Bab 12

26 8 1
                                    







Happy reading







Author POV
Panas terik matahari siang mengajak mereka untuk melaksanakan sholat Dzuhur di masjid terdekat.

"Guys, udah dulu mainnya kita sholat oke?" Ucap Edo sebagai perwakilan lalu Wijaya memimpin perjalanan ke masjid.

Tidak semua, karena anggota ANGGARA juga ada yang beragama non muslim seperti Hindu, Budha dan tentunya kristen baik Kristen Protestan maupun Katolik.

Setelah selesai melaksanakan sholat Dzuhur merekapun bersiap-siap untuk pulang kembali ke markas kecuali Ridho.

"Bu,saya izin pamit. Adek-Adek semangat belajarnya okey? Dan Lona? Saya cuman mau bilang kalau kamu lucu, dasar bocil" di telinga Lona itu bukanlah sebuah pujian biasa melainkan ejekan berkedok pujian.

"Dasar nyebelin" kesalnya lalu menoleh ke arah lain.

"Janji sama saya!" Ucap Wijaya sembari mengangkat jari kelingkingnya.

"Apa?" Bingung Lona.

"Kakak pengen disetiap kakak kesini kakak bisa liat senyum kamu" ucap Wijaya dan hanya dijawab anggukkan oleh Lona.

"Polos banget sih argh" dari dalam hati Wijaya berucap.

Kelingking mereka pun bertaut satu sama lain. Kelingking Lona yang lucu dan imut bertemu dengan tangan berurat dan besar milik Wijaya.

 Kelingking Lona yang lucu dan imut bertemu dengan tangan berurat dan besar milik Wijaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tangan kakak kasar!" Ucap Lona keceplosan.

"Nanti kakak alusin yah!"setelah sesi pamit pamitan merekapun pulang ke rumah masing-masing. Berbeda dengan Wijaya yang melangkah menuju ke markas.

Baru saja menampakkan kaki di markas tiba-tiba suara tembakan keras mengagetkannya.

"ANGKAT TANGAN!" Seorang bertopeng keluar dari semak semak.

Ternyata salah, mereka lebih dari satu. Namun yang menggunakan senjata hanya satu orang saja.

"Pengecut" batin Wijaya dengan smirk nya.
Author POV end






Wijaya POV
"Apa mau Lo?"Tanyaku santai.

"Gue mau Lo pergi dari sini, ini daerah gue dan Lo gada hak disini." Ucapnya dan dengan santai aku mendekatinya.

"JANGAN MENDEKAT!!"Namun sama sekali tak kutanggapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"JANGAN MENDEKAT!!"
Namun sama sekali tak kutanggapi.

Dor

Suara tembakan menggema di dalam markas tersebut. Tanpa aba-aba aku menyerang kakinya hingga dia terjatuh dan aku segera mengambil senjatanya.

 Tanpa aba-aba aku menyerang kakinya hingga dia terjatuh dan aku segera mengambil senjatanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka yang panik segera melangkah keluar namun..

Dor dor dor

3 tembakan dilepaskan oleh bang Devin dari belakangku mengenai kaki si pembawa senjata ini sementara yang lain telah melarikan diri.

"Bawa dia ke ruang introgasi"

Akupun mendekat kearahnya dan menyeretnya masuk ke dalam.

"Mengakulah siapa yang menyuruhmu, anak kecil?" Ucap bang Devin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mengakulah siapa yang menyuruhmu, anak kecil?" Ucap bang Devin.

"JAWAB" bentakku.

"Maaf, gue dari Anggota RAGAN" Ucapnya jujur

"Apa tujuanmu?"tanyak menatap matanya tajam.

"Menghabisimu, karna kau ketua ANGGARA yang baru sekarang"ucapnya lagi.

Akupun hanya mengangguk-angguk paham dan mengulurkan tangan ke arahnya dan membuatnya bingung.

"Jadilah mata mata bagi mereka" ucapku tegas.

"Tapi kan...."

"Mau atau gue laporkan ke pihak kepolisian atas penyerangan?" Tanya bang Devin.

"Baiklah,gue bakal jadi mata mata RAGAN" ucapnya lalu menjabat tanganku.

"Bagus! Sebentar gue bikin suratnya" ucapku lalu melangkah untuk mengetik surat pengesahan sementara dia sedang di check kakinya yang terkena tembakan.

"Sudah. Silahkan tanda tangan" ucapku lalu diapun menandatangani surat di atas materai tersebut.

"Kalau kamu sampai berkhianat, tau kan apa hukuman yang pantas buat kamu?" Tanyaku dan diapun mengangguk cepat.

Krukkk

"Hehe sorry gue lapar belum makan daritadi" ucapnya sedikit memelas.

Akupun memberikannya roti dan diapun segera memakannya dengan lahap.

"Gue masuk RAGAN karna dulu si Regan ga separah sekarang. Dulu gue temen dia tapi sekarang? Gue babunya. Gue dari dulu pengen keluar tapi, gue takut keselamatan Adek gue terancam. Apalagi kalau gue kerja sama sama kalian" ucapnya lirih sembari memakan roti pemberianku.

"Kamu punya kita, kamu bagian dari kami sekarang. Kami akan menjamin kamu sama Adek kamu bakal aman sama kami." Ucap bang Devin meyakinkan.

"Makasih yah, oh iya boleh aku tidur disini?" Dalam sekejap aku dan bang Devin saling menoleh dan mata kami seumpama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makasih yah, oh iya boleh aku tidur disini?" Dalam sekejap aku dan bang Devin saling menoleh dan mata kami seumpama.menyampaikan hal yang sama.
Wijaya POV end



























TBC
Semoga kalian suka
Jangan lupa voment
See you guys

ANGGARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang