mencintai seseorang,kita juga harus siap tersakiti."lanjutnya.
"Kamu suka sama seseorang?"tanyaku dan dia hanya mengangguk.
"Yah aku suka sama dia sejak pertama kali aku disini. Tadi aku confess ke dia dan aku dipermaluin. Aku malu, Wijaya ternyata dia punya pacar." Ceritanya lalu kembali menangis, akupun berinisiatif menenangkannya.
"Jangan nangis oke? Cowok di dunia ini masih banyak. Ga cuman dia aja. Kamu pasti dapetin yang lebih baik dari dia. Yang bisa jaga kamu dan ga nyakitin kamu."ucapku dengan senyuman dibibirku.
"Kamu ganteng kalau senyum"ucapnya polos.
"Makasih" sahutku.
Wijaya POV endTBC
Semoga suka
Jangan lupa voment
See you guys