Bab 11

21 10 10
                                    



Happy reading


Author POV
Saat Wijaya dan anggota ANGGARA beserta anak anak panti sedang asik makan muncul seorang anak perempuan dari arah pintu depan.

"Assalamualaikum"ucapnya sembari menunduk menaruh sendalnya.

"Ibu, Lona liat di depan kok sepatunya ban-" dia kaget melihat ramainya orang di dalam dan pandangannya tertuju ke satu orang yang memperhatikannya dengan intens.

"Eh maaf, Lona gatau lagi ada orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh maaf, Lona gatau lagi ada orang. Permisi"ucapnya lalu berlalu ke belakang.

"Lucu" gumam seseorang di antara keramaian itu.

Sementara itu, Lona yang baru datang pun langsung menerjang ibu panti.

"Ibu, ihh Lona malu" Ucapnya di pelukan Bu Siti.

"Kenapa sayang?"tanya Bu Siti.

"Lona gatau kalau lagi rame orang, Lona malu. Mana kakak yang pake baju item tadi itu liatin Lona segitunya Lona malu,Bu" ceritanya panjang lebar.

"Udah gapapa, sayang. Lagian itukan temennya Bang Ridho"jelas Bu Siti.

"Temennya Abang Ridho? Kok serem semua sih? Apalagi yang tadi" ucapnya.

Bu Siti hanya menggeleng melihat kelakuan salah satu anak asuhnya ini.

"Permisi,Bu" ucap seseorang membuat fokus kedua orang itu teralihkan.

"Iya kenapa, nak?"tanya Bu Siti.

"Adeknya belum kebagian kan ya? Nih buat Adek"ucapnya lalu memberikannya kepada Lona dan dengan tangan gemetar Lona menerimanya.

"Ma-makasih,kak" ucapnya kaku.

"Dia pemalu, nak. Jadi suka gugup kalau baru ketemu orang baru." Ucap Bu Siti.

"Oh gitu yah, Bu"

"Hmm hai,kenalin nama abang Wijaya Algendra. Kamu boleh panggil apa aja" ucap Wijaya memperkenalkan diri.
Author POV end

Lona POV
Aku melihat sebuah tangan tepat di depan mataku.

"Nama kamu? Siapa?"tanya orang di hadapanku ini  yang bernama Wijaya.

"Aku Lona Putri Diansyah, Kak Wijaya" ucapku lalu menerima uluran tangannya sebentar.

"Aku Lona Putri Diansyah, Kak Wijaya" ucapku lalu menerima uluran tangannya sebentar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lona Putri Diansyah

"Kak? Kamu mau manggil aku dengan sebutan kak?"tanyanya dan kubalas dengan anggukan.

"Khusus buat kamu gapapa. Yaudah kakak mau ke dalam dulu,ya.  Mau ikut?"tanyanya.

"Bawa aja,Nak. Disini dia ganggu ibu daritadi" ucap Bu Siti dan membuatku langsung menatap tajam ke arahnya namun Bu Siti hanya cekikikan pelan.

"Yaudah,yuk ikut kakak!" Ajaknya lalu menggandeng tanganku.

"Kami kelas berapa sekarang?"tanyanya kepadaku.

"Baru mau naik ke kelas 6,kak" jawabku.

"Owhh beda dua tahun berarti kita." Ucapnya.

"Kakak kelas 8?" Tanyaku.

"Iyah,kakak kelas 8. Nanti kamu sekolah di SMP kakak biar sambil kakak jagain" ucapnya dengan muka pedenya.

"Ga ah, gamau. Gamau dijagain aku bisa sendiri." Ucapku.

"Biarin, terserah kakak wlee" ejeknya.

Aku yang kesalpub memukul bahunya cukup kencang dan dia hanya terkekeh pelan.

Aku yang kesalpub memukul bahunya cukup kencang dan dia hanya terkekeh pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aduh ga berasa? Kamu pake kekuatan ga sih?" Ejeknya lagi.

"KAK WIJAYA IH!! NGESELIN!!" Kesalku lalu meninggalkannya sembari menghentakkan kaki kesal.

Saat aku mengambil posisi yang nyaman tiba-tiba dia datang kembali dan duduk di sebelahku.

"Kakak ih jangan mepet ke aku!" Kesalku.

"Terserah kakak, siapa suruh ninggalin kakak. Jahat kamu!" Adunya dengan muka yang dibuat supaya terlihat menyedihkan.

"Akting terus huu!" Kesalku.

"Woy, baru juga Dateng dah mepet aja Lo!" Ucap seseorang yang mungkin teman temannya bang Ridho yang lain.

"Berisik, Edo! Dah sana Lo Jan ganggu gue!"Ucap kak Wijaya.

"Bilang aja kalau mau ngebet anak sini. Alhamdulillah sih akhir kulkas berjalan rusak" ejeknya lalu lari terbirit-birit melihat muka kak Wijaya yang menampakkan aura tak bersahabat.

 Alhamdulillah sih akhir kulkas berjalan rusak" ejeknya lalu lari terbirit-birit melihat muka kak Wijaya yang menampakkan aura tak bersahabat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akupun berinisiatif mengelus tangannya.

"Udah,kak. Sabar aja oke?" Ucapku dengan senyum manis dibibirku.

"Ternyata dia ga semenyeramkan itu" batinku.
Lone POV end

















TBC
Jangan lupa voment
Semoga kalian suka
See you,guys

ANGGARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang